Cerita Dewasa Terbaru – cerita mesum hot adalah cerita panas Agnes, yaitu mahasiswi kejuruan yang sedang melaksanakan KKN disebuah desa. Dia adalah gadis cantik berjilbab. Disatu kelompoknya agnes ini bisa dibilang cewek yang paling cantik, dengan kerudung yang selalu menghiasi keindahan wajahnya. Dibalik kerudungnya agnes mempunyai tubuh yang sangat ideal. Dia memiliki payudara dan pantat yang sangat padat. Namun semua keindahan itu tertutupi oleh kerudungnya. Dia juga jarang menggunakan pakaian yang setrit-setrit jadi tubuh agnes yang sebenarnya sangat seksi ini tidak pernah terlihat. Anak muda didesa tempat agnes KKN terkadang juga menggoda agnes, tapi dengan baik agnes membalas godaan dari anak muda didesa dengan senyuman manisnya. Kelompok agnes ada 5 orang, 2 cowok dan tiga cewek tapi semuanya terpisah karena mereka dibagi satu orang per satu dusun. Naah satu mahasiswa didampingi oleh satu perangkat desa tersebut. Agnes kebagian didampingi oleh pak sarta. Laki-laki yang sudah lumayan tua, sekitar 55 tahun umurnya dan wajahnya juga jelek sekali. Dia sudah mempunyai istri dan anak, tapi istrinya dan anaknya jarang dirumah. Anaknya sekolah dikota dan istrinya sering keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Jadi pak sarta ini sering sendirian berada dirumah. Saking cantiknya agnes, pak sarta sering melirik-lirik tubuh agnes. Kelihatan dari raut wajah pak karta dia seperti nafsu dengan agnes. Setiap mendampingi agnes, mata pak sarta tak lepas dari tubuh agnes.
Pak sarta memandangi setiap lekuk tubuh agnes. Pada suatu hari agnes berniat untuk menuju kerumah pak sarta. Agnes tidak mengetahui kalau pak sarta sedang dirumah sendirian, karena istrinya sedang berada diluar kota dan tidak pulang seminggu untuk mengurus bisnisnya. Entah kenapa waktu itu agnes menggunakan pakaian yang tidak biasanya, agnes waktu itu menggunakan baju yang agak setrit tapi dia tetap memakai kerudungnya. Mungkin karena sedang tidak praktek dia menggunakan pakaian begitu. Dia berniat untuk meminta data penduduk dusun yang menjadi tempat dia KKN. Dan setelah bersiap-siap agnes pun langsung menuju rumah pak sarta. Sampai dirumah pak sarta “Took…took…took..” agnes mengetuk pintu rumah pak sarta. Dan tak lama pak sarta keluar dan membukakan pintu untuk agnes “Ohh.. agnes, silahkan masuk nes” ajak pak sarta. Dan agnes pun langsung masuk rumah pak sarta. “Silahkan duduk nes” ujar pak sarta. Kemudian agnes duduk dan terjadilah perbincangan antara pak sarta dan agnes. Pak sarta terlihat membuka sebuah buku data penduduk dusun itu dan memberitahukan semua yang agnes ingin tau. Tapi waktu itu pandangan pak sarta tak pernah lepas dari buah dada yang menonjol dari agnes. Saat itu pak sarta sudah nafsu dengan penampilan agnes yang berbeda dengan biasanya. Dan tak lama pak sarta menawarkan minum kepada agnes. Sempat agnes menolak tapi pak sarta tak menghiraukannya dan langsung mengambilkan minum untuk agnes. Maka setelah mambulatkan tekadnya, Pak Sarta berdiri dari duduknya. “Tunggu sebentar ya Mbak, Bapak ambilkan minum dulu.” Kata Pak Sarta sambil berlalu.
Agnes sempat mencegah, tapi Pak Sarta sudah terlanjur masuk ke ruangan sebelah dalam. Hampir sepuluh menit lamanya Pak Sarta di ruangan dalam, terdengar suara berkelontangan seperti benda logam jatuh ke lantai. Pak Sarta kemudian keluar sambil membawa dua buah gelas berisi teh hangat yang masih mengepulkan uapnya. “Jadi ngerepotin nih Pak..” Agnes tersenyum malu sambil menerima gelas yang disodorkan padanya. “Ah.. cuma air teh ini..” jawab Pak Sarta sambil tersenyum aneh. “Diminum Mbak.” “Eh.. iya Pak..” kata Agnes yang tidak menaruh curiga sedikitpun. Dia memang sebenarnya sudah haus karena obrolan panjang lebar tadi. Diminumnya seteguk air teh dari gelasnya, rasa hangat mengalir di dalam tenggorokannya. Tanpa disadari, Pak Sarta tersenyum memandang setiap gerakan Agnes. Agnes kemudian minum beberapa teguk lagi membuat isi gelasnya berkurang separuh. Mereka kemudian meneruskan membahas data-data desa, tapi perlahan Agnes mulai merasakan ada yang salah dengan dirinya. Matanya sekarang mulai menjadi berat sekali, tubuhnya pun mendadak menjadi lemas dan pandangannya mulai mengabur membuat pemandangan yang ada di sekelilingnya menjadi bayangan abu-abu samar. Dalam keadaan itu, Agnes sempat melihat Pak Sarta terenyum lebar padanya sebelum akhirnya Agnes terkulai pingsan di meja. Agnes tidak tahu apa yang dilakukan oleh Pak Sarta di dalam. Pak Sarta, yang didorong oleh keinginan nafsu liarnya, mencampurkan obat tradisional yang tidak berbau dan berasa ke dalam minuman Agnes. Pemandangan payudara Agnes yang indah yang dilihatnya lewat kerah kaos Agnes karena jilbabnya sedikit tersingkap membuat dorongan seksualnya bangkit dengan sangat menggebu, hal itu yang membuatnya nekad melaksanakan rencana dadakan yang disusunnya dalam sekejap..
Perlahan Agnes membuka matanya, kepalanya masih terasa berat, pandangannya masih kabur, membuatnya tidak bisa melihat dengan begitu jelas. Agnes hanya merasa keadaannya sekarang menjadi tidak biasa. Dia merasa saat ini sedang terbaring terlentang di atas sesuatu alas yang agak keras, semacam kasur tua yang sudah tidak bisa menahan berat badan secara sempurna. Dirasakannya pula posisi tangan dan kakinya seperti terlentang ke empat arah yang berbeda. Saat kesadarannya pulih sepenuhnya barulah Agnes terkejut bukan main. Dia berada dalam sebuah kamar tertutup. Tubuhnya terbaring di atas sebuah ranjang kayu beralas kasur tua dengan posisi tangan dan kaki terpentang ke empat penjuru membuat tubuhnya seperti membentuk sebuah huruf X di atas kasur. Agnes mencoba menarik tangan dan kakinya tapi tidak bisa. Dia baru sadar kalau kaki dan tangannya diikat oleh seutas tali yang ditambatkan pada pingiran ranjang. Tali itu meregang kuat sekali merentangkan tangan dan kakinya sehingga membuat Agnes nyaris tidak bisa bergerak. Agnes perlahan merasakan hembusan angin seperti membelai langsung pada kulit pahanya. Seketika dia menjerit, rok panjangnya ternyata sudah tersingkap sebatas pinggang menampakkan kulit paha yang begitu mulus terawat dan juga celana dalam merah berenda menutupi memek Agnes yang terlihat menggembung dibalik celana dalam itu. Kaosnya pun juga turut tersingkap sehingga payudaranya yang lumayan besar berukuran 38 dan terbalut BH merah itupun juga terlihat dan jilbabnya sudah disampirkan kepundaknya. Sungguh sebuah pemandangan yang menggugah birahi, gadis alim berjilbab namun auratnya terlihat jelas. Agnes meronta kuat-kuat mencoba menarik tali yang mengikat tangan dan kakinya, tapi sia-sia, tali itu terlalu kuat untuk tenaganya yang terbatas. “TOLONG!” Agnes menjerit sekuat tenaga.dengan harapan ada yang akan datang menolongnya. “TOLONG!” Agnes kembali berteriak sekuatnya sampai tenggorokannya seakan pecah. “To……” Sekali ini teriakan Agnes berhenti di tengan jalan ketika dilihatnya Pak Sarta masuk ke kamar dan menutup pintunya pelan nyaris tanpa suara. “Eh.. sudah bangun ya Mbak..” katanya seolah tidak terjadi apa-apa pada Agnes. “Apa maksudnya ini Pak..? Kenapa saya dibeginikan..?” Agnes bertanya dengan nada bergetar.
Rasa takut mulai menjalari tubuhnya membuat badannya gemetar. Pak Sarta dengan santainya duduk di tepi ranjang tepat di samping Agnes. “Tidak apa Mbak, Bapak tidak akan menyakiti Mbak Agnes kalau Mbak Agnes tidak melawan.” Kata Pak Sarta kalem sambil menyeringai seperti seekor srigala lapar menghadapi mangsanya. “Bapak cuma minta sesuatu dari Mbak Agnes.” Tubuh Agnes seperti disengat listrik, Pak Sarta berkata demikian sambil membelai- belai pahanya yang putih dengan gerakan lembut, seolah sangat menikmati setiap jengkal kulit paha Agnes yang mulus. “Jangan Pak.. jangan.. atau saya akan teriak.” Agnes mencoba mengancam. “Teriak saja Mbak. Bapak tidak keberatan kok..” Pak Sarta berkata kalem. “Tapi Bapak yakin tidak ada yang mendengar Mbak teriak.” “TOLONG!” Agnes melaksanakan ancamannya. “TOLONG SAYA!” Tapi setelah berkali-kali berteriak sampai serak, tidak ada sesuatupun yang yang datang menolong gadis berjilbab cantik ini, tidak ada yang datang untuk menolongnya. Jangankan manusia, hewanpun tidak ada yang lewat di sekitar situ. Agnes makin putus asa. Benar kata Pak Sarta, sampai suaranya habis tidak ada satupun yang menolongnya. Perlahan Agnes mulai tegang dan ketakutan, air matanya meleleh karena putus asa. “Benar kan Mbak.. tidak ada yang dengar..” kata Pak Sarta penuh kemenangan. “Saya ini Sekretaris Desa Mbak, orang kedua setelah Pak Kades, jadi saya punya pengaruh di sini, warga di sini tahu siapa saya, karena itu mereka tidak akan berani ikut campur apapun yang terjadi di rumah saya.” Kata-kata itu bagai vonis kematian bagi gadis berjilbab ini. Ketakutannya makin menjadi-jadi, dia makin putus asa sehingga tidak bisa lagi berpikir jernih. “Jangan Pak.. Ampun… jangan sakiti saya.”
Baca Juga Cerita Tante Girang : GESEKAN MEMEK ISTRI TEMANKU dan AKU DENGAN TANTE ANNE
Agnes hanya bisa menohon dengan nada memelaskan. “Bapak kan sudah bilang Mbak, kalau Mbak menurut, Bapak nggak akan menyakiti Mbak.” Kata Pak Sarta sambil pelan-pelan membelai jilbab dan wajah Agnes. “Bapak sudah seminggu lebih ditinggal istri Mbak, Bapak cuma minta Mbak mau Bapak ajak begituan.” Katanya sambil menunjuk ke arah selangkangan Agnes. “Jangan Pak.. Jangan.. Jangan lakukan itu.. saya mohon..” Agnes menangis sejadi-jadinya. Tapi Pak Sarta yang sudah kehilangan akal sehatnya makin tidak sabar menghadapi Agnes yang melawan. Maka dia segera naik ke atas ranjang. Dengan gerakan pelan dia mulai menyobek kaos Agnes dan menyingkapkannya ke samping. Seketika itu payudara Agnes yang masih terbungkus BH merah tipis mencuat menggemaskan. Agnes terbaring dengan tubuh hanya tertutup BH dan celana dalam tipis. “Ohh.. puting yang baguss..” kata Pak Sarta tanpa menghiraukan tangisan Agnes. Perlahan diremasnya payudara Agnes dari luar. Agnes menegang merasakan sentuhan tangan Pak Sarta yang kasar pada kedua belah payudaranya. Selama ini hanya teman sekelasnya saja yang pernah menyentuh payudaranya dan itupun dulu sewaktu dia masih SMA. Sekarang seorang laki-laki tua, buruk rupa dan tidak tahu diri yang melakukannya. “Ohhh.. puting yang lembut.” Ujar Pak Sarta dengan ekspresi begitu menikmati setiap jengkal payudara Agnes. Lalu tangannya merogoh ke dalam mangkuk BH Agnes dan meremas payudara itu dengan lembut. “Oohh….” Agnes merintih lirih saat tangan Pak Sarta benar-benar menyentuh payudaranya. Sebuah sensasi menyenangkan segera menjalari tubuhnya yang menegang. “Ohh.. lembut sekali..” Pak Sarta mengomentari payudara Agnes. “Mimpi apa ya semalam, bisa dapat puting gadis berjilbab sebagus dan selembut ini?” gumamnya tidak jelas. Agnes hanya bisa menangis mendapat perlakuan buruk itu. Remasan tangan Pak Sarta pada payudaranya terasa menyakitkan, tapi herannya Agnes juga merasakan sebuah perasaan aneh. Perasaan yang mengatakan sentuhan tangan ini berbeda dengan sentuhan tangan temannya dulu, karena itu meskipun mulutnya menolak, tapi tubuh dan pikirannya berkata lain. Perasaan itulah yang menyebabkan Agnes membiarkan perlakuan Pak Sarta pada payudaranya.
“Ohh.. sekarang kutangnya dibuka ya Mbak..” kata Pak Sarta pelan. Agnes hanya diam saja mendengarnya. Sebagian pikirannya sudah mulai dirasuki nafsu birahi yang perlahan meninggi. Melihat hal itu Pak Sarta makin bersemangat, dengan satu sentakan kasar, BH Agnes ditariknya sampai putus. Sekarang payudaranya mencuat telanjang, begitu putih, mulus dan kenyal siap untuk dinikmati oleh Pak Sarta. “Ohhh.. “Pak Sarta terpesona mengagumi bentuk payudara Agnes yang indah. “Ini baru yang namanya puting.. sudah montok, putih, mulus pula..” Lalu pelan- pelan dirabanya kedua belah payudara mulus itu, kemudian dengan gerakan seperti orang mencuci kaos, payudara Agnes diremasnya dengan kekuatan penuh. “Ahhk..” Agnes menegang, tubuhnya melengkung ke atas membuat payudaranya makin membukit, hal itu tidak disia-siakan oleh Pak Sarta, dia makin gencar meremas-remas payudara Agnes. Lalu pelan-pelan giliran bibirnya yang berkumis tebal yang maju, dengan gerakan lembut, dijilatinya kedua puting payudara Agnes dengan lidah dan bibirnya, sesekali dikulumnya puting payudara itu seperti gerakan bayi yang minum susu ibunya. Gerakannya sangat lembut membuat Agnes terlena. Perlahan desahan nafasnya mulai tidak teratur, gerakannya juga mulai liar. Beberapa kali Agnes melenguh penuh perasaan saat bibir Pak Sarta mengulum puting payudaranya. Perlahan Pak Sarta mulai mengarahkan sentuhan tangan dan bibirnya ke bagian bawah tubuh Agnes menyusuri perut Agnes yang licin dan berhenti di selangkangan Agnes yang terkuak lebar.
Perlahan digosoknya begian selangkangan Agnes dengan jarinya, sentuhan jari pada bibir vaginanya membuat Agnes menjerit tertahan. “Bapak pingin tahu nih gimana sih bentuknya tempik cewek kota.” Maka dengan gerakan kasar, Pak Sarta merobek celana dalam Agnes, celana itu sangat tipis dan nyaris transparan sehingga tidak perlu tenaga besar untuk merobeknya. Sekarang Agnes sudah sempurna bertelanjang bulat. “Uoohh..” Pak Sarta terpana melihat belahan bibir vagina Agnes yang masih sempurna,dihiasi oleh jembut yang tipis. “Tempiknya bagus bangeet.. Mbak pasti belum pernah ngentot ya.. tempiknya masih bagus nih..” Agnes menggeleng ketakutan, dia memang belum pernah melakukan hubungan badan. “Belum pernah ngentot? Kalau bagitu bapak beruntung bisa memperawani cewek kota yang secantik Mbak.” Kata Pak Sarta dengan senyum puas. Dia lalu menunduk menempatkan wajahnya tepat di depan liang vagina Agnes yang terbuka. Matanya menatap tajam kearah kemaluan yang sudah basah itu, hembusan nafasnya makin terasa bersamaan dengan wajahnya yang makin mendekat. “Aahhh…Pak !” desahan halus keluar dari mulut Agnes saat Pak Sarta menyapukan lidahnya pada bibir kemaluannya. Gerakan lidah Pak Sarta seperti ular yang menggeliat menyapu seluruh permukaan bibir vagina Agnes. Agnes merintih merasakan tubuhnya seperti didesak oleh kekuatan dari dalam, seperi gunung berapi yang tersumbat.
Hal itu membuatnya makin tidak terkendali, desahannya sudah berubah dari desaha ketakutan menjadi desah nikmat. Lidah Pak Sarta semakin liar saja, sadar kalau korbannya sudah mulai goyah, kini lidah itu memasuki liang vagina Agnes dan bertemu dengan klitorisnya. Badan Agnes bergetar seperti tersengat listrik dengan mata merem-melek Bukan saja menjilati, Pak Sarta juga memutar- mutarkan telunjuknya di liang itu, sementara tangan lainnya mengelusi paha dan pantatnya yang mulus. Permainan mulut Pak Sarta pada daerah yang paling pribadinya itu mau tidak mau membawa perubahan pada dirinya. Geliat tubuhnya sekarang tidak lagi menunjukkan perlawanan, dia nampak hanyut menikmati perlakuan Pak Sarta, hati kecilnya menginginkan Pak Sarta meneruskan aksinya hingga tuntas. Dibawah sana Pak Sarta makin meningkatkan serangannya menjilat dan mengisap vaginanya. “Mmmhh… tempiknya Mbak emang hebat banget, rajin dirawat yah ?” gumam Pak Sarta ditengah aktivitasnya. Agnes tidak mendegarkan ocehan Pak Sarta, seluruh perasaannya kini tertumpah pada sensasi yang didapatkannya dari perlakuan Pak Sarta. Sepuluh menit kemudian, tanpa dapat ditahan lagi cairan pelumas membanjir keluar dari vaginanya diiringi erangan panjang, tubuhnya menggelinjang dan menegang tak terkendali.
“AHHHKKHHH…” diiringi jeritan tertahan, Agnes mengalami orgasmenya yang pertama, perasaannya bagaikan gunung berapi yang sumbatnya telah lepas, meledak dengan begitu dahsyat melontarkan apa yang sedari tadi ditahannya. Tubuh Agnes kembali lemas dengan nafas terengah-engah, sensasi orgasmenya benar-benar membuat tubuhnya seperti melayang di angkasa. Melihat itu Pak Sarta makin yakin kalau Agnes sudah sepenuhnya ada di dalam genggamannya. Maka dia mulai membuka pakaiannya sampai telanjang, dn penisnya yang sedari tadi memang sudah menegang sekarang mengacung begitu sangar di hadapan Agnes. Perlahan Pak Sarta mulai menindih tubuh mulus Agnes yang basah olah keringat. Aroma parfum mahal yang dipakai oleh Agnes membuat nafsu Pak Sarta makin menggelora. Perlahan diciumnya bibir Agnes dengan lembut beberapa kali, lalu dipeluknya tubuh mulus itu sambil berusaha mendesakkan penisnya di kemaluan Agnes. “Oohhh…..” Agnes merintih menahan nyeri saat penis besar itu menyeruak ke dalam kemaluannya yang sempit, demikian juga Pak Sarta meringis menahan sakit merasakan penisnya tergesek dinding vagina Agnes. Dengan beberapa kali gerakan tarik dorong yang keras maupun lembut, penis itu akhirnya terbenam seluruhnya di dalam vagina Agnes. Mata Agnes sudah basah oleh air mata, tangisan yang disebabkan rasa putus asa, nyeri, dan ketidakberdayaannya dalam pelukan seorang pria tua.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : GARANGNYA NAFSU TANTE GIRANG dan NGENTOT TUKANG JAMU MONTOK DI RUMAH
“Ohh.. masuk juga akhirnya..” Pak Sarta mendengus lega. “Gila, tempiknya Mbak Agnes seret banget lho..” Lalu Pak Sarta mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, mula-mula pelan, tapi setelah beberapa saat setelah dirasakannya vagina Agnes terbiasa menampung penisnya, gerakan Pak Sarta makin teratur, Vagina Agnes yang masih sempit mulai licin dan lancar meskipun masih sangat menjepit. Pak Sarta melakukan persetubuhan dengan gerakan yang liar, kadang pelan dan lembut, kadang kasar dan sangat cepat seperti dikejar setan. Gerakan- gerakan liar itu membuat Agnes makin tersapu oleh sensasi liar di dalam tubuhnya. Setelah mengalami orgasme, desakan seksualnya menjadi makin liar mambuatnya terlihat sangat menikmati persetubuhannya dengan Pak Sarta. Setelah hampir sepuluh menit mereka bersatu, Agnes tidak tahan lagi, dorongan nafsu seksualnya sudah mangalahkan akal sehatnya, diapun mengerang dan mendesah seirama gerakan penis Pak Sarta yang menggenjot vaginanya. “AAAAhhhhhh…..”Agnes mengerang keras, dia kembali mengalami orgasme, meskipun tidak sehebat yang pertama, tapi cukup kuat untuk membuat vaginanya berdenyut kencang. Pak Sarta merasa penisnya seperti dicengkeram tangan baja yang membetotnya seperti mau dicopot dari badannya. Sensasi jepitan vagina Agnes yang begitu kuat membuatnya tidak tahan lagi. “AAAAhhh mau keluar nih, aaaahhhhh… Bapak mau keluar nih…..” erang Pak Sarta kuat-kuat, dijambaknya rambut Agnes, lalu dengan satu dorongan terakhir yang membuat penisnya membenam total di dalam vagina Agnes, Pak Sarta melepaskan orgasmenya, menyemburkan sperma yang begitu banyak ke dalam rahim Agnes. Tubuh-tubuh telanjang itu terkulai lemas saling bertumpuk, menciptakan pemandangan yang sangat menggairahkan dimana sosok Agnes yang putih mulus dan bagitu ramping ditindih oleh tubuh gendut dan hitam Pak Sarta.
Setelah puas mereguk kenikmatan birahi dari tubuh Agnes yang sexy itu, Pak Sarta kemudian bangkit dari ranjang. Diliriknya tubuh telanjang Agnes yang terikat dan tergolek tanpa daya di ranjang. Pak Sarta tertegun sambil sekaligus senang ketika dia melihat bercak darah di sekitar selangkangan Agnes. Berarti Agnes memang benar-benar masih perawan sebelum diperkosa olehnya. Karena itulah Pak Sarta kemudian mencium kening Agnes sambil berujar, “Terima kasih Mbak sudi memberikan keperawanannya sama Bapak.” Agnes hanya bisa menangis mendengarnya, kesadarannya perlahan pulih, membuat dirinya merasa diperlakukan secara hina. Tapi dalam keadaan seperti ini, Agnes benar-benar tidak sanggup melawan keinginan Pak Sarta. Pak Sarta pun yakin kalau Agnes tidak akan melawannya lagi, karena itulah dia memutuskan untuk melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Agnes. Agnes sendiri tidak berbuat apa-apa meskipun dirinya sudah tidak terikat. Dia hanya bisa tergolek di atas ranjang, menunggu nasib selanjutnya. Melihat tubuh yang mulus dan telanjang dengan jilbab yang masih dikenakan namun acak-acakan itu tidak berdaya di atas ranjang rupanya membuat birahi Pak Sarta kembali meninggi. Masih dalam keadaan bugil, Pak Sarta mengocok-ngocok penisnya sendiri, lalu dia kembali menaiki ranjang. Ditariknya tangan Agnes sehingga Agnes sekarang tersimpuh di ranjang. Tiba-tiba Pak Sarta menyorongkan penisnya yang setengah berdiri ke wajah Agnes. “Sekarang Mbak Agnes tolong emut punya Bapak dong..” kata Pak Sarta sambil menyodorkan penisnya yang hitam ke wajah Agnes dengan gaya santai.
Agnes menggelengkan kepalanya dengan ekspresi jijik melihat penis yang legam itu seperti pistol yang menodong wajahnya. “Jangan takut Mbak, entar juga enak kok..” kata Pak Sarta masih dengan gaya santai, seolah menyodorkan permen kepada anak kecil. Agnes kembali meneteskan air mata menggeleng, hal itu membuat Pak Sarta tidak sabar, ditariknya jilbab Agnes sampai wajahnya mendongak, lalu digesek-gesekkannya penisnya ke wajah Agnes. Agnes pelan-pelan menurut, dibukanya mulut mungilnya dangan enggan, lalu seperti menelan permen besar, penis Pak Sarta meluncur masuk ke mulutnya. Terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian dihisap dan dikulumnya penis itu dengan lembut, sesekali Agnes mengocok-ngocok penis itu dengan tangannya juga, lama kelamaan Agnes mulai terbiasa dengan penis Pak Sarta dan mulai dapat menyesuaikan diri, Agnes menjilati samping-sampingnya hingga ke buah pelirnya, Agnes bahkan memainkan ludahnya sedikit di penis itu, kemudian Agnes kembali memasukkan kepala penis itu ke mulutnya. Pak Sarta mendesah merasakan kehangatan mulut Agnes, sentuhan lidahnya memberi sensasi nikmat padanya. “Uuhhh…gitu Mbak, enak… mmmm !” gumamnya sambil memegangi kepala Agnes dan memaju-mundurkan pinggulnya.
Agnes merasakan wajahnya makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir Pak Sarta yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongannya. Pak Sarta yang merasakan kehangatan dari bibir dan mulut Agnes makin meledak, lalu dengan menahan kepala Agnes diselangkangannya menggunakan kedua tangannya, dengan kasarnya Pak Sarta menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penis itu menggenjot mulut Agnes. “Aggh..aggh… .” suara Agnes terdengar tersedak oleh penis Pak Sarta. Tangan Agnes berusaha menahan pinggul Pak Sarta agar tidak bisa memompa penis besar itu ke dalam mulutnya. Tapi usaha Agnes sia-sia saja, Pak Sarta dengan kuat mencengkeram kepala Agnes dan mennyodok-nyodokkan penisnya dengan kasar membuat Agnes menggelepar berusaha untuk bernafas dengan baik Sekitar sepuluh menit lamanya dia harus melakukan hal itu, sampai Pak Sarta menekan kepalanya sambil melenguh panjang. dirasakan sebelumnya.
Pak Sarta masih terus menggenjotnya selama beberapa menit ke depan, dan akhirnya dia pun mencabut penisnya lalu buru-buru mendekati wajah Agnes. “Arrghhh… Oohhhh…” Pak Sarta kembali melenguh bagai banteng terluka. Pak Sarta menyemprotkan spermanya ke wajah Agnes dengan deras. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan rambut gadis itu. “Ohhhh..” lenguh Pak Sarta yang kali ini benar-benar puas telah berhasil melepaskan keinginan seksualnya pada gadis cantik itu. Pak Sarta akhirnya terkapar di ranjang karena kelelahan, dibiarkannya Agnes yang terdiam sambil menangis.
TANTE KESEPIAN MANSTURBASI SETIAP MALAM
Malam itu aku pulang agak larut karena baru pulang dari acara ulang tahun temanku. Setelah mengunci pintu depan aku mencari-cari kontak lampu karena suasana rumahku masih gelap. Aku berangkat dari tadi siang untuk bantu-bantu di acara ulang tahun tersebut. Begitu lampu menyala, aku langsung menuju kamarku untuk mengganti baju yang kotor. Aku melepaskan seluruh pakaianku lalu menyimpan baju kotorku di keranjang yang memang kusediakan di kamar untuk pakaian kotor. Sungguh aku sekarang telanjang bulat. Aku merasa sendiri di rumahku sehingga aku merasa bebas walaupun ke ruang tengah atau ke dapur dalam keadaan telanjang. Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku. Selesai mandi rasanya badanku terasa segar. Kemudian duduk santai menonton TV di ruang tengah sambil minum susu hangat. Aku hanya melilitkan handuk pada badanku, sambil mengeringkan rambutku dengan kipas angin aku buka channel TV sana-sini.
Acaranya tidak ada yang menarik hatiku. Iseng-iseng aku menonton film BF koleksi suamiku. Aku pernah protes padanya karena dia menonton film begituan. Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia mencari style bercinta untukku. Di film itu pria bule sedang mencumbu seorang wanita asia yang kelihatannya begitu menikmati cumbuan dari pri bule. Aku sedikit terangsang melihat adegan itu, seandainya suamiku masih adaUtami. Aku melepaskan handuk yang melilit badanku, lalu mengelus-elus payudaraku sendiri dengan lembut. Payudaraku memang tidak begitu besar, tapi suamiku selalu memujiku dengan sebutan montok. Untuk urusan mengurus badan, aku memang agak telaten. Karena bagiku kecantikan wanita dan kemulusan badan itu adalah harga mati. Aku tidak menyadari sama sekali kalau ada sepasang mata yang memperhatikan kegiatanku Kuelus-elus buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin berlama-lama, matakupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan. Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun merasakan darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : DESAHAN GADIS PERAWAN
Aku terangsang sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar membasahi bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu. Badanku melengkung merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku. Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang vaginaku sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku. Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara. Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam liang senggamaku. Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir deras. Utami AHHUtami Utami ..Utami aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat.
Setelah beberapa detik baru terasa badanku seperti lemas sekali. Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah yang menjalar di sekujur badanku, tiba-tiba tersa ada benda dingin menempel di leherku. Mataku sedikit terbuka, laluUtami .. Utami Diam atau lehermu akan terluka. Utami Suara seorang laki-laki terdengar mengejutkanku. Jantungku rasanya hampir berhenti menyadari ada pria yang menempelkan pisau ke leherku, dan aku dalam keadaan telanjangUtami Utami .. Aku terdiam tak berdaya ketika dia berusaha mengikat tanganku. Aku takut kalau dia merasa terancam, maka dia akan membunuhku. Matanya jelalatan melihat tubuhku yang tidak tertutup sehelai kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku, kenapa aku sangat gegabah. Bagaimana dia masuk ke dalam rumah ini, dan apa yang akan mereka lakukan. Segala macam perasaan dalam diriku saat itu. Utami He.. he.. heUtami cantik, ijinkan aku untuk membantumu menyelesaikan hasrat terpendam dalam dirimu.Utami Lelaki itu duduk disampingku. Utami Nah cantikUtami. Sekarang Abang akan memuaskanmu.Utami Laki-laki yang memanggil dirinya Abang kemudian dengan kalemnya dia raih tangan dan pinggangku untuk memelukku. Antara takut dan marah, aku masih berontak dan berusaha melawan. Kutendangkan kakiku ke tubuhnya sekenanya, tetapi.. Ya ampuunn.. Dia sangat tangguh dan kuat bagiku. Lelaki itu berpostur tinggi pula dan mengimbangi tinggiku, dan usianya yang aku rasa tidak jauh beda dengan usia suamiku disertai dengan otot-otot lengannya yang nampak gempal saat menahan tubuhku yang terus berontak. Dia lalu menyeretku menuju ke kamar tidurku. Aku setengah dibantingkannya ke ranjang. Dan aku benar-benar terbanting. Dia ikat tanganku ke backdrop ranjang itu. Aku meraung, menangis dan berteriak sejadi-jadinya, tapi hanya terdengar gumaman dari mulutku karena mereka membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga aku menyadari tidak ada gunanya lagi berontak maupun berteriak. Sesudah itu dia tarik tungkai kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak berusaha menenangkan aku, dengan cara menekan mentalku, seakan meniupi telingaku. Dia berbisik dalam desahnya, Utami Ayolah cantik, jangan lagi memberontak.
Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini cukup berjauhan. Lagian kalaupun ada yang tahu mereka tidak akan berani mengganguUtami . Aku berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan menjadi sangat khawatir. Laki-laki ini seakan-akan sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian dengan tersenyum dia benamkan wajahnya ke ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan menjilati lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan kemudian pindah ke kiri. Menimbulkan rasa geli sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-tangannya menjamah dan menelusup kemudian mengelusi pinggulku, punggungku, dadaku. Tangannya juga meremas-remas susuku. Dengan jari-jarinya dia memilin puting-puting susuku. Disini dia melakukannya mulai dengan lembut dan demikian penuh perasaan. Bajingan! Dia pikir bisa menundukkan aku dengan caranya yang demikian itu. Aku terus berontak dalam geliat. Tetapi aku bagaikan mangsa yang siap diterkam. Aku sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi. Tak ada suara dari mulutku yang tersumpal. Yang ada hanya air mataku yang meleleh deras. Aku memandang ke-langit-langit kamar. Aku merasa sakit atas ketidak adilan yang sedang kulakoni. Kini lelaki itu menatapku. Aku menghindari tatapan matanya. Dia menciumi pipiku dan menjilat air mataku, Utami Kamu cantik banget Utami .. Utami dia berusaha menenangkanku. Dia juga menciumi tepian bibirku yang tersumpal. Tangannya meraba pahaku dan mulai meraba-raba kulitku yang sangat halus karena tak pernah kulewatkan merawatnya. Lelaki ini tahu kehalusan kulitku. Dia merabanya dengan pelan dan mengelusinya semakin lembut. Betapa aku dilanda perasaan malu yang amat sangat. Hanya suamiku yang melihat auratku selama ini, tiba-tiba ada seorang lelaki asing yang demikian saja merabaiku dan menyingkap segala kerahasiaanku. Aku merasakan betisku, pahaku kemudian gumpalan bokongku dirambati tangan-tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya semakin turun mendekat hingga kurasakan nafasnya yang meniupkan angin ke selangkanganku.
Lelaki itu mulai menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku. Utami Ah Utami..Utami Bukan main. Belum pernah ada seorangpun berbuat macam ini padaku. Juga tidak begini suamiku selama ini. Aku tak kuasa menolak semua ini. Segala berontakku kandas. Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu pori-pori selangkanganku. Lidah itu sangat pelan menyapu dan sangat lembut. Darahku berdesir. Duniaku seakan-akan berputar dan aku tergiring pada tepian samudra yang sangat mungkin akan menelan dan menenggelamkan aku. Aku mungkin sedang terseret dalam sebuah arus yang sangat tak mampu kulawan. Aku merasakan lidah-lidah lelaki ini seakan menjadi seribu lidah. Seribu lidah lelaki ini menjalari semua bagian-bagian rahasiaku. Seribu lidah lelaki inilah yang menyeretku ke tepian samudra kemudian menyeret aku untuk tertelan dan tenggelam. Aku tak bisa pungkiri. Aku sedang jatuh dalam lembah nikmat yang sangat dalam.. Aku sedang terseret dan tenggelam dalam samudra nafsu birahiku. Aku sedang tertelan oleh gelombang nikmat syahwatku yang telah enam bulan tidak terlampiaskan semenjak suamiku meninggal. Dan saat kombinasi lidah yang menjilati selangkanganku dan sesekali dan jari-jari tangannya yang mengelusi paha di wilayah puncak-puncaknya rahasiaku, aku semakin tak mampu menyembunyikan rasa nikmatku. Isak tangisku terdiam, berganti dengan desahan dari balik kain yang menyumpal mulutku. Dan saat kombinasi olahan bibir dan lidah dipadukan dengan bukan lagi sentuhan tetapi remasan pada kemaluanku, desahanku berganti dengan rintihan yang penuh derita nikmat birahi. Laki-laki itu tiba-tiba mrenggut sumpal mulutku.Dia begitu yakin bahwa aku telah tertelan dalam syahwatku. Utami Ayolah, sayang.. mendesahlah.. merintihlah.. Puaskan akuUtami ..Utami Aku mendesah dan merintih sangat histeris. Kulepaskan dengan liar derita nikmat yang melandaku. Aku kembali menangis dan mengucurkan air mata. Aku kembali berteriak histeris. Tetapi kini aku menangis, mengucurkan air mata dan berteriak histeris beserta gelinjang syahwatku. Aku meronta menjemput nikmat. Aku menggoyang-goyangkan pinggul dan pantatku dalam irama nafsu birahi yang menerjangku. Aku tak mampu mengendalikan diriku lagi. Aku bergoncang-goncang mengangkat pantatku untuk mendorong dan menjemputi bibirnya karena kegatalan yang amat sangat pada kemaluanku dilanda nafsu birahi.
Dan kurasakan betapa kecupan dan gigitan lidah lelaki ini membuatku seakan-akan menggigil dan gemetar lupa diri. Utami MasukinUtami bang.. auhUtami aku gak tahanUtami ..Utami aku mendesah tidak karuan. Akhirnya karena tak mampu aku menahannya lagi aku merintih. Rintihan itu membuat lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih bibirnya. Aku rakus menyedotinya. Aku berpagut dengan pemerkosaku. Aku melumat mulutnya. Aku benar-benar dikejar badai birahiku. Aku benar-benar dilanda gelombang syahwatku. Aku betul-betul tidak sabar menunggu dia melepas pakaiannya. Aku masih berkelojotan diranjang. Dan kini aku benar-benar menunggu lelaki itu memasukkan kontolnya ke kemaluanku pula. Aku benar-benar berharap karena sudah tidak tahan merasakan badai birahiku yang demikian melanda seluruh organ-organ peka birahi di tubuhku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang sama sekali diluar dugaanku. Aku sama sekali tak menduga, karena memang aku tak pernah punya dugaan sebelumnya. Kemaluan lelaki ini demikian gedenya. Rasanya ingin tanganku meraihnya, namun belum lepas dari ikatan dasi di backdrop ranjang ini. Yang akhirnya kulakukan adalah sedikit mengangkat kepalaku dan berusaha melihat kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan. Rasanya ada pisang ambon gede dan panjang yang sedang dipaksakan untuk menembusi memekku. Aku menjerit tertahan. Tak lagi aku sempat memandangnya. Lelaki ini sudah langsung menerkam kembali bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya di rongga mulutku sambil menekankan kontolnya untuk menguak bibir vaginaku. Kini aku dihadapkan kenyataan betapa besar kontol di gerbang kemaluanku saat ini. Aku sendiri sudah demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi mencoba merangsekkan lubang kemaluanku. Cairan-cairan kewanitaanku membantu kontol itu memasuki kemaluanku. Utami BlesekUtami Utami ..BlesekUtami Utami Utami . Ohh Utami Utami Kenapa sangat nikmat beginiUtami Utami ..
Oh aku sangat merindukan kenikmatan ini Utami ..Utami Aku semakin meracau. Sensasi cengkeraman kemaluanku pada bulatan keras batang besar kontol lelaki ini sungguh menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh hidupku selama ini. Aku rasanya terlempar melayang kelangit tujuh. Aku meliuk-liukkan tubuhku, menggeliat-liat, meracau dan mendesah dan merintih dan mengerang dan.. Aku bergoncang dan bergoyang tak karuanUtami . Orgasmeku dengan cepat menghampiri dan menyambarku. Aku kelenger dalam kenikmatan tak terhingga.. Aku masih kelenger saat dia mengangkat salah satu tungkai kakiku untuk kemudian dengan semakin dalam dan cepat menggenjoti hingga akhirnya muntah dan memuntahkan cairan panas dalam rongga kemaluanku. Utami Auh Utami Utami Utami. AHHUtami Utami Utami aku menjerit merasakan gelombang-gelombang listrik kenikmatan menjalar di sekujur tubuhku. Kami langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aku tak merasa menyesal, tak merasa khawatir, tak merasa takut. Ada rasa kelapangan dan kelegaan yang sangat longgar. Aku merasakan seakan menerima sesuatu yang sangat aku rindukan selama ini. Apakah aku memang hipersex atau memang karena lelaki ini memang tangguh dan pandai bercinta. Ah aku tidak mau berfikir lagi.. Akupun tertidur kelelahan. Besok pagi aku terbangun dengan badan sedikit pegal-pegal. Tidak ada tanda-tanda dia masih ada di rumah. Dan kuperiksa tidak ada barang yang hilang. Apakah dia memang datang untuk memperkosaku?Utami. kadang-kadang aku masih inigin melakukan hal yang sama. Aku merindukan kontolnya yang telah membuatku mencapai kenikmatan tertinggi dalam bercinta. Dimanakah kamu Demikianlah cerita bokep Indonesia MEKI LEGIT PERAWAN BERJILBAB dan TANTE KESEPIAN MANSTURBASI SETIAP MALAM oleh cerita sex hot