Pengalaman Ngentotku Dengan Tante Yang Sombong

Pengalaman Ngentotku Dengan Tante Yang Sombong – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivana yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivana tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivana nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.Aku kmbali mmperhatikan tante Ivana yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivana trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivana. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivana lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati.

Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivana disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivana duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivana yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivana pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.“Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivana hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivana prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivana dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivana trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivana balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivana brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivana. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivana pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya.

Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivana. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivana yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivana kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivana mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivana.Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivana hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivana tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivana terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivana stengah berbisik seraya mlirik ke arahku.

Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivana malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivana tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivana mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivana telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivana mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivana skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman Ku Punya Teman SMP Yang Gila Sex

Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivana sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivana brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan.

Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivana dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivana sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivana smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivana. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivana mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivana saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivana, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivana menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivana. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivana sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok.

Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.Dengan senyum manis kearahku, tante Ivana mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivana sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante ……Ivana, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivana smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.Entah brapa lama tante Ivana mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivana mandi dngn air maniku.Tante Ivana sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya.

Kedua kaki tante Ivana trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivana saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivana tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.“Aughh…..” suara tante Ivana sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivana lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivana sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivana dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivana agar bangkit dari duduknya.

Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.Tante Ivana naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivana mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivana ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivana tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivana sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivana sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivana. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga. Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivana Gienarsih

Pengalaman Ku Bersama Istriku Melakukan Threesome

Aku dan istriku, Risa yang biasa kupanggil dengan Risa, sudah menikah kira-kira 4 tahun. Istriku saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri. Sedikit gambaran fisik tentang istriku, Risa pada saat ini berumur 29 tahun, berkulit putih, berambut ikal sepunggung, dengan payudara yang cukup besar (34B) berbentuk bagus sekal, tinggi 155 cm, berat 50 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk badannya dan kedua bongkahan pantatnya sekali. Secara umum, dia cukup seksi.Telah lama kami mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks three some. Biasanya, sebelum melakukan Making Love, kami mengawalinya dengan saling menceritakan fantasinya masing-masing. Fantasi yang paling merangsang bagi kami berdua, adalah membayangkan Risa melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiranku. Sekedar informasi, Risa memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, aku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam kemudian penisku bisa ereksi lagi, umumnya aku merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya, biasanya ketika dia minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling banter aku melakukannya dengan tangan, atau membantunya bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian selama ini dia bisa merasa puas dengan cara tsb.Setelah sekian lama mempunyai fantasi tsb, suatu hari aku tanya apakah ia mau merealisasikan fantasi tsb. Pada awalnya ia cuma tersenyum dan mengira aku cuma bercanda. Namun setelah aku desak, ia balik bertanya apakah aku serius. Aku jawab, ya aku serius. Terus dia tanya lagi apakah nanti aku masih akan tetap sayang sama dia, aku jawab ya, aku akan tetap menyayanginya sepenuh hati, sama seperti sekarang. Lalu aku tambahkan, bahwa motivasi utama aku adalah untuk membuatnya bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Enaknya Jadi Photographer

Melihat wajahnya ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagiku.

Pengalaman Ngentotku Dengan Tante Yang Sombong (2)

Akhirnya dia jawab dia mau melakukannya kalau moodnya mengijinkan. Kemudian aku dan Risa mendiskusikan kira-kira dengan siapa kami melakukannya, akhirnya pilihan datang kepada seorang teman dekatku, namanya Stevence biasa kupanggil dengan Steven, yang telah lama kami kenal, namun jarang bertemu karena tinggal di kota lain. Sejak itu sering fantasi kami melibatkan kehadiran Steven. Usia Steven 33 tahun, sama denganku, meski demikian tubuhnya lebih tinggi kurang lebih 175 cm dan besar serta tegap, maklum dia adalah keturunan campuran Eropa-Indonesia.Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, aku menghubungi Steven dari kantorku. Setelah berbasa-basi sebentar, lalu aku mulai menceritakan tentang fantasi-fantasi kami. Sebagai sahabat lama, kami terbiasa berbicara terbuka, termasuk masalah seks. Steven tampak antusias mendengar ceritaku dan dia menyatakan kesanggupannya. Mengingat kesibukan bisnisnya, dia merencanakan untuk datang ke kotaku sekitar 2-3 minggu lagi. Tidak lupa aku tegaskan, bahwa semua rencana ini sepenuhnya bergantung kepada kesediaan istriku. Artinya jika pada saat-saat terakhir Risa berubah pikiran, maka sama sekali tidak boleh ada satu pihakpun yang memaksakan kehendaknya. Aku katakan juga, dia tidak boleh berlaku kasar terhadap Risa, sebab kepuasan Risa adalah segala-galanya. Steven setuju dan dapat memakluminya.Akhirnya waktu yang yang ditunggu tiba, baik Risa maupun aku cukup gugup menghadapi apa yang telah kita rencanakan. Namun aku meyakinkan Risa bahwa dia boleh berubah pikiran kapanpun. Sekitar pukul 6 sore Steven datang, pada saat itu aku masih berada di kantor, Risa mengabarkan kedatangannya melalui telepon. Pukul 7 aku tiba di rumah, tampak Steven telah mandi dan ganti baju dan sedang menonton TV. Sementara itu Risa sedang berada di kamar mandi. Setelah ngobrol sebentar, kemudian aku masuk ke kamar untuk menyimpan tas dan mengganti pakaian. Pada saat bersamaan Risa baru keluar dari kamar mandi (kamar mandi terletak di dalam ruang tidur kami) dengan hanya memakai handuk.

Dia tampak sangat cantik malam itu. Sementara aku mengganti pakaian, Risa mengenakan daster pendek berwarna merah. Risa tampak cantik dengan daster tersebut, panjang daster tsb hanya sampai ke pertengahan paha, tampak kontras dengan pahanya yang berwarna putih mulus. Sementara Risa masih menyisir rambut dan memakai parfum, aku keluar menemui Steven.Setelah beberapa saat kami mengobrol, bercerita tentang keadaan masing-masing. Risa kemudian keluar kamar. Steven hampir tak berkedip menatap Risa yang benar-benar tampil seksi malam itu. Singkat cerita, setelah selesai makan malam kami sama-sama duduk di karpet, menonton acara TV yang saat itu sedang berlangsung. Posisinya Steven, kemudian Risa di tengah menyender di dadaku. Terus terang suasana saat itu agak canggung dan kami benar-benar tidak tahu cara untuk memulai semua rencana yang telah disusun.Akhirnya aku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dada Risa dan menyentuh payudaranya dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Risa mulai terangsang dan nafasnya mulai tidak teratur.

Segera setelah itu, aku lumat bibirnya dan tangan aku mulai menyusup ke balik dasternya. Ternyata saat itu Risa sudah tidak memakai BH. Risa benar-benar terangsang kini. Pada saat itu tangan Steven mulai mengelus-elus paha Risa yang telah terbuka, karena daster mininya telah terangkat ke atas. Kaki Risa yang tadinya tertekuk ditarik, sehingga sekarang Risa berada dalam posisi duduk sambil bersandar padaku dengan kedua pahanya yang agak terbuka dan kaki melonjor ke depan. Tangan Steven mulai bergerilya pada bagian paha atas Risa.Kemudian Steven menarik tangan Risa dan meletakkannya di atas pangkuan Steven. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, Risa mengusap-usap kemaluan Steven yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Steven terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Steven ini. Sementara bibirku mulai menyusur leher dan belakang telinganya (bagian yang paling sensitif baginya). Setelah itu aku berbisik di telinga Risa, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Lalu aku melepaskan pelukanku untuk memberi kesempatan pada Steven untuk beraksi. Sekarang Steven mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Ditariknya Risa ke pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap payudara Risa yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggung Risa sambil mulutnya melumat bibir Risa dengan gemas. Tangan Steven yang berada di payudara Risa disisipkan pada belahan daster Risa yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingnya yang telah mengeras. Kemudian Steven menarik tangan Risa ke arah resluiting celana Steven yang telah terbuka dan menyusupkan tangannya memegang kemaluan Steven yang telah tegang itu. Kelihatan Risa agak tersentak ketika terpegang senjata Steven yang tampaknya besar itu.Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Risa membuka celana Steven sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat.

Aku sangat terkejut melihat kemaluan Steven yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu hanya ada di film-film BF barat saja. Batang penisnya berdiameter 7 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya berbentuk topi baja yang sangat besar, panjangnya mungkin lebih dari 20 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut pirang yang lebat.Setelah keluar dari celananya kelihatan seram, jauh lebih panjang dan besar dari punyaku. Sesaat Risa menoleh ke arahku, dari sinar matanya yang agak panik, tampak dia agak ketakutan dan tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Steven yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu. Kemudian aku mengangguk sambil tersenyum memberi semangat pada Risa. Mendapatkan persetujuanku dan dorongan semangat itu, Risa kemudian dengan kedua tangannya memegang penis Steven dan mulutnya mendekat ke kemaluan Steven. Risa mulai menjilati kepala penis Steven yang besar itu. Kemudian setelah cukup basah oleh air ludahnya, perlahan Risa mulai memasukkan penis Steven ke dalam mulutnya. Terlihat sangat susah bagi Risa untuk bisa memasukkan penis yang besar itu ke dalam mulutnya. Terlihat mulutnya harus dibuka lebar-lebar untuk bisa menampung penis Steven yang dahsyat itu. Steven tampak sangat menikmati isapan Risa itu.Kira-kira sepuluh menit Risa mengulum kemaluan Steven, kemudian Steven menarik kepala Risa dan mendekatkan ke mukanya dan kemudian melumat bibir Risa. Risa balas melumat bibir Steven dengan ganasnya, sementara tangan Steven merambah ke payudara Risa dan mulai membuka daster Risa. Setelah daster terlepas, sambil tetap berciuman, tangan Steven mulai menyusup ke balik celana dalam Risa yang berwarna cream sambil memainkan clitoris Risa. Tangan Risa sendiri tidak tinggal diam, ia terus mengelus kemaluan Steven yang semakin menegang.Kemudian Steven menggendong Risa dan membawanya ke kamar tidur tamu. Terlihat Risa sangat kecil dalam gendongannya, dibandingkan badan Steven yang besar itu. Secara perlahan kemudian Steven meletakkan Risa di ranjang dan membuka celana dalam Risa.

Hingga kini Risa telah telanjang bulat. Tampak kulitnya yang putih dan vaginanya yang tanpa rambut (Risa biasa mencukur bulu vaginanya secara teratur) merekah dan tampak basah. Kemudian Steven perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke leher Risa, kemudian turun ke dadanya dan mulai melumat puting payudara Risa bergantian.Sementara itu aku terus memperhatikan dari pintu kamar dengan menahan birahi yang sangat memuncak. Setelah puas bermain-main di payudara Risa, Steven kemudian mulai menciumi pusar Risa sampai akhirnya mulai menjilati lubang vagina Risa yang semakin basah. Setelah berlangsung kira-kira 30 menit, tampak Risa mulai mendekati orgasme, mengetahui demikian, Steven kemudian mulai mengarahkan penisnya ke vagina Risa yang makin merekah. Sebelum memasukkan penisnya, tidak lupa Steven menggosok-gosok kepala penisnya pada bibir vagina Risa. Badan Risa menggelinjang kegelian merasakan gosokan penis Steven pada vaginanya.Perlahan-lahan Steven mulai memasukkan penisnya ke vagina Risa. Risa berusaha membantu dengan membuka bibir vaginanya lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vagina Risa yang kecil. Tangan Steven yang satu memegang pinggul Risa sambil menariknya ke atas, sehingga pantat Risa agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang ditekan masuk ke dalam vagina Risa.Sementara Steven sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam memek Risa, badan Risa terlihat menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya terdengar suara, “aahh.., aahh.., sshh.., sshh”, seperti orang sedang kepedasan. Pada waktu Steven mulai menekan penisnya, terdengar jeritan tertahan dari mulut Risa, “Aduuhh.., sakiitt.., Veenn.., pelan-pelan.., doong”.

Steven agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberikan kesempatan pada Risa mengambil nafas, kemudian Steven melanjutkan kembali usahanya untuk menaklukkan vagina Risa. Aku agak kasihan juga melihat keadaan itu, disamping itu melihat badan Risa yang menggeliat-geliat dan tangannya yang mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, membuatku terangsang dengan hebat. Steven dengan pasti tetap mendorong kemaluannya masuk secara perlahan-lahan ke dalam vagina Risa.Akhirnya sesaat kemudian, hampir seluruh kemaluan Steven masuk ke dalam vagina Risa. Steven kemudian menggerakkan penisnya keluar masuk dengan irama yang teratur, sementara Risa mengimbangi dengan mengerakkan pantatnya. Tidak lama kemudian, Risa mencapai klimaks. Tubuhnya mengejang dan mulutnya mengeluarkan jeritan tertahan, “Aku sampaai Veenn.., peluk aku kuat-kuat”. Bersamaan dengan itu, kakinya melingkar di pinggang Steven dan mengunci dengan erat. Sementara Steven hampir tidak bisa bergerak dan hanya menekankan kemaluannya ke dalam vagina Risa sekuat mungkin. Tak lama, Risa mulai tampak rileks dan melonggarkan kakinya yang melingkar di pinggang Steven. Sementara Steven kemudian meneruskan gerakan keluar-masuk penisnya secara perlahan-lahan dan Risa hanya diam kelelahan dengan nafas yang tidak teratur. Tidak lama, tampaknya birahi Risa mulai bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya lagi. Maklum wanita kan bisa mengalami multiple orgasme.Tidak lama kemudian, Steven mencabut penisnya dari vagina Risa dan meminta Risa untuk menungging. Kemudian Steven memasukkan kemaluannya ke vagina Risa dari belakang. Aku yang sejak tadi hanya menyaksikan mulai tidak tahan, kemudian aku mendekat, membuka celana, dan mengarahkan kemaluanku yang sudah sangat tegang ke mulut Risa. Dengan sangat bernafsu, Risa mengulum penisku sementara Steven tampak menggerakan pinggulnya semakin cepat. Tidak lama kemudian tampaknya Steven hampir mencapai klimaksnya dan mengerakkan pantatnya dengan sangat cepat.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman Bercinta Dengan Sepupuku Yang Sangean

Risa mengimbangi gerakan Steven dan melepaskan penisku dari mulutnya, sambil mengeluarkan erangan Risa berkata, “Ayo Steven gerakkan yang cepat.., ah.., uh”. Setelah itu Steven ejakulasi dan menekankan pantatnya rapat-rapat sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Risa. Dan pada saat hampir bersamaan Risa pun kembali mencapai orgasme. Tak lama Steven mencabut penisnya dan tidur telentang di samping Risa. Aku kemudian duduk di kursi sofa yang ada di ruang tidur itu dan menarik Risa. Perlahan Risa jongkok di atasku dan mulai menurunkan vaginanya yang tampak membengkak ke arah kemaluanku (mungkin akibat barang Steven yang sangat besar itu). Dengan mudah penisku masuk ke dalam vagina Risa, maklum setelah cukup lama barang Steven yang besar itu keluar masuk, membuat vagina Risa agak melar. Walau demikian, aku tidak bisa menahan ejakulasi terlalu lama, mungkin akibat pengaruh situasi, tidak lama penisku memuntahkan cairan sperma di dalam vagina Risa, sampai meluber keluar.Tampak Steven terbaring dengan lesu di ranjang dan aku di sofa. Tampaknya energi kami benar-benar terkuras. Sementara Risa kemudian pergi ke kamar mandi, untuk pipis dan membersihkan sisa-sisa spermaku di vaginanya. Kira-kira setengah jam kami beristirahat, Risa berinisiatif mengulum kemaluan Steven yang masih mengkerut. Sementara aku hanya memperhatikan. Tidak lama, kemaluan Steven mulai membesar lagi setelah beberapa saat dikulum. Risa kemudian mengangkangkan kakinya di atas Steven yang telentang tidur dan menghadapkan wajahnya ke arah penis Steven. Steven kemudian menjilati vagina Risa sampai ke lubang anusnya, dan Risa sendiri sibuk mengulum dan menghisap penis Steven. Melihat pemandangan ini, kemaluanku pun mulai menegang kembali.

Tak lama Risa bangun dan duduk di atas Steven, kemudian Risa memasukkan penis Steven ke vaginanya dengan posisi Risa di atas. Risa menaik-turunkan pantatnya dengan bibir vagina mencengkeram penis Steven dengan erat. Ketika Risa menaikkan pantatnya, bibir vaginanya turut tetarik keluar mencengkeram kemaluan Steven. Sungguh pemandangan yang sangat mengairahkan. Makin lama gerakan Risa makin cepat dan tak lama Risa tampak mencapai orgasmenya dan menekankan pantatnya kuat-kuat sehingga penis Steven masuk seluruhnya. Setelah itu Risa menarik pantatnya dan jongkok di tepi ranjang sambil mengulum kemaluan Steven. Sementara vaginanya mengarah ke arahku. Melihat pemandangan demikian, aku memasukkan penisku ke vagina Risa dari belakang, sementara mulutnya sibuk mengulum kemaluan Steven keluar masuk.Kira-kira sepuluh menit kemudian, Risa kembali mencapai orgasmenya dan aku rasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tak lama aku pun kembali mencapai ejakulasi.

Setelah itu Risa mengelap sisa air maniku yang tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk kecil, Risa kemudian berbaring di ranjang dan Steven kembali memasukkan penisnya ke vagina Risa.Setelah hampir satu jam, dan Risa telah mencapai dua kali orgasme lagi, barulah Steven pun mencapai orgasmenya, namun kali ini Steven mengeluarkan penisnya dari vagina Risa, sehingga spermanya muncrat ke payudara dan perut Risa. Sambil tersenyum Risa membalurkan sperma tsb ke seluruh dada dan perutnya, untuk menikmati kehangatannya. Setelah itu Risa kemudian mengelapnya dengan handuk kecil. Sementara Steven tampak kelelahan namun sangat menikmati. Steven kemudian mencium bibir Risa, istriku dan memeluknya. Risa berkata bahwa ia sangat menikmati malam itu dan tersenyum manis kepadaku. Kemudian mereka berdua tertidur di ranjang dengan tubuh telanjang, sementara aku tertidur kelelahan di atas sofa. Demikian lah Cerita Panas Indonesia Pengalaman Ngentotku Dengan Tante Yang Sombong oleh Cerita sex hot