Cerita Mesum – Beginilah awal mula cerita dewasa Saya. Saya yang baru 19 tahun baru saja masuk ke sebuah PTS yang cerita eksebionis letaknya di luar kota dari kota asalku cerita sex, banyak sekali yang menyukai diriku dari soal wajah dan tubuh seksiku, banyak yang mangatakan kalau saya juga mirip seorang artis dengan wajah yang cantik, tapi menurutku biasa saja malah gak ada mirip miripnya. Oya perkenalkan nama saya Feby memang saya akui orangnya juga bandel dan ingin jauh dari orang tua, sebab itu saya kuliah di luar kota. Di luar, Papa saya membelikanku sebuah apartemen. Apartemenku cukup besar dengan perabotan yang lengkap plus mobil BMW seri terbaru, maklumlah Papa saya adalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Itu tak seberapa baginya. Itu adalah hadiahku karena dapat beasiswa. Sore itu saya baru pulang kuliah. Capek sekali rasanya setelah seharian berkutat dengan kuliah. Bayangkan saja saya kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Non stop. Maka saya merasa badanku lelah dan ingin istirahat. Untung besok libur (hari sabtu), jadi saya bisa memanfaatkan waktuku untuk istirahat. Puh.. Saya menyandarkan tubuhku di sofa ruang tengah. Malas benar saya mengangkat pantatku dari sofa. Tapi rasa hausku mengalahkanku, maka dengan malas saya mengambil air dingin di dapur untuk menghilangkan rasa hausku. Kemudian saya pergi ke kamar, kucoba untuk istirahat. Walau badanku capek sekali tapi saya tak bisa memejamkan mata. Maka kuputuskan menyalakan komputerku mencoba mencari hiburan. Baru saja kunyalakan komputer, HP-ku berbunyi. Segera kuambil HP-ku dari tas. Di screen tertuliskan “CINTA”, maka segera kuangkat, karena itu adalah dari Yanto cowokku. “Halo Sayang. Lagi ngapain? “Kata suara di seberang sana. Ada apa, Lan? Gak lagi ngapa-ngapain” jawabku. Malam ini jYanto yuk, say.
Besok kan libur. Mau gak?” Aduh aku cape banget nih, Say. Malas keluar. Mending lo aja yang ke apartemenku. Sekalian temanin aku. Mau gak?” Rengekku manja. Ya udah tunggu aja. 30 menit lagi aku ke sana. Dah Sayang..!” Katanya. Dah..” Yanto adalah cowok baruku. Orangnya ganteng da sangat perhatian terhadapku. Kami baru jadian sekitar 3 minggu yang lalu. Tapi ia sudah beberapa kali menikmati tubuhku. Yup.. Saya memang cewe yang liberal. Saya menyerahkan keperawananku sama mantanku sewaktu SMA dulu. Jadi bagiku sex bukan hal yang terlalu tabu. Tapi saya masih tahu tata krama. Saya gak sembarang tidur dengan cowo. Saya gak mau dicap cewek gampangan. Saya hanya mau ML sama orang yang benar-benar kucintai. Ya.. Seperti Yanto ini. Ia lumayan bisa memuaskanku. Hampir di setiap kesempatan kami selalu mereguk kenikmatan duniawi. Maka segera kuganti bajuku. Saya ingin tampil sexy di depan Yanto. Segera kugunakan celana pendek putih semi transparan yang ketat. Saking ketatnya terasa CD-ku tercetak di sana. Pantatku yang bulat sekal terlihat indah menonjol. Kemudian kugunakan tanktop putih ketat juga. Saya bercermin, lumayan sexy juga, batinku. Payudara saya yang lumayan besar tercetak di bajuku. Bahkan karena saking kecilnya bajuku itu, jika saya bergerak-gerak dada saya juga terayun kesana kemari. Saya senang sekali melihatnya. Pasti Yanto suka melihatnya. Saya tak sabar ingin cepat-cepat berjumpa dengannya. Beberapa saat kemudian kudengar suara bel berbunyi. Itu pasti Yanto. Aku, bercermin sebentar memastikan penampilanku lalu membuka pintu. Benar saja, Yanto sudah ada di depan pintu apartemenku yang masih terkunci. Saya berlari-lari menuju pintu untuk membuka pintu apartemen, hal itu otomatis membuat dada saya terayun kesana-kemari. Yanto pasti melihatnya dengan jelas karena jarak yang tak terlalu jauh. Dada saya bergerak-gerak dengan bebasnya. Halo Sayang..” katanya. Dipamerkannya senyum manisnya. Halo juga. Silahkan masuk, Say” katsaya mempersilakannya masuk ke apartemen. Ia mengikutiku dari belakang. Saya bisa pastikan matanya tak akan lepas dari pantatku yang bergoyang kesana-kemari dengan indahnya. Kemudian saya menutup pintu apartemen dan menguncinya. Tangan Yanto sudah memeluk saya dari belakang, kemudian Yanto membalikkan tubuh aku. Kamu sexy sekali hari ini, Sayang” katanya sambil mendekatkan bibirnya ke mulutku. Segera kusambut bibirnya dan kami melakukan french kiss. Terima kasih” jawabku sambil kembali menciumnya, kali ini ciuman kami makin dahsyat. Sambil menciumi bibirku, tangannya perlahan-lahan menjamah dadaku. Saya semakin ganas membalasnya. Saat tangannya mulai menyusup ke dalam tank topku, segera kuhentikan. Sabar dulu dong, Say. Ga sabaran amat” ucapku sambil menjauhkan tubuhku darinya. Mending duduk dulu, saya buatkan minum ya?”, lanjutku lagi. Saya sengaja menahan kenikmatan tadi, meskipun sebenarnya saya juga sudah ingin sekali. Ia hanya mengangguk lalu pergi menuju sofa. Segera kubuatkan minum dan memberikanya kepadanya. Softdrink yang kusuguhkan langsung dihabiskannya. Kemudian matanya menatapku. Saya tahu maksudnya. Maka saya pindah ke sebelahnya, lalu diciumnya bibirku. Saya hanya bisa memejamkan mata menikmati bibir lembutnya. Kemudian ia peluk saya dan tangannya mulai meremas-remas dadaku. Saya mulai merem-melek sambil memutar badanku. Sekarang saya duduk di paha Yanto berhadap-hadapan. Kembali kami berciuman dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu. Perlahan bibirnya turun ke pipiku lalu ke leherku. Diciumnya leherku. Lidahnya menari-nari dari ujung leherku ke ujung yang satunya lagi. Hal itu membuatku seperti cacing kepanasan saking nikmatnya. Tangannya tak tinggal diam. Diremas-remasnya dada saya yang mulai mengeras. Tangannya sungguh lihai meremas-remas payudarsaya sehingga membuatku makin menggelinjang. Saya tak tahan hingga kembali kulumat bibirnya. Lidahku beradu dengan lidahnya lagi. Saya sudah tak tahu kapan pertama kali saya semahir ini melakukan ciuman. Yanto mulai menyusupkan tangannya ke balik tank topku dan mencari pegangannya, dadaku. Gesekan tangannya langsung di permukaan kulit dada saya hingga sungguh kenikmatannya tiada tara. Ehh.. Eh..” rintihku.
Sejenak dihentikannya aktivitasnya karena menyadari sesuatu sambil bertanya.. kamu ga pakai bra ya, Say?” saya hanya tersenyum lalu kembali melumat bibirnya. Ia juga semakin ganas meladeni ciumanku. Tangannya makin keras meremas-remas dadaku. Memelintir dari atas ke bawah dan sebaliknya. Kurasakan kontolnya mulai menegang di bawah sana. Kemudian ia menghentikan remasan dan ciumannya, lalu mulai melepas tank topku. Saya membantunya melepaskan penutup dada saya itu melewati kepala. Maka segera dada saya yang tanpa penutup apa-apa lagi terpampang di hadapannya. Dada saya yang putih, bulat kencang dengan puting berwarna kemerah-merahan menjadi santapan matanya. Ia sangat kagum melihat toketku. Walaupun sudah sering melihat dadaku, bahkan menjilat, melumat dan menggigitnya, ia tetap saja menelan ludah menikmati pemandangan ini. Dadamu indah sekali, Sayang!’ ujarnya. Kemudian didorongnya kepYantoya di antara kedua gunungku, lalu lidahnya bergerak di sana. Saya meringis dan mendesis menikmati momen tersebut. Kemudian ia mulai mencium dada saya yang kanan, dilumatnya dengan penuh nafsu. Beberapa detik kemudian saya menjerit pelan karena saya merasakan gigitan pada puting kananku, ia dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu sehingga meninggalkan jejak di sekitarnya. Hhmm.. indah sekali dadamu ini Say,” pujinya lagi sambil tangannya yang satu lagi mengelusi punggung dan leherku dan berakhir di dada kiriku. Diremasnya dada kiriku yang sudah tegak berdiri tersebut. Remasan dan jilatannya silih berganti antara dada yang kanan dan yang kiri, sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Saya sampai melayang-layang dibuatnya. Puas meremas dada saya yang kiri, tangannya yang kanan mulai menurun hingga mencengkeram pantatku yang bulat dan padat. Saya hanya bisa mendesah nikmat. Kuremas-remas rambutnya mencoba mengimbangi desakan birahi ini. Untung apartemenku sepi, apabila tak mana mungkin saya bisa bercinta di sofa seperti ini. Setelah puas menggerayangi dadaku, ia pun melepaskanku. Segera dibukanya bajunya, lalu ia membuka celana panjang beserta celana dalamnya sehingga kontolnya yang dari tadi sudah sesak dalam celana dalamnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Kemudian ia duduk di sofa dengan mengangkangkan kakinya. Matanya menatap mata saya dengan penuh harap. Saya mengerti maksudnya. Ia ingin dioral tentunya. Sebenarnya saya kurang mahir melakukan oral sex, saya masih butuh belajar, tapi nafsu ingin saling memuaskan membuatku melakukannya. Maka perlahan-lahan saya duduk di lantai menghadap kontolnya. Batang Yanto yang sudah tegang itu kini berada dalam genggamanku. Kukocok-kocok ke atas dan ke bawah. Nampaknya ia menikmati kocokanku. Tanganku yang halus naik turun di batangnya. Nampaknya ia sangat menikmati kocokanku di kontolnya. Hal itu terbukti dengan matanya yang tertutup rapat. Saya menikmati ekspresinya yang keenakan itu. Uh.. Enak sekali Febby.. Oh..”, desahnya. Masukkan dong Say, ke mulutmu” pintanya. Tanpa diminta 2 kali saya menuruti kemauan orang yang kusayangi itu. Perlahan namun pasti, kontolnya kuarahkan ke rongga mulutku. Kontol itu kucium dan kujilat ujungnya dengan lembut bahkan sangat lembut sekali. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya. Seponganku di batangnya kupadukan dengan sedikit kocokan. Yanto pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tapi saya akan membuatnya lebih keenakan. Lalu kubuka mulutku lebih lebar untuk memasukkan kontol itu semuanya ke mulutku. Hhmm.. hampir sedikit lagi masuk seluruhnya, tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku. Dalam mulutku, kontol itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala kontolnya. Hanya itu yang kulakukan tapi tampaknya ia sudah blingsatan. Meskipun harus kuakui bahwa oral sexku belum apa-apa dibandingkan cerita teman-teman cewekku yang pernah melakukannya.
Baca Juga Cerita Sex Panas : Nafsu Siska Barus Di Ranjang
Bahkan masih kalah jauh daripada BF yang pernah kutonton. Tapi saya tetap melanjutkannya. Toh Yanto masih keenakan. Memang sih, Yanto mengsaya baru ML pertama kali denganku. Jadi ia belum bisa membandingkannya dengan yang lain. Sesekali saya melirik ke atas melihat ekspresi wajahnya saat menikmati seponganku. Ia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu tangan. Yanto nampaknya tak mau cepat-cepat keluar, maka ditariknya kepalaku. Saya berdiri tegak di hadapannya yang masih bersandar di sofa. Segera kulepaskan celana pendek beserta CD-ku sekalian. Matanya nanar melihat ketelanjanganku. Saya seperti manusia yang baru lahir, polos. Kini saya sudah telanjang bulat di hadapannya. Saya lalu naik ke pangkuannya. Dengan senyum nakal saya meremas-remas dadanya yang bidang. Lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudarsaya hingga ia pun mulai menyusu di situ. Kali ini ia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu dikulum dan dihisap kuat-kuat. Tangannya di bawah sana juga tak bisa diam, tangannya meremas-remas pantat dan pahaku. Dielus-elusnya paha putihku itu. Berbeda dengan pahsaya yang dielusnya dengan lembut, pantatku justru diremasnya dengan keras. GumpYanto daging pinggulku menjadi bulan-bulanan tangannya. Saya hanya mendesah-desah. Giginya yang putih menarik-narik puting susuku. Hal itu semakin membuatku merintih. Bahkan kini tangannya yang bercokol di pahsaya mulai merambat semakin jauh. Saya tak kuasa untuk tak merintih dan mendesah. Bongkahan pantatku diremas, dada saya dilumat dan sekarang tangannya yang kanan menggerayangi memek saya dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Ohh.. nikmatnya, batinku. Sebagai respons saya hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga keringatku menetes-netes. Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, ia juga mengulum leherku dan mencupanginya. Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku lagi dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu. Lan.. Sekarang ya..”, pintsaya memelas. Saya sudah tak tahan lagi ingin segera menuntaskan birahiku. Maka kuangkat pantatku sebentar dan mengarahkan memek saya ke kontolnya. Ia memegang kontolnya siap menerima memekku. Sedikit demi sedikit saya merasakan ruang memek saya terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalam. Saya tak kuasa untuk tak menjerit kala batang Yanto membelah bibir memekku. Sama sepertiku, ia juga mendesah menyebut nama saya saat kontolnya amblas ditelan memekku. Oohh..!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu pacarku. Kurasakan liangku agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. Kemudian, secara perlahan-lahan saya menaikturunkan tubuhku di atas kontolnya. Kupacu kejantanannya dengan goyanganku. Saya tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Kugoyang-goyangkan memek saya di atas batangnya sambil sesekali membuat gerakan memutar. Memek saya seperti diaduk-aduk. Saya sangat menikmati posisi ini, karena saya bisa mengendalikan permainan. Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batang Yanto. Yanto juga merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan. Matanya menatap wajahku yang kemerahan karena nikmat. Ahh.. Ahh..” desahku seiring dengan naik-turunnya tubuhku. Dada saya yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah di hadapannya. Yanto juga mulai membantu menyodok-nyodok kontolnya, sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan sensasi kenikmatan dunia. Hal itu membuat payudarsaya semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tak disia-siakannya, ia langsung melumat dada saya yang kiri dengan mulutnya. Saya semakin menjerit keras. Dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Yanto semakin menyerangku dengan meremas-remas dada saya yang kanan serta memilin-milin putingnya. Yanto sungguh pintar menyerang titik sensitifku. Sepuluh menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya semakin lama semakin cepat dan makin berirama.
Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudarsaya yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Sungguh kenikmatan yang sangat indah. Tangannya yang tadi lembut menggerayangi paha dan pantatku, sekarang cenderung kasar. Saya sudah sangat kecapaian dengan posisi tersebut sehinga goyanganku semakin lama semakin tak bertenaga. Bahkan kini ia yang aktif menyodok-nyodok kejantanannya. Menyadari hal tersebut, Yanto minta ganti posisi. Ditariknya kontolnya dari rongga kemaluanku. Ada perasaan kesal, tapi itu tak berlangsung lama. Tubuhku dibalikkan telungkup di atas sofa. Lalu kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, hingga otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Dada saya yang dari tadi menjadi bulan-bulanannya menekan sofa karena saya telungkup. Yanto sibuk memegang erat-erat kedua pahaku. Siap-siap ya Say!” ujarnya. Saya hanya bisa menganggukkan kepala menunggu kenikmatan selanjutnya dengan posisi doggy style. Yanto pernah bercerita bahwa posisi ini sangat disukainya, karena ia yang mengambil kendali dan bebas meremas-remas semua bagian tubuhku, bahkan anusku. Sebelum menusuk memekku, ia terlebih dahulu mencium punggungku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar menunggu kontolnya menembus kemaluanku. Posisi ini membuat kegatYanto birahiku semakin tak terhingga, hingga membuat saya menggeliat-geliat tak tertahankan. Yanto.. Buruan..!” rengekku sudah tak tahan lagi. Yanto mematuhiku. Sambil meremas pantatku ia mendorongkan kontolnya ke memekku. Ohh.. Ngghh..!” desisku saat kontol yang keras itu membelah bibir kemaluanku. Kontolnya dengan perlahan dan lembut mengaduk-aduk memekku. Kontan saya menjerit-jerit keras. Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudarsaya serasa tertekan dan bergesekan dengan sofa. Hal itu justru menimbulkan kenikmatan tersendiri, apalagi sofsaya terbuat dari kulit sehingga gesekan di dada saya terasa sedikit kasar namun nikmat. Ah.. Euh.. Ah.. Aw..” saya cuma bisa mendesah setiap kali ia menyodokkan kontolnya ke memekku. Yanto menggenjotku semakin cepat. Memek saya dihunjam kontolnya yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi semakin cepat memijati miliknya. Dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruang tengahku. Mulutku megap-megap dan mata saya terpejam. Beberapa menit kemudian ia menarik tubuh kami mundur selangkah sehingga payudarsaya yang tadinya menempel di sofa kini menggantung bebas. Kemudian dilanjutkanya kocokannya. Toket saya terayun – ayun ke depan dan ke belakang. Terkadang dada saya menyentuh sandaran bawah sofa sehingga menimbulkan rasa sakit. Tapi rasa sakit tersebut tertutupi kenikmatan yang menjalar ke seluruh aliran darahku. Sambil berpacu dalam gaya doggy ini, tangannya kini tak tinggal diam. Ia mulai menggerayangi payudarsaya yang semakin ranum karena saya menungging. Ditariknya-tariknya benda kenyal itu sesuka hatinya. Saya merem-melek menikmati tangannya bergerilya dari dada saya yang kanan ke dada saya yang kiri. Saya menjerit kegelian saat ia mengocok memek saya dengan cepat dan keras, tapi ia meremas dada saya dengan lembut sekali dan sesekali memelintir-melintir putingnya. Tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa berkunang-kunang. Gesekan-gesekan di liang kewanitaanku serta remasan–remasan di dada saya membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya saya pun tak bisa lagi menahan orgasmeku. Mengetahui bahwa saya akan segera keluar, ia semakin bergairah, tubuhku ditekan-tekannya sehingga kontolnya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremas toketku. Aahhkk..!” jeritku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku. Kugenggam erat karpet ruang tamu merasakan detik-detik orgasmeku. Saya menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Saya merasakan cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku. Tapi itu belum berakhir, karena Yanto masih terus mengocokku sehingga orgasmeku semakin panjang.
Baca Juga Cerita Bokep : Pacarku Hyper Sex
Yanto juga nampaknya akan segera orgasme. Hal itu tampak dari gayanya yang khas jika akan orgasme. Saya mau keluar, saya mau keluar..” Yanto membisikkannya sambil ngos-ngosan dan masih terus mengocokku. Jangan di.. Jangan di dalam. Ah.. Ah.. Oh.. Aku.. Saya lagi.. Subur.” Saya cuma bisa berbicara begitu, setidaknya saya bermaksud berbicara begitu karena saya tak tahu apakah suara saya keluar atau tidak, pokoknya saya sudah berusaha, itu juga sudah saya paksa-paksakan. Saya tak tahu apakah ia mengerti apa yang saya bicarakan, tapi yang jelas ia masih terus mengocokku. Beberapa detik kemudian, ia mencabut kontolnya, kakiku langsung ambruk ke lantai. Yanto yang menyodokku dari belakang akhirnya klimaks. Ia mengeluarkan kontolnya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantatku. Air maninya membasahi tubuhku bagian belakang. Tak terlalu banyak spermanya, tapi sangat lengket kurasakan di tubuhku. Kemudian ia ambruk menindihku. Kurasakan kontolnya yang menindih pantatku mulai mengecil. Terimakasih, Sayang” ucapnya sambil mengecup leherku. Saya hanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan barusan. Akhirnya malam itu Yanto menginap di apartemenku. Sudah bisa ditebak kami akan mereguk kenikmatan sepanjang malam sampai besok paginya karena libur. Sesudah percintaan di ruang tamu tadi, Yanto menikmati tubuhku lagi di kamar mandi. Saya yang sedang mandi dikejutkan akan kehadirannya di depan pintu. Walau masih lemas, saya terpaksa meladeninya. Saya hanya diam di lantai kamar mandi sedangkan ia yang aktif menyodokku. Bahkan yang seru adalah saat sehabis makan malam di luar. Kami kembali ke apartemen dan langsung ke kamarku. Saya yang sudah bersiap-siap tidur diajaknya menonton BF di komputerku. Adegan-adegan mesum di layar monitor membuat libidoku cepat naik. Saya mencoba memancing gairah Yanto, tapi ia menolak untuk menyetubuhiku. Saya bingung dibuatnya, tak biasanya ia menolak seperti itu. Selama ini justru saya yang sering menolak bersenggama dengannya. Saat itu, katanya ia mau ML tetapi ada syaratnya. Ia memintsaya untuk menari-nari seperti penari telanjang. Saya sih OK saja, berhubung ia adalah pacarku dan nafsuku ingin segera dituntaskan, maka saya menuruti kemauannya. Bak seorang stripteaser professional, saya take action di hadapannya.Ia sangat bernafsu sekali menikmati pemandangan langka tersebut. Mulu Baru setelah itu ia mengocokku. Kali ini tanpa basi-basi langsung ditusuknya kontolnya ke liangku yang sudah sangat basah itu. Kenikmatan yang kuharapkan tercapai sudah. Saya benar-benar puas saat itu. Belum pernah kami bercinta sepanjang itu. Suatu waktu pernah saat libido saya meningkat, saya mencoba memancing Yanto. Saya mencoba menjadi penari telanjang. Sewaktu musik berdendang, saya menari secara sensual dengan ditonton oleh Yanto. Perlahan-lahan baju dan celansaya sudah terbuka, saya tinggal mengenakan bra dan cd berwarna hitam. Kemudian saya menghampiri Yanto yang sedang duduk. Tanganku membelai dada Yanto. Dengan sengaja saya menempelkan dada saya ke dada Yanto. Saya dengan sengaja mencium Yanto. Lidahku bermain dengan lidahnya. Lalu tanganku ke dadanya, membuka kancing baju Yanto satu-persatu. Yanto sudah bertelanjang dada. Lidahku âœberperangâ dengan lidahnya. Tanganku memainkan puting dada Yanto. Kemudian ciuman saya turun ke leher Yanto, saya jilat belakang kuping Yanto. Lubang telinganya saya jilatin, sembari saya memainkan puting dada Yanto. Setelah saya puas memainkan puting dadanya, tanganku turun ke celananya. Tanganku membuka kancing celananya, lalu saya turunkan celana Yanto. Kemudian saya sengaja menghindarin Yanto. Saya menari lagi. Tanganku perlahan-lahan membuka bra-ku. Sekarang saya tinggal memakai celana dalam. Tangan kananku membelai payudarsaya sendiri, sedangkan tangan kiriku mengusap celana dalamku. Saya remas toketku. Putingku mencuat keatas. Perlahan2 saya membuka celana dalamku. Tangan kananku meremas toketku, sementara tangan kiriku mengusap-usap memekku. Kemudian saya menghampiri Yanto. Saya mengambil tangan Yanto, kemudian tangan Yanto saya taruh ke toketku. Tanganku membimbing tangan Yanto untuk mengusap toketku. Lalu saya mencium Yanto. Tiba-tiba Yanto menjadi agresif.
Ciuman Yanto mulai turun keleher jenjangku. Ciumannya makin ganas, ia sangat lihai memainkan lidahnya dirongga mulutku. Perlahan-lahan tangannya menyentuh pinggangku lalu naik keatas menyentuh toketku. Diremasnya dengan lembut dada saya yang sebelah kanan. Saya makin liar membalas ciumannya. Ia lalu mencium pipiku lalu kembali menyerang leherku. Dilumatnya dan dijilatnya leherku dari atas sampai kebawah. Tangannya yang sedikit kasar meraba-raba toketku. Tubuhku berkelejat liar saat jemari Yanto mempermainkan tonjolan dadaku. Saya hanya bisa mendongkakan kepala kearah atas, menikmati lumatan dan remasannya.. Ia lalu membalikkan tubuhku hingga membelakanginya. Saya hanya memejamkan mata sambil menikmati sensasi dipeluk cowo atletis itu. Dengan tangan mengelus perut Yanto kembali menciumi ku. Kali ini punggungku dijadikan sasaran serbuan bibirnya yang hangat. Lidahnya terasa geli saat menyapu-nyapu punggungku yang terbuka. Saya membiarkan tangannya mulai merambat naik ke toketku. Diremasnya benda kenyal itu. Saya menggelinjang nikmat. Apalagi saat lidah Yanto mulai merayap di tulang belakangku. Saya hanya pasrah dan membiarkan tangannya meremas dan mempermainkan payudarsaya sesukanya, karena saya memang menikmatinya juga. Bahkan tanpa sadar tanganku memegang tangan Yanto seolah-olah membantunya untuk memuaskan dahagaku. Bibir Yanto kembali menyerbu punggungku. Diciumnya pundakku yang putih mulus itu, kemudian ditelusurinya tulang punggungku dengan lidahnya yang panas. Ini membuat syarafku semakin terangsang hebat. Apalagi tangannya yang kokoh tetap meremas kedua belah payudarsaya dengan gemasnya. Ada rasa enak dengan remasannya itu. Lidahnya terus turun ke bawah hingga ke atas pinggulku. Hal ini membuatku semakin menggelinjang kegelian. Kemudian ia membalikkan tubuhku, kini ia bisa dengan leluasa memandang tubuhku yang sudah telanjang bulat dihadapannya. Ia menelan ludah memandang kearah payudarsaya yang naik-turun seiring orongan nafasku yang memburu. Matanya hampir copot saat memandang memek saya yang bersih terawatt. Saya sengaja mencukurnya beberapa waktu yang lalu. Saya tahu ia sangat bernafsu memandangku seperti ini. Yanto mendekat kerahku dan kembali melumat bibirku. Tangannya tak tinggal diam,turun aktif meremas dan memelintir dadaku. Tangannya sangat rakus menjelajahi setiap inchi dada saya dari yang kakan beralih kekiri. Hal itu mengakibatkan dada saya makin lama makin “membengkak”. Saya tak kuasa mendesah setiap kali remasannya didadaku. Apalagi saat bibirnya dengan penuh nafsu turun kebawah dan melumat kedua puting payudarsaya yang sudah mulai keras. Dijilatinya payudarsaya secara bergantian, seolah-olah takut tak bisa menikmatinya lagi. Saya kembali melayang di awan saat tangannya mengelus pahaku. Nafasku semakin memburu dan saya mulai merasakan bagian selangkanganku mulai basah. Yanto lalu melepaskan payudarsaya dari mulutnya. Yanto sendiri tampaknya juga sudah sangat terangsang. Saya dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah dan batang kemaluannya mengedut-ngedut. Ia kembali mendekatiku didudukkanya saya diranjanganya yang empuk. Kembali mulutnya mengulum payudarsaya dengan sangat rakus, seolah-olah ingin ditelannya semua. Tangannya juga tak tingal diam, mulai merangsek kearah bibr memekku. Disibakkannya memek saya dan satu jarinya masuk keronggaku. Saya kontan mengerang kala jarinya dengan bebas beroperasi dimemekku. Ditusuk-tusukkannya telunjuknya itu dimemekku. Saya semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka saya pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Yanto yang kekar mengangkat tubuhku dan merebahkan di pinggir tempat tidur. Ia segera menarik kedua kakiku hingga menjuntai ke lantai. Dipandanginya lagi tubuhku yang telantang tersebut. Dengan tubuh telanjang bulat tanpa tertutup sehelai kainpun yang menutupi tubuhku, saya merasa risih juga dipandang sedemikian rupa. Ia lalu meraba-raba paha mulusku, lalu ia berjongkok didepan bagian bawah tubuhku. Dengan leluasa tangan Yanto meraba dan bibirnya menjilati pahaku. saya mulai menggeliat menahan geli yang teramat manakala bibir dan lidahnya mulai menjalar ke arah pangkal pahaku. Dibentangkannya kedua belah pahsaya dan menundukkan wajahnya di selangkanganku.
Matanya nanar menatap liangku yang bersih itu. Saya tak tahu apa yang hendak ia lakukan, sampai kurasakan suatu sentuhan basah di bibir memekku. Tanpa membuang waktu, bibir Yanto mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Tubuhku menggelinjang hebat. Saya seperti kesambet ratusan tawon kala lidahnya menyrang bawahku. Saya semakin salah tingkah dan tak tahu apa yang harus kulakukan. Yang jelas saya kembali merasakan adanya desakan yang semakin menggebu dan menuntut penyelesaian. Sementara kedua tangannya merayap ke atas dan langsung meremas-remas kedua buah dadaku. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati liang kemaluanku dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Lidahnya yang panas mulai menyusup ke dalam liang kemaluanku. Tubuhku terlonjak dan pantatku terangkat saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir kemaluanku. “Akhhh..Lan.. auw… oh….” bibirku merancu. Kemudian tanganku bahkan menarik kepala Yanto lebih ketat agar lebih kuat menekan selangkanganku sedangkan pantatku selalu terangkat seolah menyambut wajah Yanto yang tenggelam dalam selangkangan. Puas mnyerang memekku, Yanto kemudian berdiri dihadapanku lalu mendekatkan tubuhnya ketubuh mulusku. Diciuminya sekali lagi seluruh tubuhku. Kini tubuh telanjang Yanto mendekapku. Darahku seperti terkesiap saat merasakan dada bidang Yanto yang berbulu menempel erat ke toketku. Ada sensasi hebat yang melandaku, saat dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki dengan bulu didadanya. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tak kenal lelah meremas-remas buah dada saya yang semakin kenyal. Tanpa menunggu lama lagi, Yanto berdiri di antara kedua belah pahsaya dan siap-siap penetrasi. Di kocok-kocoknya kontol besarnya itu. Kemudian tangannya membimbing batang kemaluannya yang sudah berlendir dan dicucukannya ke celah hangat di tengah bukit kemaluanku. Saya menahan nafas saat kepala kontolnya yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamsaya hingga saya merintih kenikmatan. Agak susah juga kontolnya menerobos gerbang memekku, meskipun ronggsaya sudah sangat banjir dengan lendirku. Ia tetap berusaha dengan sabar. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku. Tapi masih setengahnya saja, itu juga memek saya sudah terasa penuh. Lalu tiba-tiba dengan kasar Yanto tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku saya tak kuasa menahan diri untuk tak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik. “Aduh, Lan.. sakit….” rintihku. Yanto cukup mengerti keadaan diriku, saat ia selesai masuk seluruhnya ia memberi kesempatan padsaya untuk menguasai diri beberapa saat. Saya mamfaatkan untuk adaptasi dengan batang gedenya. Kemudian ia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan. Saya menggeliat hebat saat ujung batang kemaluan yang besar itu menyeruak dinding memekku. Sungguh batang kemaluan Yanto itu luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung batang kemaluannya yang bergerak maju-mundur secara pelahan. Yanto terus menerus mengayunkan pantatnya makin lama frekwensinya makin cepat. Ia dengan kecepatan tinggi mamaju-mundurkan batang batang kemaluannya dalam liang kemaluanku. Otomatis dada saya terguncang-guncang keatas dan kebawah seiring goyangan tubuhku. Keringat kami berdua semakin deras mengalir, sementara mulut kami merancu dan mendesah ga jelas. Direngkuhnya dada saya yang bergoyang itu. Diremasnya dengan lembut. Berbeda dengan memek saya yang disodoknya dengan cepat, dada saya justru diremasnya dengan lembut. Putting payudarsaya yang sebelah kanan dipelintirnya dengan tangan kirinya. Saya sungguh tak kuasa untuk tak merintih setiap Yanto menggerakkan tubuh da tangannya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamsaya sungguh membuatku lupa ingatan. “Ahh..ahhh..” erangan kami membaur jadi satu. Saya sudah tak bisa ngapa-ngapain, setiap kali Yanto menyodokkan kontolnya. Dapat kurasakan dinding memek saya tergesek, klitorisku juga tergesek-gesek.
Hal itu membuatku merem-melek keenakan. Yanto kemudian memegang kaki kiriku, terus diangkatnya ke bahu kanannya, terus ia mengangkat kaki kananku, diangkatnya ke bahu kirinya. Saya diam saja, tak bisa menolak, posisi apa yang ia ingin terserah, pokoknya saya ingin cepat-cepat disodok lagi. Saya tak tahan ingin langsung dikocok. Ternyata keinginanku terkabul, ia menyodokku lagi, kakiku dua-duanya terangkat, mengangkang lagi, makanya memek saya terbuka lebih lebar dan Yanto makin leluasa mengocok-ngocokkan kontolnya. Saya sudah setengah sadar saat Yanto kembali mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya yang terjepit erat dalam laing kemaluanku semakin menyeruak masuk. Memek saya diaduk-aduk batangnya. Saya yang sudah sangat terangsang tanpa sadar akhirnya menggoyangkan pantatku seolah-olah memperlancar gerakan batang kemaluannya dalam liang kemaluanku. Kepalsaya tanpa sadar bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang kurasakan. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak yang meletup-letup hendak pecah di dalam diriku.Kupacu terus goyangan pinggulku, karena saya merasa sebentar lagi saya akan memperolehnya. Terus…, terus…, saya tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suara saya yang kadang-kadang memekik menahan rasa luar biasa itu. Beberapa saat kemudian orgasme meyerangku. Dan saat klimaks itu hamper sampai saya memekik keras sambil meremas kuat bed cover. Langit-langit kamar seolah-olah jatuh menimpaku. Sekujur tubuhku mengejang. Erangan panjang keluar dari mulutku saat mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku sehingga kelihatan mengkilat. Yanto juga sama denganku, mungkin karena baru pertama sekali bersetubuh dengannku dan baru kali ini merasakan kenikmatan tubuhku, ia juga orgasme bersamaan dengannya. Dengan menyebut nama saya ia mengeluarkan spermanya dirahimku. Saya merasakan cairan hangat dan kental menyirami memekku. Spermanya menyembur banyak sekali di dalam rahimku, cairan hangat dan kental itu juga membasahi daerah selangkanganku serta sebagian meleleh turun ke pahaku. Setelah semua maninya keluar ia menjatuhkan tubuhnya disampingku. Tubuhku lemas bersimbah peluh. Saya merasa sangat lelah, napasku terengah-engah. Ia melap keringat didahiku lalu menecup keningku sambil mengucapkan terimaksih. Kami kemudian mengobrol tentang permainana kami barusan. Ia mengsaya sangat kagum akan keindahan tubuhku, makanya tanpa terasa cepat sekali orgasme. Perlahan-lahan tenaga kami mulai terkumpul dan nafsu kami mulai bangkit lagi. Ia menatapku penuh arti, kemudian kami berciuman. Kali ini ciuman kami lebih ganas. Saya bahkan mulai berani mengelus kontolnya yang belum tegang benar itu. Ia membalasnya dengan menyerang memek saya juga. Kami sangat bernafsu, berbagi kenikmatan. Perlahan tangan Yanto mulai menggerayangi tubuhku bagian atas, buah dada saya yang terlihat membusung digapainya dengan buas. Yanto kembali menghujamkan ciuman dan juga jilatannya ke arah leherku. Ia semakin meningkatkan serangannya, lalu mulai menurunkan ciumannya ke arah kedua gunung kembar. Sementara kedua putingku terasa gatal menahan gejolak seakan ingin cepat dikulum oleh mulut Yanto yang jilatannya terasa membuat tubuhku melayang. Tanpa banyak basa basi lagi Yanto langsung menjilati dan mengulum buah dada saya satu persatu seolah ingin semua dihabiskannya. Saya semakin menggeliat dan memekik kecil, “Akkh.. akhhh.. Yanto.. teruskan.. teruskan.. akh.. ahkk..” saya tak kuasa mendesah menikmati mulutnya yang menjelajahi putingku, bahkan sesekali digigitnya dengan lembut sehingga membuatku makin mendesah. Kemudian ia menghentikan aktivitasnya, lalu mendudukkan ku ditepi ranjang bersamaan dengannya. Ia megangi batang kontolnya pakai tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku.
Saya tahu ia mau merasakan mulutku di alat kelaminnya. Sebelum mengoralnya saya terlebih dahulu mengocok-ocok kontolnya, ia sangat menikmati remasan jari lembutku di batangnya. Kukocok keatas dan kebawah seperti pompa. Tanpa perasaan jijik,kemudian saya bungkuk sedikit, saya pegang batang kontolnya yang besar itu pakai tangan kiriku, tangan kananku menahan badanku biar tak jatuh dan mulutku mulai bekerja. Senjatanya mulai kujilati perlahan dan sesekali kukulum dalam-dalam. Kurasakan aroma memek saya disana, tapi tak kuperdulikan. Kembali kumasukkan kontolnya kemulutku, tapi mulutku tak sanggup menampung ukuran kontolnya yang besar itu, masih ada sisi seperampatnya lagi diluar, meskipun ujung sudah menyentuh kerongkonganku bagian dalam. Perlahan-lahan senjata Yanto semakin membesar. Kudengar Yanto mengerang menikmati jilatanku. Saya semakin terangsang melihat senjata Yanto yang semakin menegang itu, maka saya makin bersemangat mengoralnya. “Akh.. akh.. Terus.. Feb.. terus…” nafasnya tak teratur menahan perlakuanku di kontolnya. . Yanto sepertiya puas juga sama permainanku, ia melihatiku bagaimana saya meng “karaoke” in ia sambil sesekali membuka mulut sambil sedikit berdesah. Beberapa saat kemudian Yanto melepaskan diri, ia membaringkan saya di tempat tidur dan menyusul berbaring di sisiku. Saya diposisikannya untuk membelakanginya sambil tiduran, kaki kiriku diangkat disilangkan di pinggangnya. Saya tak tahu gaya apa yang akan dipakainya untuk menyetubuhiku. Dari belakang Ia berusaha memasuki memekku. kepala kontol Yanto yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamsaya hingga saya merintih kenikmatan. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku. Ia lalu mengoyangkan pantatnya mula-mula lambat kemudian cepat. Saya menjerit tak karuan saat kontolnya menyerangku dari belakang. Sungguh sensasi yang baru pertama kali kualami. Saya kembali merintih setiap kali ia menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamsaya sungguh membuatku lupa ingatan. Yanto menyetubuhi saya dengan cara itu. Sementara bibirnya mulai melumat bibirku, yang segera kubalas. Kami bertukar air liur sejenak, sebelum ia mengarahkan bibirnya kearah tengkuk dan leherku. Saya makin menjadi-jadi merasakan jilatannya disana, apalagi tangannya selalu meremas-remas payudarsaya yang berguncang-gunjang. Saya dapat merasakan puting susuku mulai mengeras, runcing dan kaku. Saya sepeerti kesetanan melihat bagaimana batang kontol lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Sunguh kontras sekali, melihat kontol hitamnya menusuk memek putihku. Saya menjerit-jerit dengan kuat kala semua titik kenikmatanku di serangnya. sodokan kontol besarnya dimemekku, jilatannya dipundak dan leherku, serta remasan didada saya membuatku melayang-layang. Gerakanku semakin liar saja. Tak berapa lama kemudian saya merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk bantal guling dihadapanku dengan kuatnya. “Aaagghh.. Yanto.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Kembali kurasakan orgasmeku yang kedua kalinya malam itu. Tubuhku melemas.. lungai. Tapi Yanto makin semangat memacuku dari belakang hingga orgasmeku makin panjang dan indah. Saya sudah lemas sekali. Tapi ini belum berakhir karean kontolnya masih tegang sekali, tak mungkin ia membiarkan hal itu. Ia masih sibuk menyodok-nyodokku dari belakang. Beberapa menit kemudian Yanto membalik tubuhku hingga menungging di hadapannya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua belah toket saya yang kini menggantung berat ke bawah. Saya mengerang-erang menikmati semua desakan birahi ini. saya sunguh kewalahan menghadapi sodokan Yanto yang masih bertenaga. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir 15 menit ia bertahan dalam posisi itu, tapi belum ada tanda-tanda akan orgasme. Saya yang menungging didepan tubuhnya hampir kehabisan nafas. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. Sementara kami terus berpacu. Sungguh hebat laki-laki ini. Kontolnya dengan mahir sekali menerobos milikku. Sungguh luar biasa kenikmatan yang kurasakan, saya pun semakin liar, saya membuka pahsaya lebih lebar agar kontolnya lebih leluasa masuk.
Baca Juga Cerita Porno : Sex Di Villa
Memek saya seperti diaduk-aduk dari belakang. Terkadang Yanto bahkan menggoyang-goyangakn pinggangnya kekanan dan kekiri sehingga membuatku makin gila saja rasanya. Ia menghentak-hentakkan pinggulnya, semakin kencang membuat tubuhku tersentak-sentak dan dada saya terayun-ayun. Saya mengerang-ngerang sambil ikut meraba dada saya sendiri, mencoba menambah kenikmatan sendiri. Saya mulai liar dan gatal. Saya ga peduli dicap apaan yang penting saya ingin segera menuntaska birahi ini. Yanto benar-benar ahli, tak lama kemudian saya sudah mulai pusing, saya lihat dinding kamar mulai berputar-putar. Saya benar-benar tak bisa ngontrol badanku. Ada semacam setrum dari selangkanganku yang terus-terusan bikin saya gila. “Ah… ah… Lan.. Ah… berhenti dulu Lan… Ah… Ah… Shhh…” saya tak tahan sama puncak nafsuku sendiri. Tapi Yanto bahkan terus-terusan menyodok-nyodok memekku. Saya benar-benar tak tahan lagi, saya kejang-kejang, tapi sudahnya benar-benar enak sekali, saya orgasme lagi. Saya membenamkan kepalsaya di bantal mencoba menghapus peluhku yang sudah sebesar jagung itu. “Lan, istirahat dulu ya..” Pintaku. Tanpa melepaskan kontolnya dari memek saya dibiarkannya saya istirahat sebentar. Beberapa detik lewat, semua badanku masih lemas, tapi saya tahu ini belum selesai.Yanto sendiri sepertinya memang sudah tak tahan ingin mengeluarkan maninya diliangku, tanpa menungu lama lagi diangkatnya kepalsaya hingga posisiku kembali seperti anjing kawin, dan langsung ditusukkan lagi kontolnya itu ke memekku. Ada sedikit rasa perih karena baru orgasme. Saya memintanya lebih lembut,Tapi Yanto tak peduli. Nampaknya ia sangat senang melihatku tak berdaya seperti ini. Yanto mengocok memek saya seperti orang yang kesurupan dan tangannya tak pernah diam, langsung diremasnya pantatku yang sudah basah oleh keringat. Diremas-remasnya benda kenyal itu sambil sesekali di cengkramnya dengan kuat. Kontan saya menjerit panjang. Nampaknya ia sangat menikmati doggy style ini, karena ia bisa yang pegang kendali, dengan memperlakukan tubuhku sesukanya. Tangannya mulai berakih kepunggungku lalu ketoketku. Diremasnya sambil dipelintir-pelintir putting dadaku. Saya tak tahan digituin, apalagi badanku masih lemas, tanganku lemas sekali, untuk menahan hentakan-hentakan waktu Yanto menyodokkan kontolnya saja sudah tak kuat. Saya ambruk ke ranjang, tapi Yanto masih terus mengocokku, dari belakang. “Ah… euh… ah… aw…” saya cuma bisa mendesah setiap kali Yanto menyodokkan kontolnya ke memekku. Saya ditungganginya seperti kuda dengan pantatku sebagai pegangannya. Rasa perih menjalar keseluruh tubuhku. Saya coba mengangkat badanku agar derita birahi ini cepat berlalu, tapi saya tak kuat. akhirnya saya menyerah, saya biarkan badanku ambruk seperti itu kekasur. Saya berusaha memohon agar ia berhenti, Tapi rupanya Yanto tak peduli, ia tetap maksakan kontolnya keluar-masuk ronggaku. Saya cuma bisa pasrah sambil menahan perih di memekku. Dada saya bergesakan dengan kasur tiap kali ia menyodok, dan sepertinya itu membuat ia makin nafsu. Ia tambah kecepatan dan mulai meremas dada saya yang terjuntai kekasur Mendadak rasa sakit di liangku hilang, Rasa sakit kocokannya sudah benar-benar sirna, sekarang saya cuma merasakan nikmatnya seluruh tubuhku.
Saya mulai merem-melek kegilaan dan akhirnya saya sampai ke puncak yang kesekian kalinya hari itu, dan bersamaan puncak kenikmatanku, saya merasakan cairan hangat muncrat di memekku. saya tahu Yanto juga sudah sampai puncak, kontolnya berdenyut-denyut. Akhirnya saya klimaks lagi bersamaan dengan Yanto. Spermanya yang hangat mengalir mengisi rahimku “Febby.. a.. ku.. ke.. luar… !” erangnya panjang sambil meringis. Disemprotkannya kontolnya semana kememekku. Kali ini kurasakan maninya lebih banyak yang keluar, sampai tumpah dan mengalir disela-sela pahaku. Rasanya sungguh lemas, badan seperti mati rasa, mata saya juga makin berat. Mungkin karena kecapaian digenjot Yanto berulang kali atau karena kondisiku yang kurang fit, akupun tak sadarkan diri, meskipun jarang sekali saya pingsan setelah bersenggama. Malam itu saya tertidur di apartemen Yanto. Tapi saya benar-banar ga bisa tidur, karena ia selalu ingin menikmati jepitan memekku. Baru saya tertidur sebentar, kurasakan lidahnya bermain-main di dada saya dan tangannya mengorek-orek liangku. Saya sudah sangat lemas sekali, jadi saya biarkan saja ia berbuat sesukanya kepadaku. Digenjotnya kembali tubuhku dengan posisi konvensional. Kali ini ia tak menumpahkan maninya di rahimku melainkan di dada dan perutku. Saya disuruhnya membersihkan kontolnya. Saya kurang nyaman tidur dengan lelehan sperma di tubuhku, maka segera saya pergi kekamar mandinya dan membersihkan tubuhku. Saya coba mengurangi rasa lemasku dengan cara berendam air hangat di bath upnya. Baru saja saya menikmati hangatnya bath up disekujur tubuhku ia sudah muncul di pintu kamar mandi. Nampaknya nafsunya kembali memuncak melihatku berendam dengan lemah di bath up. Ia lalu kembali memonpa tubuhku, percuma saya menolaknya yang sudah kerasukan nafsu. Dengan posisi menungging berpegangan pada pintu kamar mandi ia menggenjotku. Saya merasakan orgasme yang berkepanjangan malam itu. Bahkan saat saya sudah terlelap ia mencoba menusukkan kontolnya ke anusku. Untung saya segera bangun dan memarahinya. Saya bilang saya belum siap anal sex, apalgi dengan kontol seperti itu, bisa jebol anusku. Ia akhirnya minta maaf dan mengurungkan niatnya, tapidengan syarat saya mau mengoralnya. Akhirnya kupaksakan men-karoke kontolnya. Cukup lama saya mengoralnya hingga akhirnya kontolnya itu mengeluarkan sperma dimulutku. Setelah itu kami tidur. Demikian lah Kisah Sex Pacar Baruku Ngajak Mesum Mulu oleh Cerita sex hot