ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI

ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI

Cerita Mesum Hot – cerita bokep seks ini adalah cerita mesum ku.. kita mulai saja ya cerita dewasa ini.. Saya adalah seorang pegawai swasta yang bergerak dalam bidang komputer, Beberapa minggu yang lalu saya ditelpon melalui HP untuk memperbaiki komputer pada salah satu pelanggan yang belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 25 tahunan karena suaranya sangat manja dan dewasa.  Pada waktu yang ditentukan saya datangi, rumahnya tak terlalu luas tapi cukup apik penataan taman, saya pencet bel, yang keluar seorang wanita setengah tua dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat buyar konsentrasi. Setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu saya dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer tersebut berada. Beberapa waktu berselang selesai pekerjaan saya, sebelum pamit saya menyuruh mencoba komputer tersebut apa sudah baik atau masih ada yang tertinggal.  Berawal dari coba mencoba akhirnya saya jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita setengah baya, yang mengaku bernama Dewi (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya pikir hal ini persoalan klise belaka, tetapi dampaknya sangat berarti bagi kehidupan berumah tangga. 

Tak terasa waktu berjalan terus seiring dengan konsultasi Dewi terhadap saya tentang persoalan rumah tangganya, katanya saya dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang saya akui suatu kelebihan saya bila menghadapi wanita yang sedang dirundung musibah, tapi bukan sebagai kedok untuk berbuat yang tidak-tidak. Dunia Perawan – Orgasme Nikmat Tante Dewi | Setelah selesai saya pamit dan memberikan No. HP saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan saya hubungi saya. Beberapa hari kemudian saya ditelpon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut saya sebagai tempat yang sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran namanya (ada aja).  “Mas, saya sangat berterima kasih atas konsultasinya waktu lalu”, ujar Dewi dengan mata yang sendu dan bibir tergetar halus. “Saya hanya orang biasa yang hanya dapat berbicara untuk mencari jalan keluar”, jawab saya sebisanya karena dengan tatapan matanya saya dapat merasakan getaran birahi yang sangat besar. “Saya ingin Mas temani saya untuk berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya” Wah mati aku, akhirnya saya bimbing kedalam tempat yang nyaman dan privacy. Bagaikan seorang kekasih saya berkasi-kasihan diatas sebuah ranjang empuk dan berudara nyaman.  Saya lumat bibirnya dengan penuh perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami ber ciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Dewi melenguh. 

“Mas terus Mas jangan kecewakan saya” sebentar-bentar tangannya bergreliya ke dada dan selangkangan saya, tak tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah menuju pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya wah wangi farfumnya menyentuh birahi saya. Tangannya merengkuh alat pitas saya yang sudah tegang, Dewi kaget, mass kok besar sekali, saya bisikan, jangan takut pasti muat. Memang Dewi belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya suaminya tak terlalu besar.  Saya jilat permukaan vaginanya, Dewi bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir saya, saya terperanjat, kenapa? “Mass saya belum pernah seperti itu, maaf yah”, saya hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan seluruh paha.  Beberapa waktu berselang tangannya mendekap kepala saya dengan sangat kencang seolah-olah tak mau dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Dewi sudah klimaks tapi dalam dalam benak saya ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah saya baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya konpensional saya mulai melaksanakan tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan punya saya disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles kepalanya, Dewi menjerit kecil. “Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlalu besar”.  Memang saya sadar dan tak langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah vaginanya teradaptasi Dewi berubah dengan gaya yang agresip ditekan pantatnya ke atas hingga punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang atraktif, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Dewi di atas dengan demikian Dewi lebih leluasa untuk mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan. Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Dewi bergerak naik turun sambil berdesis-desis hingga saya bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas. 

Baca Juga Cerita Bokep Seks : AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG dan PENGALAMAN NGENTOT TANTE LINDA SUPER MONTOK

Beberapa saat kemudian Dewi mengejan dan menegang sambil menggigit dada saya, setelah itu saya tak mau kehilangan momen saya lakukan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu yang tak mau saya paksakan yaitu mengoral punya saya, karna saya tau Dewi nanti stress, saya pikir bila nanti pada satnya tiba mungkin bukan batangnya yang dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya. “Dewwii saya mau sampai nihh. saya keluarin dimanaa?” “Mas di luar saja dulu yah”.  Dengan secepat kilat saya tarik kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa saya sadari dikulumnya kemaluan saya, hingga saya terperajat dan tak yakin, yah mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada hanya nafsu dan nafsu.  Tanpa istirahat kemaluan saya bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Dewi terasa sempit dan rongga mulutnyapun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan saya bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas. Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat hampir klimaks saya dibuatnya, tapi sebelum itu saya lepaskan untuk mengurangi ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga Dewi merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari sangkutannya. semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Dewi, saya rasakan aliran cairan hanggat membasahi jari saya dan tak mau ketinggalan moment yang indah ini saya balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan saya tekan dengan kemaluan saya dari arah belakang, Dewi meringis.

“Mas pelan-pelan, ngilu”  Saya atur irama sehingga lama kelamaan menjadi asyik dan Dewipun melakukan gerakan yang membuatnya bertambah assyik dan masyukk. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Dewi. Dan lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka atau penyakit wasir, nafsu saya melihatnya tapi hasrat itu saya pendam, mungkin (dalam benak saya) lain waktu Dewi meminta untuk di setubuhi anusnya karena memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Dewi, dengan sedikit mesra tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.  “Mas, coba dong masukin dari belakang, Dewi ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah”.  Antara sadar dan tak sadar saya anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya sangat lelah saya istirahat sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek saya kembali kekamar, ternyata Dewi masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang surga, terletak hanya kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Saya berfikir mana yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa basa-basi saya mainkan jari saya dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar permukaan anusnya, Dewi terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, saya tidak merasa jijik karena memang anus Dewi bersih dan terawat.  Dengan hati-hati saya masukkan kejantanan saya kedalam anusnya, susah sekali masukinnya karena memang punya saya besar dibagian kepalanya sedang Dewi anusnya masih sangat rapat, saya nggak abis akan saya ludahin agar licin, lama-lama kepala kemaluan saya masuk kedalam anusnya, Dewi menjerit kecil, saya tahan beberapa saat kemudia dengan rileks saya tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus-enerus sehingga Dewi merasakan sensasi yang luar biasa. 

“Mas kok enak sih, lain gitu dengan melalui vagina”. Saya pun waktu itu baru merasakan lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir saya tidak kontrol untuk cepat-cepat keluar, dengan tarik nafas secara perlahan saya bisa kendalikan emosi saya sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang, Dewi meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi yang sangat dahsyat.  Kemaluan saya semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu kepada Dewi saya semprotkan mani saya kedalam liang anusnya, Dewi kaget dan mengejan sehingga kemaluan saya seakan-akan disedot oleh jetpump kekuatan besar. saya tergeletak diatas punggungnya sambil memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikir kerutan, karena memabg umur tidak bisa dikelabui, saya dan Dewi tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak tiga ronde dipihak saya.  Saya lihat tatapan matanya mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula saya sehingga membuat motivasi saya untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya. Saya memang lebih menyukai wanita setengah baya dari pada ABG, karena wanita setengah baya mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra. 

Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan saya dengannya, saya dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu saya diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda terima seperti biasanya bila terjadi transaksi. Sebenarnya saya tak tega mengambil cek tersebut, karena apa yang saya lakukan dengannya adalah sama-sama iklas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik masyuk, tapi saya pikir uang buat Dewi nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu saya juga sedang memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan saya yang secara kebetulan pada waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin.  Setelah peristiwa itu saya masih terus dihubungi bila Dewi perlu, dan pernah saya dikenalkan dengan rekan-rekan yang senasib dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas saya akan rahasiakan sampai akhir hayat.  Oke saya pikir cerita ini bukanlah membuka rahasia tapi hanya membagi pengalaman dalam dunia maya, dan lagi nama dan tempat adalah fiktif belaka, bila ada rekan-rekan yang berminat konsultasi dengan saya saya siapkan waktu, hubungi saya, selanjutnya terserah anda. Dan motto saya, kerahasiaan adalah segalanya buat hidup saya.

SUKABUMI

Waktu itu tahun 1988 saat saya baru saja menjadi mahasiswa semester satu sebuah perguruan tinggi komputer terkenal di Depok (di sebelah sebuah universitas negeri beken). Seluruh mahasiswa baru ketika itu diwajibkan ikut kegiatan Jambore dan Bakti Sosial (Jambaksos) yang diadakan di sebuah areal perkemahan di daerah Sukabumi, Jawa Barat.  Pada hari yang ditentukan, siang hari kami semua bersiap-siap di kampus tercinta, kemudian segera diberangkatkan dengan menggunakan beberapa truk bak terbuka. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang tiga sampai empat jam, diakibatkan ada salah satu truk yang salah jalan sehingga semua truk lain harus diam menunggu sejenak di suatu tempat, akhirnya kami tiba di tempat tujuan kami. Hari sudah mulai gelap. Kulihat sekeliling kami. Uh, seram juga. Suasana sunyi dan gelap, maklum di daerah pegunungan yang tidak terlalu banyak penduduknya. Yang terdengar hanya suara mesin diesel truk yang cukup berisik. Akhirnya dengan konvoi truk satu persatu, kamu menuju tempat terbuka sebagai tempat parkir truk-truk yang kami tumpangi tersebut. Sudah sampai?, Belum! Kami masih harus berjalan kaki lagi beberapa jauh melalui jalan setapak untuk mencapai tempat di mana kami akan mendirikan tenda-tenda kami.  Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat kami memasuki areal perkemahan.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : BERHAYAL NGENTOT TANTE dan SAHABAT ISTRIKU

Wah! Ternyata areal perkemahan sudah diterangi oleh beberapa lampu sorot yang cukup besar kekuatannya, yang sudah disiapkan oleh tim panitia yang telah mendahului kami ke sana satu hari sebelumnya. Mereka juga telah mendirikan dua buah MCK darurat. Satu khusus cewek dan satu khusus cowok. Dengan tubuh sedikit letih akibat perjalanan yang cukup jauh, kami pun mendirikan tenda masing-masing dengan bimbingan beberapa orang panitia. Satu tenda diisi oleh satu grup yang terdiri dari empat sampai lima orang. Cewek dan cowok pisah tenda. Katanya sih, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan! Saya memang sial, grup saya semuanya terdiri dari anak-anak yang belum saya kenal. Saya memang orangnya pemalu dan agak penakut, sehingga kurang cepat dalam bergaul. Setelah makan malam dan sedikit waktu istirahat, diadakan briefing mengenai jadwal kegiatan Jambaksos di hari-hari berikutnya. Briefing inilah satu-satunya acara yang diadakan pada hari pertama itu.  Tengah mengikuti briefing, tiba-tiba saya merasa ingin pipis. Saya ragu-ragu untuk turun ke MCK yang didirikan di tepi sungai yang mengalir dekat perkemahan kami. Saya yang memang dasar penakut, urung ke MCK tersebut. Habis jalan ke sana cukup jauh lagipula gelap sekali. Sementara untuk meminta dampingan salah seorang panitia malu rasanya. Akhirnya saya putuskan pergi ke balik semak yang sekelilingnya sepi dan agak tersembunyi serta agak jauh dari kerumunan orang-orang yang sedang mengikuti briefing. Ah.., Lega rasanya setelah saya mengeluarkan seluruh isi kandung kemih saya. Mungkin kalau ditampung di botol, setengah liter ada. Saya memang menahan pipis dari waktu masih di daerah Bogor saat perjalanan menuju kemari. Apalagi ditunjang oleh dinginnya udara pegunungan di sini sampai ke sumsum tulang.  “Hi hi hi hi.., Hei, ngapain kamu di situ?!” Tampak dua orang panitia datang ke arah saya sambil cengengesan. Saya mengenal mereka, yang satu namanya Alfa (bukan nama sebenarnya), yang rambutnya sepundaknya sedikit kecoklatan, sedangkan yang rambutnya hitam pekat dipotong pendek adalah Pratiwi (juga bukan nama sebenarnya).

ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI

Kedua-duanya tinggi tubuhnya hampir sama. Sama-sama cantik dan sama-sama sensual. Payudara merekapun termasuk berukuran besar dan membulat, dengan milik Pratiwi sedikit lebih besar ketimbang milik Alfa. Ini kelihatan dari balik kaus oblong cukup ketat yang mereka kenakan. Mereka berdua adalah anggota seksi P3K. “Saya.., saya lagi buang air, Kak”, jawab saya dengan takut-takut. Tapi Alfa dan Pratiwi malah mendekati dan melompat turun ke tempat persembunyian saya yang letaknya sedikit di bawah areal perkemahan itu. “Kenapa kamu pipis di sini, hah?, Bukannya kita sudah punya MCK sendiri di sana?”, tanya Alfa. “Habis, saya takut, Kak.” Saya masukkan penis saya dan saya naikkan kait retsleting celana saya. Alfa dan Pratiwi tertawa melihat perbuatan saya. “Eit! Ini garasi jangan ditutup dulu”, kata Pratiwi sambil meremas selangkangan saya. Ouch! Kemudian tangannya membuka kembali retsleting yang sempat saya tutup. “Wow! Fa, lihat, doi nggak pake celana dalam!”, Saya memang jarang mengenakan celana dalam bila pergi ke mana-mana. “Mana, Wi? Gue mau lihat”, sahut Alfa mendekati selangkangan saya. Pratiwi memberi tempat kepada Alfa. Alfa memasukkan tangan kanannya ke dalam celah ritsluiting saya. Dia mengelus-ngelus senjata saya dengan tangannya yang hangat, membuat saya mulai menggelinjang menahan nikmat. “Wi, doi belum disunat! Kamu pernah main sama penis yang belum disunat?”, Alfa mengeluarkan penis saya dari dalam sangkarnya. Pratiwi hanya mengangkat bahunya saja. “Eh, Oom Senang. Ini hukuman kamu karena sudah buang air sembarangan! Sekarang kamu diam aja yah!”, kata Alfa sedikit melotot.  Alfa mendekatkan penis saya ke mulutnya. Beberapa detik kemudian mulutnya telah asyik melumat penis saya. Ah, penis saya itu semakin mengeras. Ini menambah keasyikan tersendiri bagi Alfa yang terus mengulum penis saya yang meskipun tidak terlalu panjang namun berdiameter cukup besar.

Mata saya hampir mencelat keluar sewaktu Alfa menjilat-jilati ujung penis saya yang tegang menjulang. Gelitikkan lidahnya yang nikmat mulai membangkitkan gairah birahi saya yang selama ini terpendam.  “Fa! Bagi dong gue! Jangan kamu habisin sendiri!”, Pratiwi tidak mau kalah. Ia mengarahkan tangannya ke belakang pinggang saya, lalu dipelorotkannya celana panjang saya ke bawah sehingga menampakkan penis saya yang tampak sudah siap tempur. Dinginnya udara malam yang menusuk kulit paha saya yang telanjang tidak terasa, terhapus oleh kenikmatan yang sedang saya alami di selangkangan saya. Kemudian Pratiwi mendekatkan bibirnya yang ranum dengan sapuan lipstik tipis ke penis saya. Lalu dengan lahapnya mereka berdua menguasai penis saya dengan kuluman dan jilatan lidah mereka yang bertubi-tubi, membuat tubuh saya seperti tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang aduhai ini.  “aah.., Kak.., saya sudah mau keluar..”, kata saya mendesah-desah. Tapi Alfa dan Pratiwi tidak mempedulikannya. Mereka masih asyik menjelajahi seluruh permukaan selangkangan saya dengan mulut dan lidah mereka yang seperti ular. Akhirnya dengan dua-tiga kali kedutan, saya memuntahkan seluruh cairan kental isi penis saya ke wajah Alfa. “Ma.. Maaf, Kak. Saya nggak sengaja.” Alfa bukannya marah melainkan malah tersenyum senang. Dijilatinya air mani saya yang ada di wajahnya. Mengetahui bahwa dirinya tidak kebagian cairan nikmat saya, Pratiwi menjulur-julurkan lidahnya ke arah wajah Alfa. Ia ikut menjilat-jilati wajah Alfa seperti meminta bagian. Alfa tampaknya mengalah. Tiba-tiba bibirnya yang merah merekah mencium bibir Pratiwi. Dan Pratiwi pun membalasnya. Sementara tangannya mulai meremas-remas dua tonjolan bulat yang ada di dada Alfa. “Ah.. Wi.. Terusin.. Ah..” Persetujuan Alfa ini membuat Pratiwi melanjutkan kegiatannya. Ia melepaskan kaus oblong yang dikenakan Alfa. Kemudian tangan kirinya diselipkan ke balik BH Alfa yang berwarna putih. Diremas-remasnya payudara mulus Alfa yang bulat membusung. Sesudah itu tangannya beralih ke punggung Alfa. Dibukanya pengikat BH Alfa. Dan tak terhalangi lagi payudara Alfa yang indah seperti buah mangga harumanis yang ranum, dengan puting susunya yang tinggi menjulang menggemaskan dikeliling oleh lingkaran kemerahan yang cukup lebar.

Tanpa mau melepaskan kesempatan emas ini, mulut Pratiwi langsung melumat puting susu Alfa yang mulai menegang. Dengan lidahnya yang menjulur-julur seperti ular, dijilatinya ujung puting susu yang menggairahkan itu. Sekali-sekali disedotnya puting susu itu, membuat mata Alfa mendelik kenikmatan. Melihat perbuatan kedua senior saya itu, tak saya sadari, penis saya yang tadi sudah loyo bangkit kembali dan semakin mengeras.  Sekonyong-konyong Alfa melepaskan diri dari jamahan Pratiwi. Ia memandangi temannya dengan wajah seperti memohon. Pratiwi pun memahami apa maksud Alfa. Ia menanggalkan semua pakaian yang dikenakannya, lalu merebahkan tubuh bugilnya yang mulus di rumput dengan beralaskan pakaian yang telah dilepasnya tadi. Mulut Alfa langsung menyergap payudara Pratiwi yang berukuran besar laksana buah pepaya bangkok tapi tampak kenyal dan kencang. Lidahnya menjelajahi setiap inci bagian payudara temannya yang memang indah dan membusung itu, termasuk celah-celah yang membelah kedua bukit kembar dengan ujungnya yang mencuat tinggi itu. Dengan mahir Alfa menggesek-gesekkan ujung lidahnya yang basah ke ujung puting susu Pratiwi yang tinggi dan keras, membuat Pratiwi menggerinjal keras sementara mulutnya mendesis-desis bak ular yang siap menerkam mangsanya. Sementara tangan kirinya menelusuri selangkangan Pratiwi. Ia mempermainkan clitoris memerah yang ada di bibir vagina Pratiwi. Diusap-usapnya daging kecil pembawa nikmat itu dengan halusnya dengan jari tengahnya. Diimbangi dengan gerakan naik-turun pantat Pratiwi yang bahenol itu. Kemudian dengan sekali gerakan, Alfa menyodokkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manisnya sekaligus ke dalam vagina Pratiwi, membuat tubuh temannya ini terhentak keras ke atas. Pratiwi tampak memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang tidak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini ketika Alfa memainkan ketiga jarinya itu masuk-keluar vagina Pratiwi, makin lama makin cepat.  Menyaksikan pemandangan yang indah ini, insting kelaki-lakian saya mendorong saya menghampiri kedua cewek yang tengah dilanda nafsu birahi itu. Dengan sedikit rasa takut dan ragu-ragu, saya pegang pinggang Alfa.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : NIKMATNYA NGENTOT PRAMUGARI DI DALAM PESAWAT dan NGENTOT DI MALAM PERTAMA YANG ASIK DAN MELELAHKAN

Setelah menyadari tidak adanya penolakan, membuat rasa keberanian saya timbul, ditambah oleh rasa aneh di selangkangan saya yang sudah minta untuk dilampiaskan. Saya membuka retsleting celana panjang Alfa kemudian saya turunkan celana panjang itu berikut celana dalam yang dipakainya sampai sebatas mata kaki. Seketika itu juga tercium aroma khas nan segar dari selangkangan Alfa yang terpampang bebas. Tanpa menunda-nunda lagi, saya segera menghunjamkan penis saya ke dalam vagina Alfa dengan keras dari belakang, membuat cewek itu menjerit kecil, “Ouuhh..”  “Ah.., terusin.., lebih kencang.., lebih dalam..,. Ouhh..”, Desah-desahan penuh kenikmatan dari Alfa membuat saya tambah bernafsu. Saya semakin mempertinggi intensitas masuk-keluarnya gerakan penis saya di dalam vagina Alfa, mengakibatkan tubuh molek gadis itu berguncang-guncang dengan keras. Kedua payudaranya yang menggantung molek di dadanya dan ikut bergoyang-goyang mengimbangi guncangan tubuhnya sedang dilumat oleh Pratiwi. Puting susunya yang menjulang itu tengah diisap-isap oleh temannya, semakin membuat Alfa mendesah-desah hebat. Sementara di bagian bawah, saya masih mempermainkan penis saya terus-menerus di dalam vaginanya, membuat Alfa kehilangan keseimbangan. Tubuhnya yang putih dan mulus jatuh menindih tubuh Pratiwi yang ada di bawahnya. Namun ini tidak menghentikan permainan kita. “uuh.., Kak.., Saya sudah mau keluar.., Mau.., di dalam.., atau.., di luar..?”, Saya merasakan sudah tidak mampu lagi menahan gejolak yang ada di burun saya. “hh.., Di dalam aja.., Ouhh..”, jawab Alfa sambil terus menggerinjal.  Akhirnya permainan kita usai sudah, diakhiri dengan ditembakkannya lagi cairan-cairan kental berwarna putih dari penis saya ke dalam vagina Alfa. Saya dengan penis masih berada di dalam vagina Alfa terkulai lemas di samping tubuh cewek itu yang dengan lemas masih menindih tubuh Pratiwi yang kelihatannya kurang puas. “Kamu masih punya hutang lho sama gue”, kata Pratiwi mengingatkan saya.

Saya tidak menjawab, hanya mengangguk saja.  Lima menit lamanya kami terdiam. Setelah itu kami bangkit dan membereskan pakaian kami kembali, bersamaan dengan selesainya acara briefing malam itu. Dengan mengendap-endap setelah menengok ke sekeliling terlebih dahulu kami bertiga keluar dari tempat persembunyian kami, kemudian dengan perasaan sepertinya tidak pernah terjadi apa-apa, kami kembali ke tenda kami masing-masing untuk bergabung dengan teman-teman lainnya. “Eh, kamu tadi ngapain bertiga sama Kak Tiwi dan Kak Alfa?”, tanya salah seorang teman saya satu tenda. Saya hanya tersenyum penuh arti.  Demikianlah cerita seks panas ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI oleh cerita sex hot