Cerita Dewasa Terkini – Cerita panas ini merupakan sebuah kisah dewasa terbaru.. Hari sudah beranjak malam, ketika kami putuskan untuk tetap melanjutkan Pendakian, Walau dibasecamp sudah ada peringatan bahwa diatas cuaca sangat buruk, badai dan kabut. Kami ber5 adalah anggota Sebuah kelompok Pecinta Alam di kota Sl. Hampir tengah malam kami sampai di Ondorante, kabut tebal dan cuaca dingin setelah berakhirnya hujan es (hujan yang disertai bongkahan es karena air membeku) hingga kami putuskan dulu untuk beristirahat. Tooolllooooonngggg, ada orang yang denger? sayupsayup terdengar suara cewek. Kami tertegun. An, kamu denger nggak? bisik Jack kepadaku. Iya, suara cewek kataku Manusia bukan ya?timpal Iwan. Tau tuh, gini aja kita denger lagi dah dari mana asalnyajawabku. Dalam hati aku juga ragragu, karena suaranya lirih. Toloooooooongg, kami tersesatsuara cewek terdengar lagi menggema. Sstttttt tuh terdengar lagi kanIwan sedikit bergidik. Oeeeeeeeee siapa tuh, nyalakan senter biar kami tahu teriak Jack Kami disinisuara cewek menyahut. Kami mencaricari sinar senter, dengan asumsi kalo manusia pasti menyalakan senter. Sekelebat kami melihat kedipan sos dari jurang dibawah. Dari komunikasi senter lewat morse, jadi tahu kalo ada 3 cewek yang tersesat.Dengan susah payah akhirnya sampai juga dilokasi mereka. Saya Santi mas,ini Ira dan yang itu Lisakata Santi memperkenalkan diri. Saya Andy,ini Jack, Iwan, Budi dan Rudybalasku. Kami dari kota SM,Mapala Undip.Masmas darimana? Dari Sl, deket kok dari gunung ini Kenapa kalian disini, kok jauh dari jalur pendakian?tanyaku. Awalnya kami melihat sekelompok pendaki menerabas lewat jalan tikus, tapi karena kabut dan badai tadi, kami kehilangan arah hingga tersesat disinitimpal Ira. Lisa kenapa tuh kok kayaknya dah kena hypotermiakataku sambil mendekati Lisa. Kulihat Lisa sudah menggigil.
Kami sebenarnya berlima, tapi tadi waktu di Pos I yang dua nyerah, tu Lisa yang ngotot pengen naik, badaibadai juga nekat jadinya kayak gitukata Ira Gawat, perlu perawatan ni, untung masih ringan kalo udah berat waduh susah.Apalagi kalian didasar jurang, dan kabut kayaknya masih lama. Kita cari tempat yang agak landai dan terlindung dulu,Iwan ama Rudy buat api unggun, kita bermalam, besok pagi kita turun. Lisa satu sleeping bag ama aku, biar panas tubuhnya cepet balik kataku Kok ama cowok, kan bukan muhrim protes Santi. Ni darurat San, dia perlu panas tubuh.Kalo hypotermia harus cepatcepat dikembalikan suhu tubuhnya.Percaya deh ama kita.kata Jack. Kalian langsung aja masuk sleeping bag masing2,istirahat.Besok pagi kita turun. Lisa sudah masuk dalam sleeping bagku. Lis, maaf apa yang aku lakukan ini demi kamu agar hyportemiamu tidak berlanjut, dan jangan berpikir macammacam.kataku berbisik . Lisa mengangguk lembut. Kamu lepasin semua pakaianmu termasuk bramu Kok kata Lisa ragu. Sudah penjelasannya besok kalo sudah dibawah, yang terpenting nanti suhu tubuhku bisa tersalur ke tubuhmu dan nafasmu jadi lebih lancar jika tanpa bra.Toh kamu kan didalam sleeping bag,gak ada yang liat kecuali akukataku Tapi Lisa masih agak ragu tapi akhirnya dia melepas pakaiannya. Aku menyusul masuk ke sleeping bag, dan kubuka seluruh pakaiannku, kecuali CD. Kupeluk tubuhnya,teteknya yang tidak begitu besar.Ku hilangkan pikiranpikiran mesum.Kubiarkan pipiku beradu dengan pipinya.Semakin lama tubuhnya semakin hangat.Tubuh mungilnya yang tadi menggigil sudah berangsurangsur pulih.Sayang dalam sleeping bag yang sempit dan gelap tidak bisa kulihat kemolekan tubuh kecil dalam dekapanku.Nafasnya mulai teratur. Sebenarnya dalam kondisi ini Lisa sudah pulih dari hypotermia, dan seharusnya aku sudah bisa keluar dari sleeping bag, tapi otak mesumku kembali menerawang. Kont0lku mulai menegang dihimpit paha Lisa,sengaja ku gesekgesek hingga semakin membesar. Pikiranku semakin kotor,pelanpelan ku turunkan CDku dan ku lepas.
Baca Juga Cerita Seks Panas : Pak RT Khayalan Seksualku
Kulepas pelanpelan CD Lisa,Lisa sedikit berontak tapi kemudian dia sendiri yang melepas CDnya.Kita berdua sudah benarbenar bugil dalam sebuah sleeping bag sementara kabut sudah berangsurangsur menghilang.Kuselipkan kontolku diantara pahanya yang hangat,terasa sebuah gundukan dengan jembi yang belum begitu banyak membuat aku semakin konak. Perlahan tangaku mulai bergerilya diantara teteknya yang tidak begitu besar dengan puting yang mendongak keatas,semakin lama terasa semakin kencang.Kuberanikan diri mencium kening dan bibirnya.Lisa membalas dengan lembut.Nafasnya memburu, sedikit kudengar dia mendesah.Ku gesekgesek kontolku diantara pahanya,Lisa semakin erat memelukku.Hampir saja aku masukkan kontolku dalam mekinya yang sudah basah, hingga aku sadar bahwa aku sudah kebablasan.Tujuanku adalah menyembuhkan Lisa dari hypotermia, bukan menidurinya. Maaf Lis, aku keracunan nafsu birahi.Gak boleh berbuat mesum di gunung.Ini pantangan.kataku sambil menghentikan aksiku. Iya mas,gak apa apa kok.Aku juga menikmati kok.Baru kali ini aku telanjang dalam dekapan cowok.Dan baru kali ini aku bisa merasakan burung cowok yang sedang tegak.Aku juga horny kok masjawab Lisa. Kami menunggu pagi telanjang berpelukan. Setelah pagi, sebelum temanteman bangun aku dan Lisa berpakaian dan keluar sleeping bag.Berpelukan di api unggun yang hampir mati tapi masih memancarkan kehangatan. Matahari sudah menghangatkan udara gunung yang dingin, kami berkemas setelah sarapan buat tenaga untuk turun dari gunung, maklum kami harus naik dulu untuk mencapai alur pendakian terdekat, kalau turun lewat trabasan sangat curam, kasihan cewekcewek yang kelelahan.
Sudah hampir sore, ketika kami sampai dititik awal pendakian. Kalo langsung pulang mungkin sampai rumah jam 910 malem ni, gimana? Santi bingung. Gini aja, kita menginap di TW aja banyak Villa kok.Ini gak musim pendakian dan gak musim liburan, jadi banyak villa kosong. kataku. Ya udah gitu juga bolehjawab Santi. Kami mencari Villa, dan dapet sebuah Villa deket pasar dengan 5 kamar.Budi dan Iwan tidak ikut menginap dengan alasan besok pagi masih ada tugas, dan dua teman Santi yang turun duluan juga tidak ketemu waktu dibasecamp, dan yang pasti sudah pulang. Setelah membersihkan diri,kami menghabiskan waktu melihat tv diruangan tengah sambil ngobrol hingga larut malam.Santi dan Ira sudah masuk kedalam kamar masing2.Jack dan Rudy udah dari tadi tenggelam dikasur kecapaian.Hanya tinggal aku dan Lisa. Mas nanti tidur dimana?Yang kosong tinggal satu kamar mas.kata Lisa Aku gampang Lis, tidur disini pake sleeping bag juga gak apaapa kok jawabku. Jangan ah, kasihan mas, mas sekamar ama aku saja. Muat kok ranjangnya buat berdua Emang gak apaapa kamu? Yeee, mas ini.Digunung kita berdua sesleepingbag.kata Lisa sambil menarik tanganku. Aku menurut mengikuti Lisa, gimana gak nurut diajak ama cewek imut. Tidak aku sangka sampai dikamar Lisa langsung memelukku dan berbisikYang digunung lanjutin dong, pengen Serius kamu kanbelum lengkap aku bicara, Lisa sudah melancarkan ciumannya,kubalas dengan mesra. Tanpa banyak cakap kami sudah telanjang bulat.Ku tatap dia dari ujung kaki sampai ujung kepala, sungguh suatu pemandangan yang sangat indah.Tubuhnya yang mungil, mulus tanpa cacat.
Tetek dengan puting yang mendongak membuat kontolku semakin menegang.Dengan gemas Lisa meremas kontolku dan sesekali mengocoknya. Ku biarkan dia membelaibelai kepala burung dan kantung telurnya.Lisa bersimpuh didepanku, aku duduk ditepian ranjang.Lisa mulai menciumi kepala kont0lku dan mengulumnya.Walau hanya kepala kont0l yang muat dimulutnya tapi membuat rasaku sampai diawangawang.Aku merem melek merasakan kenikmatan, sampil sesekali aku meremas teteknya yang mengeras. Aku angkat Lisa ke ranjang, aku mengambil posisi 69, aku jilatin lubang mekinya,ku jilati itilnya yang berwarna merahmuda.Sungguh Lisa masih perawan.Semakin lama lidahku semakin liar dilubang Lisa. Masss terusss,aku sudah nggak tahan nihhhh. sesekali Lisa mendesah. Aku semakin liar.Tubuh Lisa semakin bergetar,mekinya semakin banjir dengan air birahi. Mas. aau aaahhhhh.ahhh..hhhhhhLisa mencapai klimaks. Lisa mengejang kemudian lemas.Peluhku berjatuhan di hawa dingin gunung. Aku berbalik, kuciumi Lisa.Ku peluk dia eraterat. Mas, enak bnget.Tapi burung mas belum masuk ke meki..kata Lisa merajuk. Kamu yakin Lis, kamu kan masih Virgin Aku kan yang ngajak mas, aku yang pengin.Aku pengin ngrasain burung masuk meki.Mas gak usah takut, aku nggak minta tanggung jawab mas.Mas tinggal pilih, mau atau tidak.Please give me your cock.Lisa merajuk. Ku belai lembut rambut Lisa.Ku bisik lembut. Ok honey, I give it.Tapi aku istirahat sebentar, kamu juga capek kan.Mas buat kopi dulu ya.kataku. Dengan memakai baju sekenanya aku keluar kamar,sambil melihat keadaan dikamar sebelah.Tapi ketika aku membuka pintu kamar, kulihat Ira sudah didepan pintu,bajunya sedikit terbuka tanpa memakai bra,tangannya ada diantara paha, seolaholah habis masturbasi.Aku tersadar bahwa tadi aku belum menutup pintu,dan seluruh aktifitas sexku dilihat olah Ira. Sssttt, kamu tadi ngintip ya Ir?bisikku Nggak, pintunya kebuka.Aku liat waktu aku mau buat minum.sanggah Ira. Kok bajumu awutawutan..kataku Masak gak tau juga, liat gituan aku juga pingin masskata Ira seraya membuka bajunya. Buset tu nenen bagus amat, lebih gede dari punya Lisa tapi nggak gedegede banget.Putingnya berwarna ping sungguh menggoda untuk dikulum. Ya sudah kita main bertiga, masuk aja aku mau buat kopi dulu biar fit.Tunggu aku ya sayangkataku sambil mencium bibir Ira.
Setelah membuat kopi, aku masuk kekamar,tak lupa aku kunci pintu kamar.Lisa dan Ira sudah telanjang menantiku diatas ranjang.Tanpa babibu langsung ku buka bajuku.Ira langsung menyerang daerah selangkanganku, sementara Lisa mengulum lidahku.Lisa semakin liar menciumi dadaku, menjilatjilat putingku. Dan Ira semakin liar mengulum kont0lku, sesekali menjilat kantung telurku.Kami berubah posisi, Lisa merangkak diatasku, mekinya tepat berada dimukaku,dan Ira masih dibawah menyedotnyedot batang kont0lku.Ku jilati meki Lisa,kujilati clitorisnya yang semakin basah.Lisa mendesah,kadang menggoyanggoyangkan pantatnya. Masss eennakkkkk, geliiiiiii. ahhh masssssssssLisa semakin meracau. Masss masssukkkiiinnn udah gak tahan nihhhh Aku berbalik, kutindih Lisa,pelanpelan kumasukkan kepala burungku ke mekinya yang sempit.Susah mencari lubangnya.Lisa lebih mengangkang seolah melebarkan lubangnya. Dengan perjuangan berat akhirnya, bles kepala burung masuk kesarangnya. Aku tarik sebentar dan aku masukkan lagi lebih dalam.Darah keperawanan menetes diatas ranjang melewati ujung kont0lku. Teruss massss. Kuulangi lagi, aku masukkan dan aku keluarkan.Kuulang pelanpelan hingga seluruh batang kont0lku masuk kedalam mekinya.Kusodok pelan dan beraturan. Ouhhhh ahsssssss. masss akuu duluanMasss croott dalemmm ajaaaahhhhh, udah gak sakiiiittt tapi enakkkk Mendengar rintihan Lisa, kupercepat sodokanku.Sungguh meki perawan enak tiada tara.Sekitar lima menit,seluruh spermaku sudah mendesak mau keluar.. Arrgggghhhhhhhhhhhhhhhhhh..kusodok kedalam dan kubiarkan spermaku memancar ke dalam dinding rahimnya.Mekinya berdenyut seolah memijat batang kont0lku.Aku terkulai. Mas Andy jahat, aku belum klimaks nikata Ira sambil menepuk pantatku. Tenang Ir, aku masih kuat kok.Istirahat sebentar ya Kulihat Lisa terkulai lemas, badannya basah dengan keringat.Dia tersenyum padaku, Mas aku bahagia. Ku ambil tisu, ku bersihkan meki Lisa dari darah perawan dan spermaku. Aku beranjak ke kamar mandi, membersihkan sisasisa darah perawan Lisa.Ira mengikutiku,Ira menyabuni kont0lku hingga bersih.Mendapat rangsanganrangsangan lagi kont0lku langsung berdiri tegak.Melihat keadaan itu tidak disiasiakan Ira, Ira kembali mengulum batang kont0lku, aku hanya bisa mendesis keenakan.Dalam guyuran shower aku jilati teteknya, sementara tanganku gerilya didaerah pangkal paha.Ira mendesah, badannya semakin bergetar.Sesekali melenguh dengan katakata tidak jelas. Masss. asssshh.masss nakkkaaallll.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : Besarnya Seperti Punya Kuda dan Istri Kakakku Yang Butuh Kehangatan
Aku jongkok diantara pahanya,Ira sedikit mengangkang.Kujilati itil pinknya sambil kuremas2 jembutnya yang lebat.Semakin lama semakin basah, lidahku semakin liar dilubang kenikmatannya.Tanganku meremas putingnya sesekali dia memegang kepalaku menekan agar aku semakin liar dimekinya Masss Annnn. aku hammpirrr keluarrrr.aaahhhhhhhhhhhTubuhnya mengejang,tapi aku sudah terlanjur memuncak. Tanpa banyak cakap aku berdiri, aku balik dia dengan sedikit menungging. Tangan Ira bergelayutan dibesi gantungan baju, ku sodok dia dari belakang.Mekinya masih terasa sempit, terasa legit.Ira kembali meracau,tubuhnya yang mulus bergoyanggoyang mengimbangi sodokanku Masss give me more ,,,harder teriak Ira. Aku sudah hampir klimaks, tapi aku tahan, kuingin menikmati sensasi ini. Ku balik dia hingga posisi kami berhadapan, kont0lku kembali aku hujamkan ke meki Ira. Ira semakin bergetar.Dengan kontol yang masih didalam meki aku gendong dia keluar kamar mandi,ku bawa ke ranjang.Diranjang semakin liar,dengan kaki Ira dipundakku hingga penetrasiku semakin jauh kedalam,kusodok dengan liarnya Ohhhhh. terussssssssssss. aku dah mau keluarrrrrrrrrggggg.. Tahan Ir, aku juga mau keluar. semakin liar aku menggenjot kont0lku keluar masuk. Arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh disodokan terakhir kubiarkan batang kont0lku amblas ke lubang mekinya yang berdenyutdenyut, spermaku memancar membasahi lubang kenikmatan Ira. Kami berdua terkulai lemas.Akhirnya kami bertiga tidur berpelukan dalam kepuasan yang dahsyat. Keesokan harinya sebelum temanteman yang lain bangun setelah membersihkan diri, aku keluar kamar dan berpurapura tidur didepan tv, dan Ira kembali kekamarnya. Dan kemudian kita berpisah setelah saling bertukar alamat dan nomer telpun, pulang ke rumah masingmasih. Pastinya setiap aku ke kota SM, aku selalu menyempatkan bertemu Ira dan Lisa.
Layanan Hot Pekerja Salon Plus Plus
Pada hari Sabtu yang telah kami sepakati dengan teman dia, dan kami janjian ketemu di salon itu jam 13:00, Aku pun meluncur ke salon itu untuk potong rambut, sejenak aku melirik jam tangan, terlihat jam satu kurang beberapa menit saja dan kuputuskan untuk masuk. Seperti halnya salonsalon biasa, suasana salon ini normal tidak ada yang luar biasa dari tata ruangnya serta kegiatannya. Pada pertama kali aku masuk, aku langsung menuju ke tempat meja reception dan di sana aku mengatakan niat untuk potong rambut. Dikatakan oleh wanita cantik yang duduk di balik meja reception agar aku menunggu sebentar sebab sedang sibuk semua. Sambil menunggu, aku mencoba untuk melihatlihat sekitar siapa tahu ada temanku, tapi tidak terlihat ada temanku di antara semua orang tersebut. Mungkin dia belum datang, pikirku. Kuakui bahwa hampir semua wanita yang bekerja di salon ini cantikcantik dan putih dengan postur tubuh yang proporsional dan aduhai. Kalau boleh memperkirakan umur mereka, mereka berumur sekitar 2030 tahun. Aku jadi teringat dengan omongan temanku, Hanni, bahwa mereka bisa diajak kencan.
Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benarbenar seperti salon pada umumnya. Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. Aku pun menuju ke arah yang ditentukan. Beberapa detik kemudian seorang wanita muda nan cantik menugur sambil memegang rambutku. Mas, rambutnya mau dimodel apa? katanya sambil melihatku lewat cermin dan tetap memegang rambutku yang sudah agak panjang. Mmm dirapiin aja Mbak! kataku pendek. Lalu seperti halnya di tempat cukur rambut pada umumnya, aku pun diberi penutup pada seluruh tubuhku untuk menghindari potonganpotongan rambut. Beberapa menit pertama begitu kaku dan dingin. Aku yang diam saja dan dia sibuk mulai motong rambutku.
Sangat tidak enak rasanya dan aku mencoba untuk mencairkan suasana. Mbak udah lama kerja di sini? tanyaku. Kirakira sudah enam bulan, Mas ngomongngomong situ baru sekali ya potong di sini? sambungnya sambil tetap memotong rambut. Iya kemarenan saya lewat jalan ini, terus kok ada salon, ya udah dech, saya potong di sini. Ini juga janjian sama temen, tapi mana ya kok belum datang? jawabku sedikit berbohong. Ooo.. jawabnya singkat dan berkesan cuek. Hei terdengar suara temanku sambil menepuk pundak. Eh elo baru dateng? tanyaku. Iya nih tadi di bawah jembatan macet, mmm gue potong dulu yach.. jawabnya sambil berlalu. Ngobrol punya ngobrol, akhirnya kami dekat, dan belakangan aku tahu Stella namanya, 22 tahun, dia kost di daerah situ juga, dia orang Manado, dia enam bersaudara dan dia anak ketiga. Kami pun sepakat untuk janjian ketemu di luar pada hari Senin. Untuk pembaca ketahui setiap hari Senin, salon ini tutup. Setelah aku selesai, sambil memberikan tips sekedarnya, aku menanyakan apakah ia mau aku ajak makan. Dia menyanggupi dan ia menulis pada selembar secarik kertas kecil nomor teleponnya. Sambil menunggu Hanni, aku ngobrol dengan Stella, aku sempat diperkenalkan oleh beberapa temannya yang bernama Susi, Icha dan Yana. Ketiganya cantikcantik tapi Stella tidak kalah cantik dengan mereka baik itu parasnya juga tubuhnya. Susi, ia berambut agak panjang dan pada beberapa bagian rambutnya dicat kuning. Icha, ia agak pendek, tatapannya agak misterius, dadanya sebesar Stella namun karena postur tubuhnya yang agak pendek sehingga payudaranya membuat ngiler semua mata lakilaki untuk menikmatinya. Sedangkan Yana, ia tampak sangat merawat tubuhnya, ia begitu mempesona, lingkar pinggangnya yang sangat ideal dengan tinggi badannya, pantatnya dan dadanyapun sangat proporsional. Akhirnya kami ketemu pada hari Senin dan di tempat yang sudah disepakati.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : Guru Mesum Yang Mengajakku Untuk Melakukan Perselingkuhan Dirumah
Setelah makan siang, kami nonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell. Wah, cakep sekali ini orang, batinku mengagumi kecantikan Stella yang waktu itu mengenakan kaos ketat berwarna biru muda ditambah dengan rompi yang dikancingkan dan dipadu dengan celana jeans ketat serta sandal yang tebal. Kami serius mengikuti alur cerita film itu, hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan. Stella tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Entah ada setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Lama sekali aku memegang tangannya dengan sesekali meremasnya dan ia diam saja. Singkat cerita, aku mengantarkan dia pulang ke kostnya, di tengah jalan Stella memohon kepadaku untuk tidak langsung pulang tapi putarputar dulu. Kukabulkan permintaannya karena aku sendiri sedang bebas, dan kuputuskan untuk naik tol dan putarputar kota Jakarta. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Stella mengatakan, Mmm Will, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, Will aku suka sama kamu katanya pelan tapi pasti. Seperti disambar petir mendengar katakatanya, dan secara reflek aku menengok ke kiri melihat dia, tampaknya dia serius dengan apa yang barusan ia katakan. Dia menatap tajam. Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Tel? tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan. Aku nggak tau kenapa bahwa aku merasa kamu nggak kayak lakilaki yang pernah aku kenal, kamu baik, dan kayaknya perhatian and care. Aku nggak mau kalo setelah aku pulang ini, kita nggak bisa ketemu lagi, Will. Aku nggak mau kehilangan kamu, jawabnya panjang lebar. Mmm kalo aku boleh jujur sich, aku juga suka sama kamu, Tel tapi kamu mau khan kalo kita nggak pacaran dulu? tegasku. Ok, kalo itu mau kamu, mmm boleh nggak aku sun kamu, bukti bahwa aku nggak mainmain sama omonganku yang barusan? tanyanya. Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, seperti benarbenar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri melihat wajahnya yang bulat dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali.
Sekarang? tanyaku sambil menatap matanya, dan dia menganguk pelan. OK, kamu boleh sun aku, jawabku sambil kembali ke jalanan. Beberapa detik kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi untuk memberi sebuah sun di pipi kiriku. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Lama sekali ia mencium dan ditempelkannya payudaranya di lengan kiriku. Ooh, empuk sekali, mantap! Payudaranya yang cukup menantang itu sedang menekan lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi terangsang nih. Secara otomatis batang kemaluanku pun mengeras. Dengan pelan sekali, Stella berbisik, Will, aku suka sama kamu, dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku. Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benarbenar sudah terangsang dengan perlakuan Stella, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. Kamu terangsang ya, Will? tanyanya pelan dan agak lirih. Aku tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengeluselus badanku dan mengarah ke bawah. Aku sudah benarbenar terangsang. Sekali lagi Stella berbisik, Will, aku tau kamu terangsang, boleh nggak aku lihat punyamu? punya kamu besar yach! aku mengangguk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti ia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. Aku bantu dia membuka ikat pinggang setelah itu aku kembali memegang setir mobil. Dieluselus batang kemaluanku yang sudah keras dari luar.
Tidak lama kemudian ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kemaluanku. Ooh desahku pelan. Sedikit demi sedikit wajahnya bergerak. Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri lalu turun ke bawah. Ia cium leherku, dan ia sempat berhenti di bagian dadaku, mungkin ia menikmati aroma parfum BULGARIku. Ia makin turun dan turun ke bawah. Beberapa kali Stella melakukan gerakan mengocok kemaluanku. Pertamatama dijilatinya pangkal batang kemaluanku lalu merambat naik ke atas. Ujung lidahnya kini berada pada bagian biji kejantananku. Salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya. Stella melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahanlahan. Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Melewati bagian tengah, naik lagi. Ke bagian leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram setir mobil. Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi. Pelanpelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Stella masih tetap menjilati kemaluanku dengan penuh nafsu. Sesaat Stella kulihat melepaskan tangannya dari kemaluanku, ia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik bagian bawah batang kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Stella kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala kejantananku. Ia mulai merekahkan kedua bibirnya, dengan berhatihati ia memasukkan kepala kemaluanku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian bergerak perlahanlahan semakin jauh hingga di bagian tengah batang kemaluanku. Saat itulah kurasakan kepala kejantananku menyentuh bagian lidahnya. Tubuhku bergetar sesaat dan terdengar suara khas dari mulut Stella. Kedua bibirnya sesaat kemudian merapat. Kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuhku.
Perlahanlahan kemudian kepala Stella mulai naik. Bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh kejantananku hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala, kurasakan bagian kepala itu semakin sensitif. Begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Stella begitu merasuk dan menggelitik seluruh uraturat syaraf yang ada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu mengarah ke bawah. Kudapatkan payudara sebelah kanan. Kubuka telapak tanganku mengikuti bentuk payudaranya yang bulat. Kuremas dengan lembut. Kubuka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk payudaranya. Sambil tetap mengulum, tangan kanannya bergerak menyentuh tanganku, ia tarik baju ketatnya dari selipan celana panjangnya. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Di balik baju ketatnya, aku meremasremas payudaranya yang masih terbungkus BH. Kuremas satu persatu payudaranya sambil mendesah menikmati kuluman pada kemaluanku. Kuremas agak kuat dan Stella pun berhenti mengulum sekian detik lamanya. Kueluselus kulit dadanya yang agak menyembul dari BHnya dengan sesekali menyelipkan salah satu jariku di antara payudaranya yang kenyal. Agh desahku menikmati kuluman Stella yang makin cepat. Aku turunkan BHnya yang menutupi payudara sebelah kanan, aku dapat meraih putingnya yang sudah mengeras. Kupilin dengan lembut. Ooh esst desahnya melepas kuluman dan terdengar suara akibat melepaskan bibirnya dari kemaluanku. Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulangulang. Aku tak mampu lagi melihat ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku sudah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Stella begitu luar biasa melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap seperti ini, pikirku. Pikiranku sudah melayanglayang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi. Aku berhenti sejenak meraba payudaranya.
Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher batang kemaluanku, dan ia terlihat tersenyum kepadaku. Kamu luar biasa, Tel, bisikku sambil menggelenggelengkan kepala terkagumkagum oleh kehebatannya. Stella tersenyum manis dan berkesan manja. Eh, bisa keluar aku kalo kamu kayak gini terus, bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kemaluanku. Stella tersenyum. Kalo kamu udah nggak pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahantahan, jawabnya dan setelah itu menjulurkan lidahnya keluar dan mengenai ujung batang kemaluanku. Rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku. Aaghhh desahku agak keras menahan rasa ngilu. Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, tubuhnya bergerak tidak karuan, seiring dengan gerakan kepalanya yang naik turun, kedua tangannya tak hentihenti meraba dadaku, terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya, terkadang ia melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi. Semakin lama gerakannya makin cepat. Aku sudah berusaha semaksimal untuk menahan ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan akhirnya terlepas juga. Pelanpelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya. Aku dapat rasakan rambut kemaluannya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Stella mengubah posisinya. Tadinya ia yang hanya bersangga pada satu sisi pantatnya saja, sekarang ia renggangkan kedua kakinya. Dengan mudah aku dapat menyentuh kemaluannya. Beberapa saat telunjukku bermainmain di bagian atas kemaluannya. Aku naikturunkan jari telunjukku. Ugh, nikmat sekali nih rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam lubang kemaluannya. Aku jelajahi setiap milimeter ruangan di dalam kemaluan Stella. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya. Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal juga rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku menikmati setiap kuluman Stella. Rasanya sudah beberapa tetes spermaku keluar. Aku benarbenar dibuat mabuk kepayang olehnya. Kembali kumasukkan jariku, kali ini dua jari, jari telunjuk dan jari tengahku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Stella tampak melengkuh dan mendesah pelan.
Semakin lama semakin cepat aku mengeluarmasukkan kedua jariku di lubang kemaluannya dan Stella beberapa menghentikan kuluman pada batang kemaluanku sambil tetap memegang batang kemaluanku. Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat itu benarbenar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu. Kembali Stella menjilat, menghisap dan mengulum batang kemaluanku dan entah sudah berapa lama kami melakukan ini. Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Stella pada kemaluanku. Kali ini Stella melakukan dengan penuh kelembutan, ia julurkan lidahnya hingga mengenai ujung kepala kemaluanku lagi. Ia memutarmutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kemaluanku. Sungguh dashyat kenikmatan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan semua batang kemaluanku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam. Ooh.. Tel enakk desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya. Kupegang kepalanya mengikuti gerakan naik turun. Stella, aku sudah nggak tahannn kataku agak lirih menahan ejakulasi. Namun gerakan Stella makin cepat dan beberapa kali ia buka matanya namun tetap mengulum dan terdengar suarasuara dari dalam mulutnya. Aaaagghhh desahku keras diiringi dengan keluarnya sperma dari dalam batang kemaluanku di dalam mulutnya. Keadaan mobil kami saat itu sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku menikmati setiap sperma yang keluar dari dalam kemaluanku hingga akhirnya habis. Stella tetap menjilati kemaluanku dengan lidahnya. Dapat kurasakan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kemaluanku. Ugh, nikmat sekali rasanya. Setelah membersihkan seluruh spermaku dengan lidahnya, Stella bergerak ke atas. Kulihat dia, tampak ada beberapa spermaku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya. Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahanlahan. Sambil tetap digenggamnya batang kemaluanku yang sudah lemas, Stella beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa spermaku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata. Akhirnya ia merapikan posisinya, ia duduk dan merapikan pakaiannya. Aku pun merapikan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku namun tidak kumasukkan kemejaku. Beberapa hari setelah itu, aku main ke kost Stella dan pada saat itu pula kami mengikat tali kasih.
Awal bulan Maret lalu Stella kembali dari Manado setelah 2 minggu ia berada di sana dan ia tidak kembali lagi bekerja di salon itu. Sekarang kami hidup bersama di sebuah tempat di daerah Grogol, sekarang ia diterima sebagai operator di salah satu perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kedoya tapi aku harus meninggalkan kostku. Setelah kami hidup seatap, Stella mengakui padaku bahwa selama enam bulan ia bekerja di salon itu, ia pernah melayani pelanggannya dan ia mengatakan bahwa semua pekerja yang bekerja di salon itu juga pekerja seks. Stella tidak mengetahui bagaimana asal mulanya. Stella sendiri tidak tahu apakah salon merupakan sebuah kedok atau seks adalah sebuah tambahan. Dia mengatakan bahwa untuk mengajak keluar salah satu karyawati di situ, seseorang harus membayar di muka sebesar Rp 500.000. Rasanya Jakarta hanya milik kami berdua, tiap malam setelah mandi sepulang dari kerja atau setelah makan malam, kami melakukan hubungan seks. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir dan entah kapan kami akan resmi menikah. Kami sungguh menikmati setiap hari yang akan kami lalui dan telah kami lalui bersama. Aku sungguh tidak peduli dengan asalusulnya pekerjaan Stella sebab makin hari aku makin terbius oleh kenikmatan seks dan mataku seolahseolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia. Demikianlah cerita dewasa terbaru Dua Pendaki Super Cantik dan Layanan Hot Pekerja Salon Plus Plus oleh cerita sex hot.