Cerita Mesum Dewasa – cerita seks ini berkisah tentang cerita bokep ku.. Namaku Niko (samaran), sekarang ini aku berumur 21 tahun, kuliah di perguruan tinggi negeri di Makassar. Biasanya sepulang kuliah aku membuka internet di komputerku, tetapi hari ini aku ke warnet biar bisa lebih lama. Aku sering membuka situs Bispak.org, aku sering membaca setengah baya, entah kenapa aku suka. Di tengah asyiknya aku membaca, sampai-sampai aku terangsang, membuat batang kemaluanku sudah membesar setengah dari 16 cm. Masuk seorang wanita cantik yang kutaksir umurnya belum cukup 30 tahun. Dia memakai baju biru ketat, sehingga memperlihatkan buah dadanya yang berukuran besar 36D itu ingin berontak keluar dari sarangnya. Dipadukan dengan rok sebatas betis berwarna hitam, sungguh cantik kelihatannya, anggun dan montoklah kata-kata yang tepat untuk mengungkapkannya. Dia mengambil tempat tepat di sampingku. Mataku tidak lepas darinya, khususnya buah dadanya itu sambil tanganku tetap pada mouse komputer bermain chatting. Dia tersenyum kepadaku, oh sungguh manis senyumnya membuatku grogi. Dia tertawa melihat tingkahku, dan aku mencoba mengalihkan pandanganku ke layar monitor. Di layar chatt ada yang menyapaku dengan nick ^Nita 25^, dan aku langsung membalas sapaannya. Rupanya dia juga di makassar berumur 25 tahun bernama Nita. Tiba-tiba dia berkata, “Kok cuma chatt aja, ngga buka situs lagi..?” Aku terkejut, kok dia bisa sampai tahu dan kutanya kok dia tahu. Dia menjawab dengan jawaban yang sangat membuatku terperanjat, katanya dia tahu karena dia yang berada di sebelahku, cewek berbaju biru itu.
Kami kembali ngobrol dengan asyik tanpa ada rasa malu-malu lagi. Dari pembicaraan itu, aku mengetahui bahwa dia baru saja putus dengan pacarnya karena tidak mendapat restu dari kedua orangtua, dan dia meminta nasehatku. Kupikir ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkannya, maka kujawab saja bahwa cari saja yang lain. Tanpa kusadari, dia meresponnya dengan baik dengan mengajakku menjadi teman jalannya untuk sementara. Sungguh suatu ajakan yang luar biasa, membuatku sangat senang dan langsung saja kuterima ajakannya tersebut. Setelah kami berhenti bemain internet, kami lalu pulang bersama naik motorku, karena dia tidak membawa mobilnya. Rupanya dia tinggal sendiri, karena kedua orangtuanya pegi entah kemana. Dia menawariku untuk masuk, tapi kupikir jangan dulu, besok aku pasti datang lagi. Keesokan harinya dia menelpon mengajak jalan yang kebetulan hari itu hari Sabtu, jadi ceritanya kencan pertama di malam minggu. Kutunggu permataku di ruang tamunya yang cukup luas. Alangkah cantiknya dan manisnya ketika dia muncul dari kamarnya berbalut baju putih panjang dengan belahan dadanya yang wow aduhai, membuatnya begitu sangat anggun dengan rambut panjangnya dibiarkan terurai, tetapi kacamatanya dibiarkan tetap melekat. Kami lalu jalan-jalan dengan memakai mobilnya ke mall dan ke tempat yang dia sukai, termasuk pantai Losari. Dia begitu senang akan semuanya, hingga jam 10 lewat aku mengajaknya pulang. Setiba di rumahnya, mobil kumasukkan ke garasi, tiba-tiba dia mencium pipiku, kami saling berpandangan dan serentak kami berciuman. Begitu hangat sampai-sampai dia mengeluarkan suara mphh.. mphh.., sambil dia bergerak menuju ke pangkuanku membuat mobil bergoyang saking dahsyatnya cumbuan kami. Tangannya merangkul di leherku sambil lidah kami saling bermain di mulut masing-masing dan bertukar air liur.
Ciumanku turun ke lehernya yang putih mulus, membuat dia menutup matanya sambil mengerang, “Ahh.. Ohh.. yeah..” Bibirku lalu turun lagi ke daerah yang lebih sensitif, yaitu ke belahan dadanya sambil tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih terbalut dengan bajunya. Ciumanku mendarat di belahan dadanya, mencium, mengisap, menjilat setiap permukaan kulitnya yang harum putih mulus membuat dia menggelinjang. “Ohh.., Nik.., terus Sayang..!” erangannya. “Ohh.., yes.., yeah.., cumbulah aku Sayang..!” “Kamu suka Nit..?” tanyaku. Dia tidak menjawab, hanya mmejamkan matanya seraya menikmati setiap cumbuanku. Tiba-tiba dia tersentak menggeliat ketika ciumanku tepat berada pada puting susunya, sedangkan BH-nya tetap berada pada tempatnya, hanya saja agak melorot sedikit memberi jalan pada putingnya untuk keluar. Dia tersentak ke belakang sambil berteriak, “Akh.., akh…” membuat klakson mobil berbunyi. Aku tanya kenapa, dan dia hanya tertawa dan aku pun ikut tertawa. Kami turun dari mobil, masuk ke ruang tamu, kubiarkan dia menggandeng tanganku sampai di depan pintu kamarnya, dan aku terdiam. “Apakah kamu serius dengan semua ini Nit..?” tanyaku. Dia tersenyum nakal menanggapi pertanyaanku, dan segera menarik tanganku masuk, dan menutup pintu kamarnya. Kubuka kacamatanya dan memandang ke dalam matanya yang sudah sayu akan kenikmatan yang telah dia dapatkan. Dia tersenyum nakal ketika tinggal CD-ku yang tersisa dan mulai membuka pakaiannya. Astaga, ternyata dia tidak memakai CD, hanya memakai BH saja. Sambil menari di atas kasur, dia menunjukkan jarinya ke arahku seraya memanggilku mendekat. Ciumanku mulai turun dari bibirnya ke leher jejangnya.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : Dua Pendaki Super Cantik dan Layanan Hot Pekerja Salon Plus Plus
Ketika bibirku berada pada buah dadanya, tangan kiriku meremas-remas dan memilin-milin puting susunya, dan tangan kananku mulai berani menggosok bibir vaginanya. Dia menengadahkan kepalanya ke belakang ketika mulai merasakan sensasi yang luar biasa itu. Tanpa sadar, tangannya sudah menangkap batang kemaluanku dan mulai mengocok, menjilatinya, sungguh pintar dia mempermainkannya. Aku bagaikan melayang ke udara ketika mulutnya menelan dan mengulum semua batang kemaluanku tanpa sisa, sambil sekali-kali wajahnya menghadap kepadaku memperlihatkan keahliannya. Aku tidak tahan lagi, kurebahkan tubuhnya, dan dia mulai melebarkan kakinya. Terlihatlah suatu pemandangan yang mengasyikkan, vagina yang berwarna merah jambu merekah menanti pangerannya dengan bibir vagina yang indah dengan bulu-bulu halus serta tercium aroma yang khas. “Ohh ya.., Nik.., ayo Sayang.. terus..! Lakukannlah Sayang.., ohh.., jilat Sayang.., cepat..!” Mendengar permintaannya, maka ciumanku turun ke vaginanya dan menemukan daging kecil segar dan mulai kupermainkan dengan menjilati, menghisap dan sekali-kali menggigit-gigit kecil klitorisnya, hal itu membuat dia melayang keenakan. Jari telunjukku mulai dihisap dengan penuh birahi olehnya. “Mphh.., mphh.., oh.. Sayang.., Nik.., mphh.. mphh..!” Kubuka bibir vaginanya lebar-lebar, dan terlihat dinding vaginanya yang masih perawan dan terciumlah wangi yang khas yang keluar dari vaginya berupa cairan bening yang licin. Kubersihkan cairan itu dengan lidahku dan permainanku sudah pada tanganku yang mulai menusuk sedikit-sedikit ke dalam vaginanya sanbil klitorisnya kujilat dan kuhisap, membuatnya tidak berdaya lagi. “Ohh.., Sayang.. ohh..! Ayolah Sayang, aku tak.. tahan lagi. Aku ingin.., merasakannya Sayann..nngg..! Masukkanlah Sayang.., kontolmu ke dalam.. memekku..! Ayolah Sayang.., please..!” dia merengek untuk mendapatkan sesuatu yang lebih nikmat lagi. Aku tidak menanggapinya, tanganku mulai mengusap-usap klitorisnya dengan ibu jariku, sedang lidahku mulai berani menusuk-nusuk ke dalam vaginanya. “Ohh.., Sayang.., akh.. akh.. ohh.. Sayang. Nik.., please..! Ayolah.., Sayang.., tusuklahh.. jangan menyiksaku seperti ini Sayang.. Akh.., akh.., aku keluar Sayang..!” Bagaikan cacing kepanasan, dia mulai menggeliat ketika orgasme pertamanya tiba, maka keluarlah cairan kenikmatan itu dari lubang kenikmatannya.
“Slurp.., slurp..,” kuhisap semuanya cairan yang keluar dan kubersihkan dengan lidahku. Kubiarkan dia merasakan orgasme pertamanya, kubelai rambutnya, kucium bibirnya agar birahinya kembali lagi, dan itu manjur. Dia mulai membalas cumbuanku dengan nafsunya. Maka mulailah kutancapkan batang kemaluanku di bibir vaginanya. Begitu hangat dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan betapa nikmatnya ketika mulai bersentuhan, dan kami mengerang bersama-sama. “Ohh.., oh.., akh.., akh.., pelan-pelan Sayang, sakit Sayang. Pelan-pelan Sayang, aku masih perawan..” Dengan semangat juang yang membara, kutusuk dan kutusuk sampai batang kemaluanku masuk dan kudorong lebih lagi, maka amblaslah semuanya. “Bles.., bles…!” masuklah semuanya. “Akhh.., ohh.., yeahhh.. teruss..!” erangan kami berdua saat dia mencapai orgasmenya yang kedua. Kudiamkan sejenak biar dia merasakan keindahannya, terasa vaginanya menjepit-jepit batang penisku, sungguh sensasi yang luar biasa. Setelah beberapa lama, gairah nafsunya bangkit lagi, maka kutusuk lagi sampai sedalam-dalamnya hingga mencapai dinding rahimnya. “Ohh.., yeahh.., enaak Sayaaaang.. lagi ohh.., tusuk terusss.. Sayangg.., aku suka sekali..!” Kami bergumul membuat seprei tidak karuan, buah dadanya tidak kuasa bergoyang seirama dengan tusukan pantatku naik turun. “Ohh.. Sayaanngg..! Sayangg, aku mauu.., keluaaaar lagiii..!” tubuhnya serasa melayang di udara. Kakinya menjepit pinggaangku dengan satu hentakan yang keras mengakhiri orgasmenya yang ketiga sambil meremas-remas payudaranya. “Beri aku waktu sebentar Sayang, aku akan memuaskanmu..,” katanya sambil membersihkan vaginanya yang keluar darah perawannya. Kami lalu ke dapur untuk mengambil minuman. Seyumannya sudah menandakan nafsunya sudah bangkit lagi, maka kutundukkan dia sambil menopang di atas meja. Ingin kutusuk dia dengan gaya “doggie style”.
Terlihat vaginanya berdenyut-denyut menanti serangan yang akan dia dapatkan. “Ohh.., yeahh.., ohhh.. Jilat teruuus.. Sayang..!” Tercium wangi vaginanya yang khas, membuatku tidak tahan lagi, maka kutusuk dia dari belakang tapi kami tidak melakukan anal. Kutusuk dan kutusuk terus, membuat dia menggelinjang seperti cacing kepanasan hinggan badannya lemas. Kubimbing dia ke sofa, dan kududukkan dia di pahaku sambil tangannya membimbing batang penisku memasuki liang surgawinya. Begitu hangat dan sempit, membuat batang kemaluanku tidak kuasa dibuatnya. Terasa menjepit-jepit liang vaginanya. Layak joki menunggang kuda, dia memompa badannya naik turun sambil dia menghisap jari telunjukku dengan nafsunya. Kuganti gaya dengan gaya menyamping, kuangkat satu kakinya hingga vaginanya serasa melebar. “Ohhh.. yaaa.., Sayaangg..! Teruuuss.., akhh.., Sebentar laggii Sayang, aku mauu keluar..! Kita sama-sama ya sayang, aku tak kuat lagi..” katanya. Maka kupompa lebih keras dan cepat hingga kurasakan ada yang ingin keluar dari batang kemaluanku. Maka bagaikan dua mobil yang melaju dengan kecepatan yang sangat cepat, bertabrakan di dalam gua hancur berkeping-keping menyatu satu sama lain. Kami lemas dengan perasaan yang bahagia. Begitulah kisahku dengan Nita yang merupakan pengalaman yang tidak kulupakan. Atas sarannya sendirilah aku menulis cerita ini untuk mengingat semua yang telah kami lakukan, karena dia akan berangkat ke Kanada untuk berjumpa dengan ibundanya tercinta yang selama ini dinanti-nantikannya. Tapi kami sampai sekarang ini pun dia masih menghubungiku kadang-kadang, tapi hanya sekedar teman, karena di sana dia telah mendapatkan teman hidupnya. Jadi bagi pembaca yang ingin berbagi cerita atau mungkin ingin berhubugan denganku berbagi kenikmatan, boleh menghubungiku.
ibu muda di kereta api
Hari minggu pagi dibulan februari 2013 aku menunggu kereta ekspress yang akan mengantarku kembali ke kota Y karena esok hari aku harus masuk kuliah lagi. Sebelumnya perkenalkan namaku didit berumur 22 tahun, menurut mantan – mantanku dan sahabat – sahabat cewekku aku ini orangnya berwajah menarik, supel, ramah, misterius, dan tinggi (sekitar 180cm) sehingga banyak yang tertarik denganku. aku mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau. Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman – teman lamaku. Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen kencing (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tidak ada batang selotnya tapi akhirnya teratasi dengan diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang. Saat itu seingatku di stasiun kota M naiklah pasutri muda dan anaknya yang masih balita. Aku terperangah karena sang suami tidak cakep dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sekitar 170cm (lebih tinggi suaminya sedikit). Tapi yang paling membuatku shock adalah meski tinggi tapi tubuhnya montok dengan payudara yang ukurannya lumayan besar, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping bak biola spanyol.tubuh bagus itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus.
Baca Juga Cerita Seks Panas : Pak RT Khayalan Seksualku
Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tidak boring selama perjalanan (kebiasaanku sejak aku SMA). “mbak, mau kekota apa?” sambil tersenyum ramah aku menegurnya. “mau ke ke kota Y karena mertua sakit dik. Adik sendiri?” jawabnya sambil tersenyum manis. “oh, aku juga sama mbak tapi karena aku emang kuliah di kota Y. Oya nama mbak siapa? Kenalkan namaku didit” kuulurkan tangan untuk berjabat tangan. “aku ani dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya. Perbincanganpun mengalir dengan hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku mbak ani orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus. Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis. Mbak ani mulai salah tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang. Dari pertanyaan – pertanyaanku mbak ani bukan tipe wanita yang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini. Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil. Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku. Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tapi lumayanlah. Kudekati mbak ani perlahan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberanikan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya.
Dia sempat kaget tapi ketika mbak ani menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam. “mbak, jangan teriak ya kumohon. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plis…” kataku sambil menampakkan wajah memelas. Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca – kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura – pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, ”kena kau” batinku. “didit udah pernah ciuman?” tanyanya. “sudah mbak,kenapa mbak?” balasku dengan wajah polos. “coba cium aku dit” perintahnya. aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya. “ciuman didit mantap juga ya” aku hanya tersenyum pura – pura malu. “sekarang coba rangsang aku dit semampumu tapi hanya sebatas sampai leher saja” dalam hati aku bersorak. Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya. “Aaahhg…sssttt…eeeenggghh…” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher. Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat. “Uuuugghh….aaaahhhh….eeemmghh….sssstttt… dit enak dit… terus dit… aaaaaahhh…eeeeennnggghh… dit jangan ada bekasnya…” bisiknya. Aku sadar bahwa mbak ani takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Terlambat buat mbak ani untuk merespon karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas – remas payudaranya dari luar BH.
Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan. “didit…aaaaahhhhgg…kamu nakal…ssssttt….eeeennggghh…” rancaunya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak ani alami begitu kuat. Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala. Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 36C (besar cuy…), seketika itu pula kubuka kancin bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin – pilin putting kirinya. “Aaaaaaahhhh…eeeemmnggh…dit…kamu apakan putingku…uuggghh…” erangnya sambil bersandar di dinding. “Geli dit…aaaaaggghh…dit…cukup…ssstt…dit…enak banget…mmmnngghh..melayang aku rasanya…aaahhh…” rancaunya makin keras. Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak ani dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir. “mmmpphh…nnnggghh…ssslllurrpp…” yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi. Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak ani terjepit antara tubuhku dan dinding. Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan mbak ani makin lembab, disini aku lagi – lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak ani termangu. “lho dit kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya dit..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya..lanjutin dong ampe mbak keluar..” pintanya. “ya mbak..tapi sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih” rayuku. “jangan dit, aku sudah bersuami…” tolaknya. “cuma digesek – gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku juga keluar biar sama – sama enak. Boleh ya mbak? Plis……” rengekku sambil mulai kembali membelai – belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus – elus si boy yang sedari tadi menganguk – angguk karena sudah tegang.
Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh. “cuma digesek – gesek aja ya ga lebih…” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset. “makasih ya mbak ani sayang” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak ani dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan). Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama – sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mbak ani mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang vaginanya. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan vaginanya makin membanjiri penisku, tanpa mbak ani sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok.
Ugh meski sudah pernah melahirkan tapi vaginanya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam vaginanya. “aaaaauuuuhhh….dit kok dimasukin??!! cabut dit!! aku udah bersuami!!” perintahnya tapi tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab vaginanya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih mbak ani membuatnya tidak bisa berkutik. Pada awalnya mbak ani terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat mbak ani akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku. Kugoyang pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang. “auuuhh…dit..kamu apakan vaginaku?? enak banget… eeemmmggghhh…sssttt…dit…aku udah ga tahan… aaaahhh…aku ingin keluar…” rintihnya kira – kira 15 menit setelah kemasukan penis. “keluarin saja mbak ani sayang…enggghh..vagina mbak enak sekali..” pujiku sambil mempercepat goyanganku. “Dit…aku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh… ssssttt..uuunngghh..” lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan. Suuurrr….Suuuurrrr.. penisku merasakan siraman air surganya. “dit..nikmat sekali sayang…makasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya??” ucapnya sambil kembali menciumku. “sebentar lagi mbak… masih boleh kan kugoyang??” tanyaku. “boleh dong sayang…kamu sudah membuatku melayang…sekarang nikmati tubuhku semaumu…tapi sekarang kamu yang duduk ya dit…” katanya sambil berganti posisi. Mbak ani sekarang duduk dipangkuanku berhadapan. “sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang… didit haus ga??? mau minum susu??” tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur. Ternyata mbak ani membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : Besarnya Seperti Punya Kuda dan Istri Kakakku Yang Butuh Kehangatan
Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak ani makin bersemangat dan kembali terangsang. “Aaaahhh…dit….penismu enak sekali..uunggghh…eemmmhhhgg…”rancaunya. “vagina mbak juga enak…ssssttt…. aahh…mbak..enak mbak… bentar lagi…” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak ani. Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak ani juga merasakan yang sama karena vaginanya makin ketat menjepit penisku dan rintihannya makin sering dan merangsang. “ dit…aku ingin keluar lagi…enak banget dit…aaahhh…sssttt..” baru saja mbak ani berkata seperti itu aku sudah tidak tahan ingin orgasme. “mbak aku keluar!!! aaaahhh…..eeengggghh…ssstttt…uuungggghh…” lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya. Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak ani juga orgasme. “aaahhh… dit!!!! aku keluar sayang!!!” segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan. Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak ani berbisik “terima kasih ya sayang…didit sudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan.” “mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam???” tanyaku ragu. “tenang saja…aku sedang tidak subur…” ucapnya tersenyum dan menciumku singkat.
Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak. Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing – masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Y. Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak ani kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata “kapan – kapan lagi ya” sambil mengedipkan mata. Kujawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y. Benar – benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu. Ini adalah cerita pertamaku meski bukan pengalaman pertamaku jadi mohon maaf jika kurang seru atau apalah. Lain kali kusambung dengan cerita pengalamanku bersama mantan – mantanku atau sahabat – sahabatku atau adik – adik kelasku atau yang lain. Kita lihat saja ntar aku mood nulis yang mana.hehehe… Demikianlah cerita mesum hot Mahasiswa mahasiswi Terbaru dan ibu muda di kereta api oleh cerita sex hot.