Cerita Tante Girang – cerita mesum ini merupakan cerita sex Buasnya Nafsu Tante-Pada sore itu Suasana mulai gelap meyelimuti dimalam saat itu Cerita ini berawal saat saya sedang menunggu tante saya yang dirawat di rumah sakit. Tangannya harus digips, akibat kecelakaan yang menimpanya. Tante saya terlibat kecelakaan saat dia mengendarai mobilnya. Tangannya yang kiri luka robek akibat terkena pecahan kaca. Yang saya rasakan ketika menunggu tante saya ini ada enaknya juga ada tidak enaknya. Saya ambil contoh saja yang enaknya dulu, saat tante mau pipis, saya pasti disuruh mengantar ke WC. Karena tangan tante sakit, dia menyuruh saya untuk membukakan CD-nya dan saya bisa lihat dengan jelas kemaluannya yang tertutup bulunya yang agak lebat. Dan yang tidak enaknya ketika dia mau buang air besar, sudah deh jangan diteruskan, anda semua pasti tahu apa yang saya maksudkan.. OK. Malam itu, saya sendirian menjaga tante di rumah sakit. Tiba-tiba tante memanggil saya, “Son.., cepet kemari..! Tolong tante ya..?“ katanya. “Ada apa tante..?” kata saya. “Perut tante sakit nich.., tolong gosokin perut tante pake minyak gosok, ya..? ” katanya sambil membuka selimut yang dipakainya. Dan terlihatlah tubuh tante yang molek itu, meskipun dia masih memakai BH dan CD. Tapi samar-samar puting buah dadanya dan bulu kemaluan tante terlihat agak jelas. Melihat pemandangan itu, batang kemaluan saya menjadi naik. Agar tidak terlihat oleh tante, saya mencoba merapatkan tubuh bagian bawah saya ke tepi ranjang. “Lho Son.., apa yang kamu tunggu..? Ayo cepet ambil obat gosok di meja itu. Lalu gosok perut tante, awas jangan keras-keras ya..biar ndak sakit!” katanya. “Ya tante..”
kata saya sambil mengambil obat gosok di meja yang ditunjuknya kepadaku. Setelah saya mengambil obat gosok yang ada di meja, “Yang digosok bagian mana tante..?” tanyaku kepadanya. “Ya perut tante dong, masak memek tante.. khan nanti.. memek tante jadi sakit kepanasan son.” katanya tanpa merasa risih. “Akh.. tante bisa aja deh.. benci aku.. uhh..!” kata saya. “Ayo dong cepet, tante udah nggak tahan sakitnya nich..!” katanya sambil meringis. Lalu saya gosok bagian perutnya yang putih mulus dan berbulu itu. Saya menggosok dengan lemah-lembut seperti ketika saya sedang menggosok tubuh cewek saya. “Ya gitu dong, huu.. enak juga gosokanmu Son. Belajar dimana kamu..?” katanya sambil mendesis. “Nggak kok tante, biasa aja.” saya jawab dengan pura-pura. “Udahlah jangan bohong kamu.. Pasti kamu sering gosokin tubuh cewek kamu ya khan..?” tanyanya mendesak saya. “Kan Elson belum pernah gosokin cewek Elson, tante..!” kata saya pura-pura lagi. “Sekalian ya Son, pijitin kaki tante, bisa kan..?” katanya manja. Saya hanya mengangguk dan mulai memijat kakinya yang membuat naik lagi batang kemaluan saya. Kakinya begitu dingin, mulus dan merangsang adek kecil saya. “Sudah tante, capek nich..!” kata saya. “Lhoo.., yang di atas belum kan..?” katanya. “Ah.., tante becanda ah.., Elson jadi malu..,” kata saya. “Ayo cepet dong, kamu nggak bakalan capek lagi. Coba deh pijit disini, di paha tante ini.
Ayo dong, kamu nggak usah malu-malu, Elson khan keponakan tante sendiri, ayo cepet gih..!” katanya manja sambil menarik tangan saya dengan tangan kanannya. Foto Bugil Bondage Buasnya Nafsu Tante Sekarang saya dapat melihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain tipis CD-nya itu. Wajah saya langsung berubah merah menyala dengan pemandangan yang indah ini. Tante seperti tidak mengerti apa yang saya rasakan, dia menyuruh mendekat masuk ke tengah-tengah selangkangannya dan mengambil kedua tangan saya, meletakkan di masing-masing paha atasnya persis di tepi gundukan bukit kemaluannya. “Iya di situ Son..,” katanya sambil mencoba melebarkan kakinya lebih lebar lagi. Saya disuruh memijat lebih ke dalam lagi. Pikiran saya mulai terganggu, karena bagaimanapun meremas-remas ‘zone eksklusif’ yang sedang terbuka menganga ini mau tidak mau membuat batang kejantanan saya menjadi naik lagi. “Son, kamu udah punya cewek..?” katanya. “Ya tante..,” kata saya berterus terang. “Ngomong-ngomong Elson udah pernah ngeseks sama cewek kamu, belum..?” “Apa itu ngeseks tante..?” kata saya pura-pura tidak mengerti. “Maksudnya tidur sama cewek..” katanya. “Ngmm.. belum pernah tante..” jawab saya berbohong. “Ah masak sih, coba tante lihat dan pegang punyamu itu..?” katanya sambil menarik tubuh saya agar lebih dekat lagi, lalu dengan tangan kanannya dia meraba gundukan di celana saya. “Tante pengen tau kalo anumu bangunnya cepet berarti betul belum pernah..” katanya sambil meraba-raba batang kemaluan saya lagi.
Entah artinya yang sengaja dibolak-balik atau memang ini bagian dari kelihaiannya membujuk saya pada saat itu. Mungkin karena saya masih berdarah muda, biarpun sudah terbiasa menghadapi perempuan tetapi kalau dirangsang dalam suasana begini tentu saja cepat batang kemaluan saya naik mengeras. Kalau sudah sampai di sini sudah lebih mudah lagi buat dia. “Wihh, besar sekali gundukanmu Son.. boleh lihat dalamnya punyamu..? Ayo bantu tante untuk membuka celanamu..!” katanya tanpa menunggu persetujuan dari saya, dia sudah langsung bekerja membuka celana saya dan membebaskan burung kaku saya. Memang, waktu batang kejantanan saya terbuka bebas, matanya setengah heran setengah kagum melihat ukurannya. Terutama kepalanya yang menyerupai helm tentara “NAZI”. “Bukan main kontolmu Elson.. besar dan keras banget punyamu..” katanya memuji kagum tapi justru melihat yang begini makin memburu nafsunya. “Tapi masak sih Son, benda seindah begini belum pernah dipake ke memeknya cewek. Kalo gitu sini tante boleh nggak ngerasain sedikit lagi biar bisa tante tempelin di sini.” lanjutnya, lagi-lagi tanpa menunggu komentar saya, dia dengan sebelah tangan bekerja cepat melepaskan CD-nya. Terlihatlah hutan kemaluannya yang menggoda itu, lalu dia menyuruh saya untuk naik ke ranjang dan menyuruh saya untuk menempelkan kepala kemalua saya di mulut lubang senggamanya. Di situ Saya disuruh menggosok-gosokkan ujung kemaluan saya di celah liang senggamanya. Lalu dengan menggosok-gosokkan sendiri ujung kepala batang kejantanan saya di mulut lubang senggamanya yang sudah terbuka lebar itu, menambah semakin tegang dalam nafsu diri saya. “Ahh.. aduh.., Son.. nikmatnya..,” katanya menjerit geli.
“Udah Son, tante nggak tahan. Sekarang giliran tante bikin nikmat kamu.., ok Sayang..?” katanya menyuruh saya berdiri. Lalu dia dengan satu tangannya langsung memegang batang kemaluan saya dan mulai menjilati seputar batangnya, sambil sesekali mengulum kepalanya. Beberapa saat kemudian, dia menarik saya lagi, tubuh saya berlutut di atas ranjangnya, dan kembali liang senggamanya memperlihatkan celah kenikmatan yang siap untuk saya masuki. Dalam keadaan seperti itu, saya betul-betul sudah lupa bahwa dia adalah tante saya sendiri. Lalu, ujung batang kejantanan saya mulai saya tusukkan di lubang kenikmatannya yang segera saya ikuti dengan gerakan maju-mundur, putar kanan-kiri untuk menusuk lebih dalam. Tante sendiri ikut membantu saya dengan jari-jari tangan kanannya. Gambar Toge Buasnya Nafsu Tante Dia memperlebar bibir kemaluannya agar semakin lebih terbuka untuk lebih mempermudah masuknya batang kemaluan saya. Terus saya genjot batang kemaluan saya ke dalam liang kenikmatannya yang indah itu. Dan akhirnya, “Hghh.., oo.. Sonn.. yeess.., oohh..!” dengan erangannya, dia membuka orgasmenya yang juga disusul oleh saya hanya berselang beberapa detik kemudian. “Gimana Son rasanya barusan..?” katanya menguji saya sambil tangannya mengusap, menyeka-nyeka keringat di dada saya. “Aduh tante enak sekali, belum pernah Elson ngerasain yang seperti ini. Tapi tante sendiri, gimana rasanya..?” kata saya balik bertanya. “Tante baru sekarang lho ngerasain digituin cowok dengan kelembutan, tapi juga tidak meninggalkan kejantanannya yang perkasa, seperti punyamu ini, ‘Si Buta Dari Gua Memek’, tante jadi melayang ke langit yang ke-tujuh. Ohh.. endangg..?” katanya.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : DESAHAN GADIS PERAWAN
Begitu selesai, saya diajak tante ke kamar mandi. Dan waktu itu saya bantu tante membersihkan kemaluannya. Sambil menyiram kemaluan tante, saya mendekap dia dari belakang, dan tante yang sedang berdiri menjadi kegelian karena batang kejantanan saya menyentuh bukit pantatnya. Seketika batang kejantanan saya naik lagi karena yang saya lihat sekarang lebih terlihat montoknya. Dan seketika itu, tangan lembut tante memegang batang kemaluan saya. Saya gemetar karena pengalaman seperti ini luar biasa buat cowok perjaka seperti saya ini. Buah dada tante menjulang, menantang dan tegar, kelihatan pori-porinya meremang karena udara sangat dingin di kamar mandi, apalagi ini sudah tengah malam. Dan bukit kemaluannya agak merekah merah terbuka bekas perbuatan yang tadi. Saya tidak tahu harus berbuat apa selain meraba buah dadanya lagi yang kali ini dari depan. Tante menarik saya dan mencium bibir saya, saya menurut saja. Tubuh kami saling merapat. Tangannya terus mengurut-urut batang kejantanan saya. Dan saya meraba pantatnya yang bulat dan sintal kencang. Buah kejantanan saya pun diremas-remasnya pelan-pelan.
Kemudian, tante mulai menaikkan kakinya yang sebelah ke atas bak dan dimasukkannya lagi kemaluan saya ke liang senggamanya. Ngilu dan agak panas terasa di batang kejantanan saya. Tante mulai bergoyang maju mundur dan pantat saya juga ditekannya dengan tangan kanannya agar saya bisa mengikuti irama. Saya ikut saja menggoyangkan sambil memeluk, mengisap putingnya, mencium bibirnya. Beberapa saat kami bergoyang sama-sama, tapi paha tante mulai pegal rupanya, dan dicabutnya batang kemaluan saya. Kemudian dia berbalik dan menungging sambil berpegangan dengan tangan kanannya ke bibir bak mandi. Saya gosokkan batang kejantanan saya ke bibir kemaluannya. Benar-benar terasa panas bibir kemaluannya itu. Kemudian saya mendesak maju dan, “Bless..” kepala milik saya masuk bergesek-gesek dengan dinding lubang senggamanya. Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular. Aduh luar biasa sekali, saya merasa keenakan dan tidak bisa berpikir jernih lagi. Pantat saya maju mundur, rudal panjang saya menggaruk-garuk lubang kenikmatannya. Dari posisi ini, saya bisa melihat dengan jelas batang kejantanan saya basah kuyup dan bibir kemaluan tante tertarik keluar masuk. Tangan saya menjangkau ke depan, meremas buah dadanya yang menggantung besar dan bergoyang menggeletar, nafas tante mendengus desah. “Ohh.. yess..!” Akhirnya saya meledak-ledak lagi dan tante rupanya sudah lebih dulu mengalami orgasme. Setelah itu saya mandikan tante saya tersayang. Mulai detik itu, saya punya tugas tambahan baru yaitu merawat tanteku tersayang yang amat montok.
NGENTOT TUKANG JAMU MONTOK DI RUMAH
Simak kisah cerita dewasa ngentot tukang jamu montok di rumah paling seru pokonya berikut Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa bebas. Setelah Mia meninggalkan diriku . aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini. Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku. Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul. “Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin. “Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh. “Mau minum jamu mas ?” tanyanya. “Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku. Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling. “Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya. “Mbak jamu apa yang bagus” “Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat” “Kuat apa” tanya ku.
“Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik. “Genit juga si mbak” kata ku dalam hati. “Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.” Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku. “Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka. “Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku. “Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.” “Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng. “Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.” “Anak punya mbak ?” “Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.” Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC. Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah. Semula Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13. Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani. Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya. Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng.
Baca Juga Cerita Bokep Hot : Cerita Sex BERCINTA DENGAN TANTE CHINA dan NGECROT DENGAN SUSTER MONTOK
Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya. “Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari. “Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya. “Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu” “Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.” “Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya. “Iya nggak apa-apa koq” katanya. Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus bahenol walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku. Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya itu.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco. “Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan. “Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku. “Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.” Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya. “Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba. “Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda. “Sini saya pijetin mas.” Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam.
Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut. Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Cilakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja. “Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.” “Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat. “Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku. “Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.” “Dia yang ngajari saya mijet.” Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak. Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki. Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri.
Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh. “Aduh mbak” “Kenapa mas” katanya agak manja. “Aku nggak tahan, ngaceng banget” “Ah nggak apa-apa tandanya mas normal” “Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.” Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda. Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu. Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati. “Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky. Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya. Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk .
Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin memburu. Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat. Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati. Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky . Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku. Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali. “Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.” “Saya ngantuk sekali mas.” “Ya sudah lah tidur dulu.” Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur.
Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan. Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya . Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya. Lidahku mencari posisi clitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol. “Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku. Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul mbak wati yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas. Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya. Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.
Baca Juga Cerita Seks Terpanas : ABG DI GANGBANG BELASAN PREMAN dan AKHIRNYA AKU BISA NGENTOT ISTRI TEMAN
“Aduh mas ternyata mas pinter sekali.” “Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.” “Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.” “Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.” “Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.” “Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak Wati. Wati mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku. “Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku. “Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.” “Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ” Aku ra iso he mas” “Nanti tak ajari.” Mbak Wati yang bahenol mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung ******. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang ****** ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung tenggorokkannya. Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya. “Mas kontole kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.” Kugenjor terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali.
Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh . Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style. Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam memek mbak wati. Dia tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna sangat bahenol, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih. “Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.” “Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih. Malam itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya sampai main 7 ronde menikmati tubuh bahenol nya, sehingga badan ku lemas sekali. Demikianlah cerita bokep terbaru GARANGNYA NAFSU TANTE GIRANG dan NGENTOT TUKANG JAMU MONTOK DI RUMAH oleh cerita sex hot