Cerita Bokep Indonesia – cerita mesum ini merupakan cerita bokep ku pada waktu itu.. Aku memasuki kamarku dan langsung kukunci dari dalam, kulepas T Shirt tanpa lengan yang kupakai dan kulemparkan begitu saja di tempat tidur. Payudaraku yang ranum berwarna sedikit merah muda di puting dan sekitarnya tampak menggairahkan. Aku memang sejak kecil tidak suka memakai bra hingga kini aku jadi tidak memiliki BH barang satupun, hingga begitu T Shirt kutanggalkan maka payudaraku pun langsung mencuat, ukurannya memang sedang-sedang saja namun bentuknya padat dan menggairahkan hingga dapat membuat setiap lelaki menelan ludah bila memandangnya, apa lagi ditunjang postur tubuhku yang sexy dengan tinggi 170 centimeter, yang cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Kuperosotkan dan kulepas hot pantsku yang mini model longgar di bagian bawah, hingga tampak jelas CD model G String warna merah yang saat ini kupakai. Bentuknya sangat mini dengan seutas tali nylon yang melilit di pinggangku dan ada ikatan di kiri dan kanan pinggangku yang ramping. Bulu-bulu halus kemaluanku tampak menyibak keluar dari sela sela secarik kain model segi tiga kecil yang tipis ukurannya, tidak lebih dari ukuran dua jari hanya mampu menutupi lubang vaginaku. Bentuk G String yang kupakai memang sangat sexy dan aku sangat suka memakainya, ditambah seutas tali nylon yang melingkar melewati selangkanganku tepat mengikuti belahan pantatku ke atas bagian belakang dan tersambung dengan tali nylon yang melingkar di pinggangku.
Dengan sekali tarik ikatan di kanan kiri pinggangku, maka tak sehelai benang pun kini menutupi tubuhku, CD kubiarkan tergeletak di lantai. Sambil telanjang bulat aku berjalan menuju lemari mengambil sebuah celana pendek mini yang longgar di bagian bawahnya yang terbuat dari bahan sutera tipis tembus pandang dan ada celah di bagian kiri dan kanannya dan tanpa kancing, hanya menggunakan karet elastis saja. Segera kukenakan sambil menyalakan komputer dan mengakses internet. Celana ini memang enak sekali dipakai di rumah saat tidur, dan aku biasa tidur dalam keadaan seperti ini, tanpa busana lainnya menutupi tubuhku, hanya ada celana pendek seperti yang kukenakan saat ini. Namun tak jarang juga aku tidur tanpa berbusana sama sekali dan langsung menyusup ke dalam selimut. Seperti biasa, email yang masuk ke mail box-ku sangat banyak. Kubuka satu persatu, bagi pengirim yang belum pernah mengirim email kepadaku langsung kujawab emailnya dan kucantumkan persyaratanku bila ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku, sedangkan bagi yang sudah pernah kujawab emailnya namun tidak memenuhi persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email ingin berkenalan lebih lanjut dan ber email ria, langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa memberikan reply. Demikian pula bagi yang mengirimkan pesan dengan menggunakan nomor HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa perlu membukanya terlebih dahulu.
Aku malas membukanya karena membuang-buang waktu dan biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya kecuali dengan juga menggunakan SMS, untuk apa aku harus bersusah payah membuang-buang pulsa segala, pikirku. Setelah selesai membuka dan membalas semua email yang masuk, kuputus akses dengan internet, namun komputerku tetap kunyalakan karena rencananya nanti selesai mandi aku akan mengaksesnya lagi, karena biasanya akan banyak lagi email yang masuk. Kulepas celana yang kupakai dan aku memasuki kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini aku ingin berendam sejenak sambil menghilangkan pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath foam secukupnya dalam air hingga berbusa. Saat aku menunggu penuhnya air, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini datangnya dari salah seorang pembacaku, karena memang bagi pembaca yang sudah memenuhi persyaratanku, nomor handphonenya segera kumasukkan memory dan kukumpulkan dalam satu nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil namanya Amin (nama samaran). “Yaa..! Halloo..!”, sapaku setelah menekan tombol Yes. “Hallo..! Hai Lia..! Apa kabar..? Lagi ngapain nich?”, sahut Amin dari seberang.
“Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa dan ada apa menelepon? Entar aja deh kamu telepon aku lagi ya, aku sudah telanjang bulat nich, sudah siap-siap mau berendam”, belum selesai aku berkata, Amin langsung memotong pembicaraanku.. “Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kamu berendam sambil tetap ngobrol denganku”, pinta Amin. “Baiklah”, jawabku menyetujui sambil meraih hands free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi. Hand phone kuletakkan di meja wastafel dan kabel hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun akhirnya berendam sambil mengobrol dengan Amin menggunakan hands free. “Lia! Aku sekarang juga berjalan ke kamar mandi, sekarang di kamar mandi aku melepaskan celana dan CD-ku, kondisiku sekarang juga sudah bugil nich!”, Amin mencoba menjelaskan keadaannya saat itu padaku. “Emangnya gue pikirin, lagian ngapain kamu ikutan bugil di sana?”, ujarku. “Lia! Aku ingin melakukan onani sambil ngobrol denganmu, kamu tidak keberatan kan? Please! Sekarang penisku sudah selesai kubasahi dan kuoles dengan shampoo, sekarang mulai kuusap-usap sambil mengocok-ngocoknya, kamu juga cerita dong apa yang kamu kerjakan saat ini sambil memberiku rangsangan”, pinta Amin lagi dengan memelas.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : KEPUASAN DI HARI SABTU dan KUPUASKAN DOSEN DAN PEMBANTU NYA
Mendengar penuturan Amin tadi, terus terang aku sempat membayangkan sejenak dan sedikit mulai terangsang hingga tanpa kusadari aku juga sudah mulai meremas-remas payudaraku. Karena aku memakai hands free, maka aku tetap masih bisa mengobrol dengan kedua tanganku tetap bebas bisa beraktifitas. Kuceritakan pada Amin kalau saat ini aku sedang meremas-remas kedua payudaraku yang juga sudah mulai mengeras, puting susuku mendongak ke atas dan mulai kujilati sendiri bergantian kiri kanan, aku merasakan ada aliran yang mengalir keluar dari liang senggamaku, pertanda aku sudah mengalami rangsangan hebat. Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas payudaraku, tangan kananku mulai turun ke bawah meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke bawah lagi ke arah vaginaku sambil mengangkat kedua buah kakiku dan meletakkannya ke samping bathtub hingga posisiku sekarang terkangkang lebar hingga memudahkan tangan kananku mengelus bagian luar vaginaku yang sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Jari-jariku turun sedikit mengusap-usap bibir vaginaku sambil menggesek-gesekkan klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku, gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Amin dari seberang sana.. “Ooo.. Oocch! Liaa..! Aku orgasme nich!”, suaranya makin lirih, rupanya di seberang sana Amin sudah berhasil mencapai puncaknya, gila! Dia sepertinya sangat menikmati penuturanku melalui telepon sambil terus melakukan aktifitasnya sendiri, mendengar suara itu aku menjadi semakin terangsang saja jadinya, jari tengah dan jari manis tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam liang vaginaku yang sudah semakin berlendir, sementara jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku. Rasanya benar-benar membuat darahku mengalir ke atas kepalaku.
Pertama agak sulit masuk, namun lama-lama setelah melalui beberapa kali gesekan, bibir vaginaku pun semakin merekah sehingga memudahkan jari-jariku masuk menembus liang vaginaku. Kumainkan jari-jariku di dalam vagina, kuputar-putar di dalam hingga menyentuh dinding-dinding bagian dalam vaginaku, rasanya tidak kalah dengan batang kemaluan yang pernah masuk dan bersarang dalam liang vaginaku, bahkan lebih hidup rasanya karena bisa kukontrol sesuai dengan keinginanku. Kugaruk-garukkan lembut pada dinding dalam vaginaku, ada kalanya kusentuhkan pada tonjolan sebesar ibu jari yang ada dan tersembul di dalam vaginaku, nikmat sekali rasanya. Aku juga sepertinya akan segera mencapai puncak kenikmatan. Sekarang tiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kananku kumasukkan seluruhnya ke dalam liang vaginaku, kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif membantu, jari manis dan jari telunjuk tangan kiri kupakai menyibakkan bibir vaginaku, sementara jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan jari-jari tangan kananku semakin cepat. Aku terus melenguh.
“Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!”, badanku berguncang keras sehingga air dalam bathtub banyak yang tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku. Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh panjang, dan aku pun mencapai orgasme. Badanku kini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari seberang sana kudengar suara Amin menanyakanku.. “Gimana Lia, enak enggak?”, Setan.., umpatku dalam hati, masa masih ditanya enak atau enggak? “Lia..! Aku sekarang ke rumahmu ya? Kau kujemput dan kita check in terus melakukan hal yang sesungguhnya yuk”, ajak Amin. Aku menolak dengan halus ajakan Amin. Setelah berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan telepon dengan alasan akan melakukan sesuatu. Akhirnya dengan berat hati Amin pun bersedia mematikan teleponnya, entah berapa banyak pulsa sudah yang dia habiskan untuk melakukan sex by phone denganku sambil beronani. Terus terang saja walau sudah agak sering kontak dengan Amin dan kami juga sudah dua kali bertatap muka, aku sedikit pun tidak berminat berhubungan badan dengannya.
Baca Juga Cerita Seks Panas : KEHAUSAN SEKS dan THREESOME DENGAN PEMBANTU
Tingginya sekitar 165 centimeter, lebih pendek sedikit dariku, badannya agak sedikit gendut, usianya 32 tahun, sudah beristri dan beranak tiga. Wajahnya menurut ukuranku juga tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bagiku. Aku memang juga membutuhkan sarana menyalurkan libidoku namun tidak berarti aku bisa melakukannya dengan siapa saja. Dalam permainan sex, aku benar-benar ingin menikmatinya, maka aku juga harus memilih pasangan yang benar-benar bisa menaikkan gairahku. Sudah berkali-kali Amin mengajakku make love (ML) tapi selalu kutolak dengan seribu satu macam alasan, namun aku tetap tidak mengutarakan alasan penolakanku, karena aku yakin dia akan langsung merasa malu dan tersinggung. Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca yang kuberi nama samaran Amin, aku mohon maaf dan aku harap kamu juga membaca tulisanku ini dan dapat mengerti.
NIKMATNYA ABG SMU
Kali ini adalah pengalaman sex saya dengan ABG yang masih SMU bernama Linda. Setelah saya mengirimkan cerita saya tersebut, saya mendapat email dari Linda yang katanya tertarik dengan pengalaman saya dan kebetulan dia sedang di Lombok dalam rangka liburan bersama keluarganya. Kami janjian lewat email bertemu pada bulan Oktober di sebuah rental internet di Mataram. Tentu saja pembaca, saya yang menentukan lokasinya di rental internet tersebut, karena hari itu saya masih harus membalas beberapa email yang ingin berkenalan denganku dan mencari tahu tentang pariwisata di Lombok. Pada hari Kamis, saya sudah stand by di rental tersebut, berdebar-debar juga rasanya saya menunggu Linda, seperti apa rupanya ya. “Selamat pagi, Om namanya Andi khan?” “Ya, betul.. Ini Linda ya!” tanya saya kembali padanya. Di hadapan saya sekarang adalah seorang ABG keturunan tionghoa yang cantik. Saya perkirakan umurnya baru 16 tahun, tinggi 160 cm, berat 47 kg dan berkulit putih mulus khas cina dengan rambut lurus sebahu, memakai baju hem ketat warna krem, celana jins hitam tiga perempat yang pas. Duduk di samping saya tampak mengintip CD-nya yang berwarna putih. Kontol saya langsung tegak bagaikan Monas melihat cewek cantik ini.
“Gimana khabarnya?” tanyaku membuka percakapan sambil mempersilakannya duduk. “Baik Om, senang rasanya liburan ke Lombok” “Oh ya? Udah kemana aja Linda?” “Ke pantai Senggigi, terus Suranadi dan tempat gerabah itu” “Terus Linda sekarang sama siapa?” “Sama Papa, Mama dan sepupu, Linda tinggal di Senggigi Beach Hotel” “Wah, asyik dong..” “So pasti, tapi lebih asyik kalo diantar sama tour guide seperti Om” “Itu sich gampang Lin, yang penting ada komisinya lho” canda saya. “Tenang Om, dijamin nggak nyesel dech nganterin Linda” Linda orangnya supel dengan senyumnya yang manis mirip artis mandarin dan aroma tubuhnya yang sangat wangi. ‘Adik’ saya sudah nggak bisa diam nich. “Ceritanya Om Andi tuch asli khan?” “Tentu saja asli lho, dari pengalaman pribadi” “Enak dong” “Enak apanya Lin?” pancing saya mulai memepetkan tempat duduk. Ini baru kesempatan namanya. Asik khan pembaca, bisa berduaan sama abg yang tentu saja masih seger-segernya..
“Gituannya lho..” jawabnya tersipu malu. “Emangnya Linda pernah gituan sama pacar?” “Ya.. Hampir pernah” “Hampir pernah gimana, nggak usah malu dech, ceritain dong” “Siapa tahu Om bisa bantu” ujarku sambil tangan kiri saya merangkul pundaknya. Wah, Linda tampaknya nggak marah nich saya pegang pundaknya, berarti ada lampu hijau dong. “Janji ya Om, nggak bilang siapa-siapa” “Janji dech” saya menunjukkan tanda victory padanya. “Gini Om, Tony pacar saya itu kalo udah nafsu cepat keluarnya, padahal Linda belum apa-apa” “Maksudnya..” tanyaku pura-pura blo’on padahal tahu maksudnya. “Iya, pas kontolnya Tony nempel di anunya Linda, udah keluar duluan” “Oh gitu, itu istilah kedokterannya ejakulasi dini” “Terus ngatasinya gimana dong Om” “Ya, Linda harus bisa foreplay dulu, maksudnya pemanasan gitu” “Ya udah Om, tapi Tony maunya terburu-buru en lagian mainnya kasar sich” “Linda mau Om bantuin?” tanya saya yang sudah tidak lagi melihat isi layar monitor sejak tadi. “Maksud Om..?” “Ya.. Gimana caranya foreplay” “Hus.. Om ini ngaco, Linda khan pacarnya orang” “Bukannya ngaco, Linda ya tetap pacarnya Tony, Om khan cuma memberikan petunjuk” jawab saya sungguh-sungguh membujuknya agar mau foreplay, habis potongan tubuhnya itu, alamak geboy abis, mungkin rajin fitnes ya atau aerobic. “Tapi.. Ada orang lho di sini Om, Linda khan malu” “Nggak ada orang di sini kok, sini Om pangku” rayuku sambil menarik pinggangnya untuk duduk di pangkuan saya menghadap monitor komputer.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : SKANDAL BOSKU DI KANTOR dan ADIKKU MENGAMBIL KEPERAWANANKU
“Om.. Jangan..” celetuknya ragu dan canggung. “Udah.. Atasnya doang kok, gimana?” tanya saya sambil membuka dua kancing atas hemnya hingga kelihatan BH merahnya, tangan kanan saya langsung masuk meremas payudaranya. “Ja.. Ngan.. Om.. Geli..” “Gimana rasanya Lin..” “En.. Ak.. Sst.. Mmh” Linda kelihatannya sudah agak terangsang dengan permainan tangan saya, ditambah lagi ciuman saya yang mendarat secara tiba-tiba pada lehernya. Tangan kiri saya juga mulai aktif meremas payudaranya yang sebelah. Ciuman pada lehernya saya ubah jadi menjilat, jadi kedua tangan meremas dan kadang-kadang memelintir kedua putingnya itu yang makin lama makin mengeras. “Mmh.. Mmh..” gumam Linda. Beberapa menit kemudian.. “Udah.. Om.. Sst.. Udah..” tahan Linda sambil melepaskan saya dan merapikan bajunya. “Ada apa Lin, contoh foreplay belum abis lho” goda saya tersenyum. “Mmh.. Iya sich Om, cuman nggak leluasa di sini” “Maunya Linda dimana?” “Tempat yang sepi orangnya gitu” Saya lihat tempat rental internet itu sudah mulai ramai kedatangan pengunjung, mungkin Linda agak terganggu juga konsentrasinya. “Gimana kalo di hotel aja Lin, di sana lebih tenang” usulku. “Iya dech.. Tapi jangan di Senggigi ya Om”, jawabnya sambil tangannya mengandeng saya mesra. “Oke, nanti OM cariin yang agak jauh dari Senggigi” Dan kami pun check in di salah satu hotel yang agak jauh dari Senggigi, karena saya tahu Linda tidak mau ketahuan keluarganya, katanya dia bilang sama keluarganya mau ke rental internet selama 3 jam. Karena itu kami pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. “Wah, di sini baru tenang nich” kata Linda sambil memperhatikan hotel yang lumayan tenang karena tempatnya agak jauh dari Senggigi dan kota.
“Nah, sekarang gimana? Mau nerusin caranya foreplay?” “Mmh.. Gimana ya” Linda agak ragu kelihatannya. Wah, anak ini harus dirangsang lagi supaya mau foreplay, soalnya si ‘buyung’ sudah tegak seperti pentungan pak satpam. Kemudian saya membuka kaos atas saya dan celana panjang jins hingga tinggal CD, sengaja saya membuka baju menghadap ke Linda. “Wow.. Apaan tuch Om, kok kembung” kata Linda sambil menunjuk ke kontol saya. “Linda mau lihat punya Om ya” Kutanggalkan semua celana dalam saya hingga saya bugil dan kelihatan kontol yang tegak itu. “Wow.. Kontol Om bengkok dikit ya..” terheran-heran Linda melihat bentuk kontol saya. “Ini baru asli lho Lin, tanpa pembesaran” ujarku sambil mendekatinya. Tangan saya aktif membuka hem kremnya dan celana jins hitam tiga perempatnya. Sekarang tampak jelas BH merahnya dan CD putihnya yang cantik, pemandangan yang indah. Saya gendong Linda dan menaruhnya dengan lembut di sofa itu, kemudian saya mencium dan menjilat bibirnya serta tangan saya meremas payudara dan mencopot pengait BH-nya. “Om.. isep.. sst.. susu.. nya.. Linda..” rengeknya meminta saya menghentikan ciuman dan beralih ke payudaranya, ciuman dan hisapan saya giatkan, kemudian puting itu saya gigit perlahan.
“Terr.. us.. Om.. sst.. sst..” rintihnya sambil memindahkan kepala saya pada payudaranya. Tangan kiriku mengusap payudara sebelah kiri dan tangan kanan saya masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus, kemudian saya masukkan jari keluar-masuk dengan lancar. “Ouh.. Mmh.. Enak.. Om.. Nah.. Gitu..” Saya turun lagi mencium perutnya yang putih bersih, turun lagi mencium CD-nya yang mulai basah. “Buka.. Aja.. Om.. Cepet.. Sst” celotehnya yang sudah bernafsu sekali sambil membuka CD-nya. Sekarang terlihat jelas sekali vaginanya yang masih kencang dan saya jilat dengan pelan dan semakin ke dalam lidah saya menari-nari. “Sst.. Terr.. Us.. Om.. Mmh..” rintihnya tak karuan sambil menjepit kepala saya. Beberapa menit saya permainkan vaginanya dan paha bagian dalam Linda yang sudah sangat basah sekali. “Om.. Mmhmm.. Ganti.. Om.. Sstss” “Gantian gimana Lin..” goda saya sambil telentang. “Gantian Linda isep kontolnya Om, tapi jangan keluar dulu ya” “Beres, nanti Om pakai kondom kok” “Mmh..” Linda tidak menjawab, soalnya sudah mulai menghisap kontol saya, pertama-tama cuma masuk setengah tapi lama-kelamaan masuklah semua kontol saya. “Terr.. Us.. Lin.. Jilat..” perintah saya sambil memegang kepalanya dan mendorong pelan supaya kontol saya masuk semua ke mulutnya. Beberapa menit kami melakukan oral sex, Linda ternyata menikmati permainan itu. “U.. Dah.. Lin.. Om.. Nggak tahan.. Nich” “Iya Om, Linda juga pengin ngerasain senggama gaya kuda ama kontolnya Om yang bengkok itu hi.. hi..” celotehnya tertawa sambil mengambil posisi menungging. “Sabar ya Lin, Om pasang kondom dulu” Kemudian setelah saya pasang kondom, saya masukkan ke vaginanya, tenyata meleset.
“Aduh.. Om.. Pelan.. Dong” rintihnya kesakitan. Memang vagina Linda masih sempit kelihatannya dan posisi tersebut agak susah sich. “Lin tolong bantuin pegangin kontol Om” “Sini Linda bantuin masukin tapi pelan ya” Linda kemudian memegang kontol saya dan mengarahkan ke vaginanya dan saya dorong pelan, pelan tapi pasti dan bless.. masuk seluruhnya dengan dorongan saya yang terakhir agak keras. “Aduh Om sakit” “Nggak apa-apa kok Lin, udah masuk kok” “Sst.. Om.. Gini rasanya ya.. Sst..” “Gi.. Mana.. Lin..” “E.. Nak.. Sst.. Agak cepetan Om.. Sst” “Nahh.. Sst.. Gitu..” Genjotan demi genjotan saya giatkan sambil tangan kiri memegang perutnya dan tangan kanan memegang payudaranya. Plok.. Plok.. Plok.. Demikian kira-kira bunyinya. Kira-kira beberapa menit saya ngentot dengan Linda dengan posisi doggy style. Dan semakin lama semakin cepat. “Ce.. Pat.. Sst.. Sst.. Om.. Aah.. Linda mau keluar nich” rintihnya tertahan. “Sa.. ma.. an.. Lin.. keluarnya.. sst.. yess..” jawab saya sambil mempercepat sodokan kontol saya. “Sst.. Lin.. Da.. Sst.. Kel.. Uar.. Om.. Argh..” jerit Linda. Tiba-tiba tubuh Linda mengejang dan saya pun juga, akhirnya crot.. crot.. crot.. Keluar cairan putih dalam kondom saya, bersamaan dengan muncratnya cairan di vagina Linda. Tubuh kami pun lemas menikmati sensasi yang luar biasa itu. “Trim’s ya Lin, rasanya gimana?” tanya saya sambil mengecup pipinya. “Enak sekali Om, baru kali ini Linda puas” “Gimana ML ama Om Andi Lin?” tanya saya sambil mencium pipinya.
“Puas rasanya ke Lombok, dapat plusnya lagi” katanya sambil ke kamar mandi dan beberapa menit sehabis mandi kemudian Linda sudah merapikan bajunya. “Sampe besok ya, sehari lagi Linda pulang lho” “Okey, kapan ketemu lagi?” “Terserah Om dech, tapi jangan terlalu malam ya, nanti Papa curiga lho” “Gimana kalo jam 19.20 Om jemput?” “Okey dech, seperti biasa ya” Maksudnya seperti biasa adalah, Linda kujemput pakai mobil sewaan di Senggigi, tapi agak jauhan. Karena jika ketahuan bapaknya khan bisa berabe. Pukul 19.30 Linda sudah berada dalam mobil bersama saya, dengan memakai rok jins span warna biru dipadu dengan kaos ketat warna putih selaras dengan warna kulitnya. Aduh mak, makin cantik aja nich ABG, pikirku. “Kita kemana Om?” “Bandara Selaparang” “Ngapain ke sana?” tanyanya heran. “Udah nggak usah banyak tanya, nanti juga tahu” “Linda ama Papa cuma dikasih ijin satu jam lho Om” “Maka itu, Om mau kasih hadiah buat Linda” “Wah, terima kasih Om” jawabnya sambil mencium pipi saya mesra. Saya pilih bandara itu agar bisa romantis dan bisa lebih pribadi, tahu khan pembaca maksud saya, he.. he.. he… Setelah sampai di bandara, saya parkir mobil di tempat yang agak sepi, kebetulan juga kacanya hitam pekat. Saya ajak Linda pindah ke tempat duduk belakang mobil Kijang itu agar lebih leluasa kalau mepet-mepetan. “Mana hadiahnya Om?” tanya Linda tidak sabaran, karena tidak tahu apa hadiahnya. “Om cuma mau kasih hadiah seperti kemaren” selidik saya menunggu tanggapannya. “Maksud Om?” “Iya, seperti yang Om ajarkan kemarin, nah itu hadiahnya, tapi Linda mau nggak?” “Idih, si Om maunya..” jawab Linda sambil tersipu.
Bagi saya itu sudah cukup merupakan tanda setuju dari Linda hingga tanpa menunggu jawaban dari Linda, saya langsung mencium bibirnya dan tangan saya sudah mendarat pada pahanya. Saya elus-elus pahanya yang putih dan masih terbalut oleh jins biru yang sangat seksi hingga memperlihatkan lekuk-lekuk bodinya. Linda juga kelihatannya ingin menghabiskan malam terakhirnya bersama saya dengan tergesa-gesa membuka celana saya sampai separuh dan melahap kontol saya yang sudah kencang dari tadi. “Teru.. Ss.. Lin..” perintah saya sambil membuka kaos dan BH putihnya yang berenda itu. “Mmh.. Mmbmnb..” celotehnya tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontol saya yang maju mundur dihisapnya dengan irama yang cepat. “Ud.. Ahh.. Lin.. Om.. Mau.. Kel.. Uar.. Arghh..” Tiba-tiba Linda melepaskan kulumannya, dan berganti posisi dengan saya yang berjongkok dan Linda yang duduk sambil membuka rok spannya. Pemandangan yang sangat indah pembaca, Linda memakai CD kuning yang bergambar hati atau cinta. “Ayo Om, jangan diliatin aja” “Ya..” jawab saya sambil mencium vaginanya yang masih terbungkus CD kuningnya, jilatan demi jilatan membuatnya geli hingga pinggulnya ke kiri ke kanan tak beraturan. “Uda.. Hh.. Om.. Buka aja.. Sst.. mmh..” katanya menyuruh saya membuka celana dalamnya. Dengan dibantu Linda, saya membuka celana dalam beserta sok spannya hingga ia tinggal mengenakan BH saja. Vaginanya yang ditumbuhi bulu halus itu mengeluarkan aroma harum khas wanita, beberapa saat saya cium dan jilat pada bagian dalam vaginanya.
“Sst.. Arggh.. En.. Akk.. Om.. Nah gitu.. Sst” “Jil.. At.. Om.. Bagian yang itu.. Ya.. Sst..” pintanya pada saya yang membuatnya sangat terangsang. Sambil menjilat seluruh bagian vaginanya, tangan kanan saya masuk ke dalam BH-nya dan meremas payudaranya dengan lembut dan kadang-kadang memelintir putingnya yang sudah keras sekali. “Ayo.. Om.. Sst.. Linda.. Nggak.. tahan.. Nih..” rintihnya memohon pada saya. Saya sudah mengerti maksudnya, Linda sudah sangat terangsang sekali ingin melepaskan hasratnya dengan segera. Kemudian saya berganti posisi dengan Linda saya pangku berhadapan dengan saya sambil membuka penutup payudaranya itu. Maka kami berdua sudah bugil di dalam mobil itu, untung saja keadaan bandara waktu itu belum terlalu ramai karena kedatangan pesawat masih lama.
“Pel.. Lan ya Om” kata Linda sambil menggesek-gesekkan bibir vaginanya sebagai pemanasan dulu. “Gimana Lin..?” “Udah Om, sekarang aja” ajak Linda sambil memegang kontolku mengarahkannya pada lubang kemaluannya sambil saya juga menyodoknya pelan, kemudian pada akhirnya bless.. masuklah semua kontol saya. “Arg.. Sst.. Mmh..” rintih Linda karena masuknya kontol saya yang kemudian maju mundur dengan lembut. Kontol saya serasa diremas-remas dalam lubang kemaluan Linda yang masih sangat kencang sekali, denyut-denyut yang menimbulkan rasa nikmat bagi saya dan tentunya juga L. Demikianlah cerita sex dewasa AKU MENJADI OBYEK MASTURBASI dan NIKMATNYA ABG SMU oleh cerita sex hot