Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini adalah cerita dewasa terbaru ku.. Cerita mesum ini bisa dibilang merupakan pengalaman pribadiku, Sebuah hubungan ‘gelap’ dengan seorang gadis bernama Imel. Dibilang hubungan ‘gelap’ karena aku sendiri sudah beristri dan beranak, dan aku kenal baik dengan ayah Imel yang juga merupakan rekan bisnisku. Tapi aku sebelumnya belum pernah ketemu Imel karena dia sekolah di luar kota. Keluarga Imel merupakan keturunan Tionghoa yang cukup lumayan bisnisnya. Perkenalanku dengan Imel berawal pada saat aku menghadiri peresmian salon & butik milik Mei dimana aku terlibat dalam pembuatan sistem back-officenya, Mei adalah adik ipar Imel. Wajah Imel terlihat mirip presenter Yuanita Kristiana tapi sedikit lebih kurus dan pendek, sedang Mei berwajah manis biasa dan badan sedikit lebih berisi dibanding Imel. Kami sempat ngobrol lama pada acara itu dan selanjutnya tdk pernah ketemu lagi selama kira2 sebulan. Pada suatu siang saat aku sedang hunting foto Mei menelponku supaya aku mampir ke kantornya krn ada sesuatu yg hendak dibicarakan mengenai program office-nya, dan aku pun langsung meluncur kesana menemuinya. Sesampainya di kantor Mei kami langsung membicarakan pekerjaan kami di ruangan dia. Selang beberapa saat datang Imel sambil membawa bungkusan. “Eh…, ada mas Anto.. Kebetulan nih, aku bawa burger.. Kita lunch sekalian yuk..” kata Imel.
“Ah, aku sudah makan kok barusan..” jawabku basa-basi. “Gak apa2, mas.. Temenin ci Imel tuh, kebetulan aku ada janji sama client nih..” sahut Mei. “Oke deh kalo begitu..” jawabku. “Kita makan di atas aja yuk, mas.. Sambil liat ruang senam yg baru..” ajal Imel. “Atas mau dibuat sanggar ya?” tanyaku sekenanya. “Nggak kok, mas.. Tu ci Imel pengen punya ruang senam pribadi aja..” sahut Mei. “Oooo, gitu..” jawabku sambil manggut2. “Udah sana ke atas temenin ci Imel, kelaparan tuh..!” kata Mei. “Ha..ha..ha.. Ayuk, mas..! See U Mei..!” sahut Imel sambil keluar ruangan diikuti aku. Kami naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan berukuran kira2 8X6m. Lantainya karpet abu2 dan temboknya dilapisi bahan peredam warna hitam. Ruangan itu kosong, hanya ada satu meja kerja & laptop di pojok, sofa panjang dgn satu meja di depannya, dan lemari kecil disamping meja kerja dgn seperangkat home-theatre di atasnya. Sebuah kaca yg besar terpasang di salah satu sisi dinding, ukurannya hampir memenuhi satu sisi dindingnya. Beberapa lampu dinding tampak terpasang dan di langit2 terdapat 6 lampu sorot kecil. Indah sekali, batinku sambil melihat sekeliling ruangan. “Silahkan duduk, mas.. Aku setel musik dulu” kata Imel sambil menyalakan CD dan alunan piano Richard Clayderman mulai terdengar sayup. “Suka lagu2 gini mas?” kata Imel sambil membuka bungkusan burgernya dan menyiapkan untuk kami berdua. “Suka.. Apalagi ndengerin sambil cari inspirasi..” jawabku sambil meletakkan tas kameraku. “Wah, suka fotografi ya..?” tanya Imel. “Hobi aja sih, gak buat profesi. Kalo ada yg pake sih ga nolak.. Hehehe..” jawabku sambil makan. “Hobi kalo menghasilkan kan bagus tuh..” kata Imel sambil ikut makan.
Kami pun makan sambil ngobrol kesana-kemari, bercanda dan kadang main tebak2an. Setelah selesai makan Imel segera membersihkan sisa2 dan bungkus makanan kami. Mendadak dia bertanya kepadaku “Mas, aku kasih job foto mau?” “Emmm…, gimana ya? Job foto gimana? Kalo acara2 resmi atau wedding aku belum pernah sih..” jawabku ragu. “Foto aku..! Aku ingin difoto sendiri, privat..!” kata Imel. “Maksudnya kamu mau difoto seperti model gitu..?” tanyaku. “Iya, tapi khusus buat aku pribadi lho.. Berapa harganya, mas..?” balas Imel. Wah, aku belum pernah dapat job foto model gini, batinku bingung. “Gampang soal itu deh.. Kayak sama siapa aja, lagian buat eksperimen aku juga..” jawabku sekenanya. “Bener nih..? Kalo iya, kita mulai aja..!” kata Imel. “Sekarang? Lokasinya mau dimana?” tanyaku. “Disini aja, kira2 bagus gak suasananya? Kalo diluar berarti harus cari lokasi dulu deh..” kata Imel. Aku melihat sekeliling ruangan. Tampaknya layak juga untuk foto session. Dinding, lampu ruang yg bisa diatur, suasana, semua oke sih. “Oke, bisa kok disini kalo mau..” kataku. “Siiipp…! Sebentar, aku make-up dan cari baju dulu ya..” kata Imel sambil keluar ruangan. Aku segera menyiapkan kamera SLR-ku dan perlengkapannya, lalu mengambil sample seting pencahayaan disitu (mirip profesional? Hahaha..!) Tak beberapa lama Imel masuk kembali, kali ini dia tampak lebih cantik dengan dandanannya. Dia memakai celana jeans pendek sekali dan t-shirt besar warna putih. Pahanya yang mulus semakin kelihatan jelas dan rambutnya yang bergelombang sebahu dibiarkan terurai. Pundaknya yg putih nampak terbuka sebagian karena t-shirtnya yg lebar itu. Tidak nampak adanya tali BH membuatku semakin penasaran. Pikiranku mulai melayang kemana-mana nih.. “Kok melamun sih…? Gimana penampilanku?” kata Imel membuyarkan pikiranku.
“eh.. mmm.. Bagus kok..” jawabku gugup. “Keliatan sexy gak, mas..?” “Sexy kok, kamu juga keliatan cakep..” jawabku polos. “Ihh… Mas Anto jangan ngeledek, ah..” “Bener kok, Mel.. You’re look so beautiful & sexy..!” jawabku. “Kita mulai aja ya..” ajak Imel sambil pasang gaya. “Kita ambil sample dulu ya..” jawabku sambil mulai jepret dia beberapa kali. Setelah sepakat dengan hasilnya, kami melanjutkan sesi foto kami. Imel nampak luwes dalam bergaya. Dalam beberapa pose dia nampak ingin tampil sexy dengan menurunkan belahan pundaknya, membuatku makin penasaran saja. Akhirnya aku pun berkomentar juga “Yang lebih menantang dong, Mel…” “Oke…” jawab Imel. Kemudian dia memasukkan tangan ke dalam t-shirtnya lalu melempar sesuatu ke lantai. Wow..! itu tadi ternyata BH tanpa talinya, Imel sekarang tdk pakai BH. Aku kembali melihatnya, tambah kelihatan sexy karena putingnya kelihatan menonjol dibalik t-shirtnya. “Ready..?” tanyaku. “Oke..” jawab Imel. Imel mulai berpose lagi, kali ini semakin berani. Dia mulai melorotkan t-shirtnya sehingga nyaris kelihatan payudaranya, belum posenya yg membuat laki2 bergetar. Tak berapa lama Imel membuka retsleting celananya sehingga CD-nya yg berwarna merah kelihatan. Dia terus bergaya dengan pose yang semakin menantang. “T-shirtnya buka aja, Mel..” kataku tanpa sadar. “Malu, ah mas..!” jawab Imel. “Gak apa2.. kan ini cuma buat pribadi aja…” kataku. “Malu sama mas Anto, tau..!” kata Imel. “Gak apa2 kok.. Kayak sama siapa aja..” jawabku semakin berani. “Oke lah..” jawab Imel sambil membuka t-shirtnya sambil membelakangiku. “Ok, pose gitu ya.. Muka noleh ke kamera dong..” kataku. Aku ambil gambarnya beberapa kali dalam pose itu. “Hadap samping, Mel..” kataku. Imel pun berpose menghadap samping dengan tangan menutupi dadanya dan wajah ke kamera.
Setelah beberapa kali jepretan, aku memintanya menghadap kamera. Imel pun menurut dengan tangan tetap di dada. Uuhh… Membuat semakin penasaran nih, batinku. “Jangan ditutupi dong, Mel..” kataku. Imel tidak menjawab tapi langsung berpose dengan berkacak pinggang. Payudaranya yang tidak terlalu besar tapi kencang dan bagus bentuknya dengan puting menantang langsung kelihatan. Aku sempat terpana melihat pemandangan itu, betul2 topless. “Udah, jangan melongo gitu mas..! Katanya suruh kelihatan..” kata Imel sambil tersenyum. “Ehh… i..i..iya..” jawabku gugup sambil siap untuk memotret. Kurasakan adik kecilku mulai mengeras juga. Wah, gawat nih.., batinku. Setelah beberapa jepretan kami lalu beristirahat dan Imel mengenakan t-shirtnya lagi. Kami melihat hasil jepretanku di kamera sambil duduk di lantai karpet. “Kurang jelas mas, kecil2 banget..” kata Imel. “Liat pake laptop aja, ntar aku sambungin..” jawabku. Imel berdiri mengambil laptop di meja, langsung aku sambung ke kamera dan aku transfer foto2 tadi. Kami melhat hasil dari awal sambil saling berkomentar hasilnya. Sampai pada foto topless Imel terdiam sambil mengamati satu persatu, aku pura2 cuek aja. “Mas, foto lagi yuk..” mendadak Imel berkata padaku. “Oke…” jawabku. “Tapi….” kata Imel sambil menatapku, ada keraguan di mata dan nada bicaranya. “Kenapa, Mel..?” tanyaku. “Aku mau difoto naked, telanjang..! Tapi yang kelihatan art-nya gitu.. Kira2 gimana, mas..?” jawab Imel. Aku sempat kaget, bingung, dan mungkin girang campur aduk jadi satu. “Eeee… bisa kok.. Lagian kamu punya tubuh yang bagus, pasti ntar keliatan indah hasilnya..” jawabku sekenanya.
Baca JUga Cerita Seks Panas : CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU
“Ah.. Mulai tuh gombalnya…” kata Imel tersipu. “Suer… Bener kok.. Kamu cakep, punya body bagus, mulus.. Kurang apalagi coba..?” kataku sambil berharap mudah2an dia jadi difoto. “Oke lah… Ayuk, kita mulai..” kata Imel sambli berdiri. Yess..!! Aku bersorak dalam hati. Imel mulai melepas t-shirt, celana pendeknya, lalu CD-nya sambil membelakangiku. Aku langsung mengambil gambarnya dari posisi belakang sambil mengarahkan gayanya. Imel menurut saja dengan arahanku dari mulai menghadap samping sampai ke kamera tapi dengan pose tangan tetap menutupi dada dan bagian bawahnya. Imel nampak enjoy dengan posenya yg semakin berani. Adik kecilku kembali terasa tegang, tapi tidak kuhiraukan karena asyik memotret. “Open semua aja, Mel.. Nanggung..” kataku nekat. Imel kembali tersenyum dan perlahan melepas kedua tangannya dari dada dan bawahnya. Wow..! Perfect..! Body Imel proporsional walaupun bisa dibilang agak kurus. Payudaranya tidak terlalu besar tapi bagus bentuknya, pantatnya pun sedang, jembinya kelihatan tipis dan rapi. Aku masih tertegun melihat pemandangan itu ketika Imel berkata “Tuh, kan.. Malah melongo.. terusin gak nih..?!” “i..i..iya.. Terusin.. Habisnya kamu perfect, Mel..” jawabku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu kami mulai lagi sesi pemotretannya. Kali ini Imel benar2 pose telanjang. Dia nampak enjoy dengan posenya, bahkan semakin lama semakin berani dan menantang. Kulihat sekilas dia merasa horny juga. Aku pun jadi semakin berani mengambil gambar bagian2 vitalnya dari dekat dan berbagai posisi. Adik kecilku terasa semakin berontak tapi aku tak peduli sambil terus mengambil gambar Imel. Setelah berapa puluh jepretan kami pun kembali istirahat duduk di lantai sambil melihat hasil sesi kami. Kali ini Imel tidak langsung mengenakan bajunya, dia hanya menutup dadanya dengan t-shirtnya. Aku disampingnya dengan perasaan tidak karuan.
Bagaimana tidak? Ada mahluk manis dan sempurna telanjang bulat disebelahku! Satu persatu dia mengamati fotonya di laptop dengan serius, seakan sedang menilai bentuk tubuhnya sendiri. “Sempurna, Mel..” kataku tanpa sengaja terlepas. “Ah, mas bisa aja.. Biasa aja kaleee..” kata Imel sambil mencubit pahaku. “Yakin, Mel.. Ga bohong kok..” jawabku. “iihhhhh, genit ah..!!” kata Imel merajuk sambil memukuli pahaku. “Kamu tuh yg jadi genit kalo gini.. Cewek genit kan sukanya gitu..” jawabku. “Tuhhhh kan… Malah ngeledek, awas lho..” Kata Imel sambil memukuli pundakku dengan tangan satu karena satunya memegangi t-shirt di dadanya. Aku tertawa sambil memegang tangan yg memukuliku. Tanpa sadar tangan satunya berusaha memukulku juga sehingga t-shirtnya terlepas, aku langsung terdiam melihat payudaranya. Melihatku terdiam Imel langsung sadar dan segera melepas tangannya dan menutupi dadanya sambil tersipu melihatku.Aku menatap wajahnya yg tersipu itu, Imel nampaknya jadi salah tingkah dan terdiam menatapku juga. Perlahan aku memegang kedua tangan yg menutupi dadanya lalu kulepas dari dadanya. Imel diam saja sambil kami bertatapan tapi wajah kami semakin mendekat entah siapa yg duluan. Lalu kukecup bibir tipisnya, dia diam saja sambil memejamkan matanya. Kali ini kucium bibirnya dan dia mulai membalas ciumanku, akhirnya bibir kami saling bertaut. Tak berapa lama Imel melepas tangannya dari peganganku dan langsung memeluk leher serta kepalaku. Ciuman bibirnya bertambah ganas, nafasnya pun jadi semakin cepat. Hmmm.. Imel mulai naik nih.., batinku. kami pun saling berpelukan sambil saling bermain mulut dan lidah. Tanganku perlahan mulai gerilya di dada Imel. Kuraba dan kuelus payudaranya sambil sesekali memainkan putingnya, kadang kuremas perlahan. Imel semakin ganas menciumku dan semakin erat memelukku. Kemudian perlahan kurebahkan tubuhnya di lantai karpet sambil kami tetap saling berpagut.
Dengan posisi Imel yang rebah semakin memudahkan tanganku untuk menjelajahi tubuh mulusnya. Sambil terus berpagut bibir tanganku mulai memainkan payudaranya, kanan kiri bergantian. Kuremas perlahan dan kumainkan putingnya yg makin mengeras. Lalu kulepas bibirku kemudian mulut dan lidahku mulai menjelajahi leher Imel, setelah puas terus turun ke arah payudaranya. Kukecup, jilat dan hisap payudara Imel satu persatu sementara tanganku mulai menjelajah ke selangkangan Imel. Imel mulai mendesah dan menggeliat merasakan naik birahinya ketika tanganku menyentuh pintu meqinya. Aku terus mempermainkan payudara Imel dgn mulutku sementara jariku memainkan pintu meqinya. Imel semakin menggelinjang sambil mendesah-desah dgn mata tertutup menikmati permainan ini. Kemudian perlahan kuarahkan lidahku turun ke arah perut Imel, kujelajahi bagian perutnya dengan lidah dan mulut sampai akhirnya berhenti di dekat meqinya. Lalu aku beranjak dan duduk di depan selangkangan Imel dan segera kubuka lebar kedua kakinya. Kujilati mulut meqinya yg mulai basah perlahan sambil sesekali kumasukkan lidahlu kedalam lubangnya. Ternyata meqi Imel tidak berbau sama sekali dan dia sepertinya sudah bukan perawan, membuat aku semakin asik memainkannya. Imel semakin menggelinjang sambil memegang kepalaku, mulutnya terus mengeluarkan desahan2 kenikmatan “oooohhhh… aaahhhhh.. Masss… uuuuhhh….” Aku terus memainkan lidahku di meqi Imel yang semakin basah oleh cairannya.
Tak berapa lama dia menggelinjang hebat dan meqinya tampak semakin membanjir oleh cairannya dan desahannya semakin bertambah keras “aaaahhhh…! uuuuuhhh…massss…! Terusssss….! ooooouuughhhh…!!” Rupanya dia sudah orgasme oleh lidahku. Seketika itu juga aku teringat pintu sudah dikunci atau belum, kuatirnya ada orang mendengar dan masuk. Aku menghentikan aktivitasku dan bermaksud mengunci pintu. Imel ikut bangun menatapku dan berkata dengan nada protes, “Kok berhenti sih.. Kenapa..?!” “Pintu udah dikunci belum tuh?” “Udah.. Tadi aku kunci kok..” “Mel, aku mau nanya sesuatu boleh?” tanyaku pelan, aku ingin yakin dia masih perawan ato tidak. Kalo masih, aku gak mau nerusin ini. Aku gak mau merusak dia juga. “Nanya apa, mas..?” sahut Imel sambil memegang tanganku. “eemmmm.. Kamu masih virgin gak?” “Emang kenapa mas? Bedanya apa?” “Aku gak mau merusak kamu kalo kamu masih virgin, Mel…” jawabku. “Aku udah gak virgin kok.. Tenang aja..” kata Imel sambil mulai menciumi leherku dan tangannya mulai membuka kancing bajuku. Aku diam saja menikmati cumbuan Imel disekitar leherku sementara bajuku sudah mulai terlepas semua. Imel terus turun ke dadaku dan mulai menghisap putingku sambil kuelus pelan rambutnya yg harum, semakin membuatku sangat ingin ‘meng-eksekusi’ dia. Perlahan Imel mendorongku hingga rebah dilantai sambil mulutnya terus mencium dan menjilati dadaku serta tangannya mulai meraba kedalam celanaku, setelah tangannya medapatkan kontolku langsung dipegangnya dan dipijit-pijit lembut. Kemudian Imel mulai membuka retsleting celanaku, tampak ujung kontolku menyembul dari balik CD-ku. Tak berhenti sampai situ Imel segera melorotkan celana dan CD-ku, aku pun langsung membantu melepasnya. Sejenak Imel menatap kontolku yg sudah berdiri tegak dan keras dgn pandangan yg tak kumengerti. Ukurannya sih biasa, gak gede2 amat, tapi mengacung dgn sangat keras. Perlahan Imel mulai mengelus kontolku, kemudian menjilatinya dengan lembut, sangat nikmat sekali jilatannya. Lalu Imel mulai memasukkan kontolku ke mulutnya memulai prosesi BJ-nya.
Serasa sekujur tubuhku seperti kesetrum sampai ubun2 menikmati BJ Imel, perlahan tapi pasti mulutnya maju-mundur mengulum kontolku sambil sesekali dijilati dan dikocok pelan kontolku. “oohhh, Mel… Kamu hebat, sayang…” kataku disela-sela desahanku menikmati BJ-nya. Lalu kuraih dan kuangkat tubuh Imel yg sedang mem-BJ-ku naik ke atas tubuhku hingga posisi kami jadi 69, posisi favoritku. Meqi Imel kini tepat di wajahku dan segera kujilati, Imel kembali menggelinjang diatas tubuhku. Semakin kerap aku memainkan meqinya dengan lidahku Imel semakin ganas dalam BJ-nya, mungkin disebabkan karena birahinya yg semakin tinggi. Cukup lama kami dalam posisi itu hingga akhirnya Imel kembali menggelinjang keras sambil melenguh panjang dan meqinya bertambah basah menandakan dia mengalami orgasme lagi. Kontolku yg sedang di BJ Imel pun semakin merasakan sesuatu yg akan keluar tapi aku masih berusaha menahannya, akhirnya kuhentikan aktivitasku dan berguling kesamping menurunkan tubuh Imel. Kini dia tergeletak pasrah di lantai, semakin membuatku ingin segera menerkamnya. Aku merebahkan diri disampingnya dan kembali menjilati putingnya sambil meremas-remas payudaranya. Tangan Imel meraih kontolku lalu meremas dan mengocoknya. Tak lama kemudian Imel menarik tubuhku untuk menindihnya, rupanya dia sudah ingin dieksekusi tapi malu untuk mengatakannya. Aku pun segera menindihnya tapi tak kumasukkan kontolku ke meqinya sambil kutatap Imel, tampak pandangannya seperti sedang mengharapkan sesuatu. Kuciumi leher Imel sambil menusuk-nusukkan kontolku ke permukaan meqinya, sengaja tidak kumasukkan dulu supaya dia tambah penasaran. Rupanya Imel sudah tidak tahan, kakinya semakin lebar mengangkang membuka jalan untukku. Perlahan kugenjot pinggangku dan masukkan kontolku ke meqinya secara bertahap. Imel memelukku erat ketika perlahan meqinya dimasuki kontolku.
Meqi Imel terasa agak sempit tapi enak sekali rasanya. Akhirnya kutekan penuh pinggangku sehingga kontolku masuk semua ke meqinya. “auuhh..mas..aaaahhhh..!!” desah Imel sambil mempererat pelukannya. Aku mulai menggenjotnya perlahan, lalu tambah cepat, lalu pelan lagi, terus menerus. Imel nampak merem-melek sambil terus mendesah menikmati genjotanku. Setelah bosan posisi itu aku segera bangkit dan kucabut kontolku lalu kutekuk kaki Imel keatas. Kemudian sambil jongkok kumasukkan kontolku lagi dan kembali kugenjot. “ooowhhh…punyamu keras sekali masss…aaahhh…aku suka…uuuhh..” kata Imel disela desahannya. “Punyamu juga enak, Mel..” jawabku sambil terus menggenjotnya. Payudara Imel bergerak naik-turun seiring genjotanku, segra kuraih keduanya dan kuremas-remas perlahan. Imel jadi semakin terangsang dan mendesah-desah tak karuan. Beberapa lama kemudian kucabut kontolku dan membalikkan badan Imel supaya nungging. “Jangan lewat pantat, mas… Gak mau..” kata Imel kuatir. “Gak, Mel.. Tenang aja..” jawabku. Segera kumasukkan kontolku lagi ke meqinya setelah Imel dalam posisi nungging langsung amblas ke dalam, Imel melenguh panjang “uuuuuugghhhh…masssshh.. “. Segera kugenjot Imel dalam posisi doggy, dia tambah mendesah-desah tak karuan. Rupanya posisi ini memberikan sensasi yg hebat buat dia. Benar saja, tak sampai 5 menit dia mengalami orgasme lagi sampai wajahnya tertelungkup ke lantai. Posisi seperti ini membuat dia jadi lebih tinggi nunggingnya. Aku pun berhenti dan berdiri. Kumasukkan lagi kontolku ke meqi Imel yg sedang nungging. Bleeesss….. Langsung kugenjot lagi dengan irama biasa dan lama2 menjadi cepat. Imel kembali mendesah-desah tak karuan. Dia nampaknya pasrah mau dibuat seperti apa. Setelah puas kulepas kontolku lalu kubaringkan Imel lagi di lantai. Kutindih dia lagi dgn posisi misionaris. Kembali kuhujamkan kontolku kedalm meqinya. Langsung kugenjot cepat karena aku sudah tidak tahan ingin segera menyemburkan maniku. Imel rupanya paham dengan maksudku, kakinya segera melingkar di pinggangku dengan erat.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA
Rasanya semakin enak sekali meqi Imel. Terus kupercepat genjotanku sambil berbisik ke Imel, “Keluarin diluar atau dalam, Mel..?” “Terserah, mas…aku gak peduli, ah..” jawab Imel disela-sela deshan nafasnya yg memburu. Pikiranku sempat bimbang juga, aku gak mau kalo Imel sampai hamil juga. Bisa panjang sekali nanti urusannya, pikirku. Lalu kulepaskan lilitan kaki Imel di pinggangku dan kunaikkan ke depan dadanya, terus kugenjot lagi dia dengan cepat. Imel semakin hebat menggelinjangnya menandakan dia hampir sampai orgasme. Semakin kupercepat genjotanku karena kurasakan sesuatu akan segera menyembur. “Massss…massss…uuuhhh…aa agghh..uuuhhhhhhhh.. .maassss…!!!” Imel memekik tanda dia sudah orgasme lagi. Kupercepat lagi genjotanku sampai terasa klimak. Sebelum laharku menyembur, kulepas kontolku dari meqi Imel dan beringsut ke atas badan Imel. Aku sudah tidak tahan, akhirnya.. “aaaahhhh… Mel…aku keluarrrr…!!” dan.. Crot..crot..crot..crot.. Beberapa kali aku menyemburkan maniku di dada dan wajah Imel. Dia tidak menolak sama sekali, bahkan ikut mengocok kontolku dan itu membuatku semakin kegelian. Tak lama kemudian Imel meraih t-shirtnya dan membersihkan cairan maniku di wajah dan dadanya. Aku pun berbaring di sisinya. Lalu Imel memelukku sambil berkata, “Terima kasih ya mas, pengalaman ini indah sekali…” “Sama-sama, Mel… Kamu suka..?” “Ehhmmmm…, baru kali ini aku merasakan seperti ini. Dulu sama mantanku gak kayak gini. Payah dia, cuma mau enaknya sendiri..” sungut Imel. Setelah ngobrol2 sejenak sambil berbaring di lantai kami pun segera mengenakan baju dan aku juga berkemas bersiap2 untuk pulang. Sebelum membuka pintu Imel memegang tanganku dan memberikan ciuman di pipiku, baru kami keluar dan turun. Di bawah nampak Mei sedang berdiri di depan kantornya. Dia agak terkejut melihat kami berdua. “Lho, dari mana aja kalian dari tadi..?” tanya Mei. Aku baru ingat ternyata tadi cukup lama juga aku dengan Imel.
Makan + ngobrol kira2 1 jam-an, sesi foto 1,5 jam-an, sesi ‘bercinta’ hampi 1 jam-an, istirahat 30 menitan, kira-kira 4 jam lebih! “Dari atas lah…emang mau dari mana lagi..” jawab Imel. Kulirik Imel nampak dia mengerlingkan sebelah mata ke Mei dan kulihat raut Mei jadi berubah agak melongo dan bertanya-tanya. Wah, jangan2 Imel nanti cerita ke Mei tentang peristiwa tadi. Tapi kubuang pikiran itu dan segera berpamitan pada mereka berdua. Aku pun pulang dengan perasaan puas sekali. Hunting foto yang akhirnya dapat obyek bagus + bonusnya.
Sejak itu Imel kadang kontak kalau sedang ingin ditemani, entah untuk teman ngobrol atau ‘yang lain’…
KUGODA DAN KUCUMBU ISTRI ORANG
Aku tinggal di dekat pasar tradisional, Rumahku tepat di belakang los-los yang ada di pasar itu, Salah satu los yang tepat di depan rumahku adalah los penjual telur ayam. Bik Sari, begitulah biasa kami memanggil penjual telur itu. Dia dari Madura, dan dibantu oleh anaknya, Sumi. Sumi berumur 25 tahunan, sudah bersuami dan punya seorang anak berumur 3 tahun. Body montoknya sangat menawan. Dengan tinggi sekitar 165cm dan ukuran toket 36 C (taunya belakangan setelah tersingkap :P) membuat sempurna penampilannya yang ditunjang dengan wajah yang lumayan manis. Jujur saja, aku sangat sering membayangkan tubuh moleknya ada dalam dekapanku. Setiap kali berangkat kerja, aku selalu menyempatkan diri memandang Sumi yang selalu mengenakan kaos ketat saat menjaga kiosnya, dan itu membuat selangkanganku seringkali berontak, kalau gak cepat-cepat berlalu dari hadapannya… Kemarin pagi aku bolos ke kantor. Sementara istriku sudah berangkat bekerja, aku pakai waktu pagiku dengan mencuci Ninja merahku setelah beberapa hari malas kubersihkan karena hujan turun terus menerus. Sambil memandikan Ninja, sesekali aku curi2 pandang ke arah Sumi, khususnya ke arah toket jumbonya… Beberapa kali sempat ketahuan kalo aku sedang curi2 pandang, dan aku hanya melempar senyum untuk menutupi kemaluan.. eh rasa maluku. Tak berapa lama kemudian aku lihat Sumi beranjak menuju ponten umum. Tapi gak lama kemudian, dia kembali dan terlihat gelisah dan wajahnya pucat seperti menahan sesuatu.
Dan dia akhirnya celingak-celinguk di tepi jalan belakang kiosnya, yg otomatis berada di depan rumahku. Karena penasaran, aku tanya ke Sumi “Kenapa, Sum?” tanyaku “Anu, mas. Kebelet, tapi ponten penuh,” jawabnya tanpa malu-malu, karena kami juga udah kenal lama. “Trus kamu mau ke mana? Mau kencing di pinggir jalan ya?” godaku. “Ih mas ini, ya gak lah. Aku mau pulang, nunggu becak,” jawabnya. “wheleeh… kamu pake kamar mandiku aja lho, daripada keluar di becak,” kataku menawarkan jasa.. sambil mikir strategi buat ngintip.. “Gak apa2 ya mas?” tanyanya. “udah, daripada keburu keluar… cepet masuk,” kataku. Dan dia pun segera masuk ke rumahku, dan aku tunjukkan kamar mandiku. Setelah mengantarnya, aku keluar untuk memastikan situasi di luar tidak sedang ramai. Setelah yakin dengan perkiraanku bhw saat Sumi masuk tidak ada orang yang melihat, maka aku masuk ke rumah dalam rangka mengintip. Pintu pagar pun aku tutup. Hampir saja aku kecewa… karena saat mendekati kamar mandi, aku dengar Sumi sudah menyiramkan air, tanda tuntasnya hajat yg tertahannya. Kentang nih, pikirku…. Tapi tiba-tiba terdengar, “gedebuuuk… klothaaak… aaaauuuuuuwwwww…” Rupanya Sumi terpeleset dan jatuh di kamar mandi. Spontan aku ketuk pintu kamar mandi, dan bertanya “Kenapa, Sum?” Dia menjawab, “aduh mass… aku kepeleset.. sakit banget dengkulku.” Tak lama kemudian, dia membuka pintu, sambil terpincang-pincang memegangi lututnya yg terlihat merah memar. Dia terhuyung-huyung. Aku kasihan melihatnya, dan bantu memapahnya. Dia gak menolaknya. Aku peluk pinggulnya dengan tangan kananku dan membimbingnya ke ruang tengahku. Karena dia terpincang-pincang, tanpa sengaja gerakan tubuhnya naik turun, dan saat itu pula tanganku terasa menyentuh toket jumbonya, meskipun masih dari luar kaosnya.
Tanpa disadari, saat kupapah, sebagian kaosnya tersingkap, dan menampakkan betapa putih dan mulus kulit Sumi, Sampai di ruang tengah, Sumi minta duduk di karpet sambil bersandar di sofa untuk meluruskan kakinya yg memar. Nah, saat mau duduk inilah aku manfaatkan kesempatan untuk meremas toketnya ketika aku membantunya duduk dengan memapahnya dari belakang. Seolah gak kusengaja, saat dia melorotkan tubuhnya, dan tanganku mulai sampai di wilayah toketnya, kusempatkan utk sedikit meremasnya. Dan Sumi pun melenguh… “uuhh…” aku gak tau itu lenguhan karena remasanku atau karena sakit di lututnya. Sebodo amat ah… yg penting aku bisa merasakan betapa kenyal dan kencangnya toket jumbo Sumi. Aku mengambilkan air minum untuk Sumi sambil menawarkan menggosoknya dengan minyak gosok yang aku punya. Dan Sumi menerima tawaranku. Aku ambilkan minyak gosok dan sekaligus menawarkan diri utk menggosokkan dan mengurut kakinya. Dia mau saja. Dan mulailah ritual pijit memijit, walau sebenarnya cuma mengelus dan mengusap… hehehehe… Karena kuatir Bik Sari curiga dengan kepergian Sumi, aku bertanya, “kamu tadi pamit ke mana sama bik Sari?” Sumi menjawab, “aku pamit pulang.” “o, ya sudah. Takutnya ntar dicari,” jawabku. Dari situ, kami mulai perbincangan dengan gombalanku… “Sum, kamu ternyata manis juga… bodymu bagus,” kataku menggombal. “Coba kalo kenalnya masih sama-sama bujang, pasti tak pacari kamu.” “ah.. sampeyan bisa aja mas,” kata Sumi, sambil meringis saatku usap bagian yg memar. “Iya, bodymu mantap, susumu joss, bokongmu semok… hehehe…,” kataku, “pasti suamimu puas banget itu…” Sumi makin tersipu malu. “Ngomong apa sampeyan itu mas…” “Lho, ya ngomong soal suami istri… kan udah tau sama tau urusan itu kan…?” kataku. Dan tanpa sadar, aku mulai hanyut.. saat memandang wajah Sumi yang tak berapa jauh dari wajahku sambil mengurutnya eh mengelus kakinya. Makin manis di pandanganku. Lama-lama pandanganku turun ke arah dadanya..
dan terpaku di sana, sambil tanganku terus mengelus betisnya. Tak terasa, tanganku telah beralih ke atas lututnya dan menarik ke atas legging hitam ketat yang dipakainya, dan mengelus2 bagian itu sambil terus memandang dadanya. Tiba-tiba Sumi mengagetkan aku… “hayo.. lihat apa?” Kujawab spontan “penasaran dengan isi di dalamnya” Dia pun memukul lenganku. Aku tertawa saja, sambil terus mengelus pahanya, sambil tangan kiriku memijit2 pangkal pahanya dari luar celananya. Cukup lama kami berdiam diri, sambil aku terus mengelus pahanya, alih-alih mengurut. Tiba-tiba Sumi bergumam.. “emmmhhh….” Aku terkejut dan bertanya, “kenapa Sum? Sakit?” Dia menjawab, “gak apa-apa mas” sambil nafasnya agak tersengal dan matanya mulai sendu. Aku tahu dia mulai horny akibat elusanku. Segera saja wajahku mendekat ke wajahnya dan mencium bibirnya. Sumi membalas dengan lembut. Aku menghentikan aktifitas tanganku di pahanya, dan beralih ke dadanya. Kuremas lembut toket jumbonya… “Uuuuggghhh…. sssshhhhhh enak masssss” rintih Sumi. Aku pun tak menghentikan ciumanku sambil menyusupkan tanganku di balik kaosnya. Melingkari tubuhnya dan melepaskan kait Bhnya. Lalu tangan kananku sampai pada dua bukit kembar montok yg selama ini ku impikan… Kupilin putingnya yang tak seberapa besar.. dia makin kuat rintihannya… “masssss….. auuuggghh.. geliii.. nikmaatttt…” Tunjukan keberuntunganmu dengan bermain Raih uang sebanyak-banyaknya Tak berlama-lama segera kuangkat kaos berikut BHnya. Tersembullah dua benda kenyal yang tegak mengacung dengan gagah di depanku. “wooowww.. susumu indah banget, Sum…,” kataku. Segera ku remas dua benda impianku itu, sambil mengarahkan bibirku mencumbu belakang telinga dan turun ke lehernya. Sumi hanya mendesah-desah sambil tangannya memelukku dan menyelusup ke dalam kaosku. Akhirnya kubuka kaosku. Kami berdua bertelanjang dada. Segera saja aku sapukan lidahku ke sekitar puting coklat muda Sumi, yang membuatnya makin mendesah sambil mengangkat pantatnya… “arrrggghhhhh… masssss…. terussss.. iseeeeph maaassssshhh….” Aku menuruti kemauannya.. aku jilat, hisap.. jilat, hisap bergantian yang membuat Sumi makin blingsatan. Tangannya menggapai-gapai mencari tongkat ajaibku… Dia berhasil menemukan dan merogoh celana boxerku, yg pagi itu sedang tidak berlapis CD. “ooohh.. massssh… gede banget kontolmu.. tempikku gak muat massssh…” rintihnya.. Aku tak peduli.. aku sibuk menikmati kenyalnya susu Sumi.
Aku belum puas…. Perlahan-lahan, aku arahkan tanganku ke dalam celana legging yang dipakainya. Sampailah jariku di rimba belantara milik Sumi yang sudah mulai becek… aku pijit-pijit bibir memeknya.. aku telusuri belahan bukit rimbunnya utk mencari sebiji kacang kenyal di dalamnya. Begitu ketemu, segera kupijit2 lembut butiran kenyal itu.. dan membuat Sumi makin blingsatan… “masssshhh.. kamu apain itilku….uuuuggghhhh… masssshhh… gak kuaattthh….??? Segera aku pelorot celananya, Sumi membantu mempermudah dengan mengangkat pinggulnya. Jadilah kami sama-sama bugil di ruang tengahku. Perlahan, Sumi aku baringkan di karpet, dia nurut aja sambil terus mengocok lembut joy stick-ku. Mulutku beralih dari toket ke perutnya hingga sampai ke memiawnya…. Sumi makin mendesah kencang saat hembusan nafasku menghangatkan memek tembemnya. Kami mengambil posisi 69. Sumi segera meraih batangku dan memasukkan ke mulutnya… bibir dan lidahnya terasa lembut menyentuh palkonku.. hisapannya membuat aku beberapa kali mengejang… dan aku membalasnya dengan menjilat dan menyedot2 lubang kenikmatannya…. Walaupun Cuma penjual telur, tapi meki Sumi baunya harum karena dia rajin mengonsumsi jamu ramuan madura. Kujilat dan kuhisap2 bibir mekinya…. Kukunyah2 lembut clitorisnya.. dan ternyata itu membuat pertahanannya jebol “massssshhh…. kamu apain itilku massssshhhh…. aku mau dapeeeetttth…. uuugggghhhhh….. sssshhhhh…” Dan, terasa betapa makin beceknya memeknya disiram dengan cairan orgasmenya. Sumi lemas sambil mendesis-desis keenakan. “aduuuhh masshh… enyaaakh…. udah lama aku gak beginian…hhhh…. sshhh..” “hah? Masak sih?” tanyaku. “iya mash… suamiku habis jatuh, kontolnya gak bisa ngaceng lagi..” kata Sumi… “Oalah Suuuumm.. kasihan banget kamu.. eman bangeeet….. sini sekarang aku puasin… ,” kataku. “iyo massh… puasin aku…,” balas Sumi. Langsung saja aku kenyot lagi susu montok itu. “uuuggghhh… massshhh… ayo masssshh.. puasin akuuuu….” Sumi mengerang.
Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI
Tangannya segera meraih dan mengocok kontolku. Aku sodorin ke mulutnya. Dijilat, dihisap dari palkon sampai sun hole-ku… membuat aku makin bergairah menggarap Sumi. Setelah aku rasa cukup becek, segera aku arahkan kontolku ke memek Sumi… Sumi hanya mendesis-desis kenikmatan… Aku usap-usapkan palkon ke belahan meki Sumi… makin lama makin licin.. maka ku doronglah batangku sampai amblas seluruhnya… blleeeepppsssph… Gileeee… mekinya peret abiiiissss… emang bener kata orang, empot2 ayam Madura punya….“auuuughh…….. mmaassshhh…. seseeeeekkkhhhh…. gedhe bangeth kontol kamu masssshh…. punya bojoku gak segede iniiiihhh…. uuuughhh… ssshhh…” “enakh ya Sum…. tempik kamu peret dan legit Sum…. enak mana sama suami kamu..??” “enakh ini masshh… ayo masshh.. genjoth terussshh… puasin akuuuuhh.. sshhhh….” kata Sumi sambil matanya merem melek keenakan… Setelah 10 menit, Sumi capek, minta ganti posisi. Tanpa melepaskan diri, kami berganti women on top. Sumi sedikit mengernyit kesakitan saat lututnya yg memar coba ditekuk karena dia ambil posisi jongkok. Namun itu tak lama karena kalah dengan kenikmatan yang dia terima akibat meki legitnya diobok-obok sama belalai gajahku.. hehehehe… Dalam posisi ini, jepitan dan empotan Sumi makin terasa memijat-mijat batangku. Dia menggoyang pinggulnya membuat kontolku berasa dipilin-pilin… kombinasi empotan, pijitan dan putaran membuatku hampir jebol… Aku mencoba bertahan… Sumi terus bergoyang sambil mendesis-desis keenakan.. sampai akhirnya goyangannya makin tak beraturan… dan tiba-tiba dia melenguh…”uuggghhh… massss…. aku nyampe lagiiii….. heeeghhhh….” katanya sambil aku merasakan kontolku seperti dijepit ama besi… kenceng banget jepitannya… setelah beberapa kedutan, tubuhnya ambruk menindihku…. sambil berbisik.. “massh.. kamu kuat bangeth…. hhhuuuuffftttt…” aku Cuma tersenyum dan meremas2 pantatnya… “Sekarang kamu puasin aku ya Sum?” Sumi hanya mengangguk.
Aku ajak Sumi ambil posisi DS, tapi karena lututnya sakit, maka aku suruh berdiri nungging sambil berpegangan pada sandaran sofa.. Wuuuuiiihhhh…. seksi banget Sumi dalam posisi begini… Susunya gede menggantung namun tidak kendor.. meki tembemnya mencuat di sela paha dengan rona merah muda di antara bulu2 hitam… uuuhhh.. seksiiiii…. Tak lama, setelah aku sedot-sedot dan kocok dengan jariku, meki Sumi telah siap menerima tongkat ajaib pembawa nikmat…. Segera aku ambil posisi dan.. blllessshhhppph…. “uuggghhhhh….” Sumi melenguh ketika kontolku memasuki mekinya…. Genjot… genjot… sambil meremas2 susu Sumi yang seksi saat bergoyang-goyang karena genjotanku… makin menambah seksi…. Sekitar 10 menitan dalam posisi DS, aku merasakan meki Sumi berkedut-kedut lagi.. kayaknya mau orgasme yg ketiga kalinya.. maka kupercepat kocokanku di mekinya… Tak berapa lama kemudian , Sumi menjerit…” massssshhh… mau nyampe lagiiii….. ayo masssshhhh… genjooottthhh….” “iya Summmh…. aku juga udah mau nyampe… sssshhhh…. kita barengan yaaa… ,“ kataku. “ayo mashhh…. gak kuat lagi mashhhh….mmmaaaashhhhhh….. uuuuffffttt…..” Sumi makin meracau. Pada saat yg sama, kontolku udah berdenyut-denyut pula. Kupercepat tempo kocokanku hingga akhirnyaaaa… “Suuuuuummmhhh… aku keluarrrrrrrhhhhh…..” kataku. “Semprot di dalam aja mash…. heeeeegghhh….” jawab Sumi sambil mengejang karena orgasmenya sudah sampai berbarengan dengan aku menyemprotkan spermaku beberapa kali…Dalam posisi begitu, aku masih merasakan kedutan dan pijitan yg luar biasa dari meki legit Sumi. Sambil menunggu kontolku mengecil, tetap saja kutancapkan di meki Sumi sambil terus meremas-remas toket idamanku…. Dan akhirnya plooph.. kontolku sudah mengkerut karena puas.. hehehe….
Lalu kami bersih2 diri di kamar mandi, hanya saling gosok saat menyabuni. Tidak main lagi, karena takut Sumi ditunggu Bik Sari yang pastinya bersiap pulang karena hari sudah menjelang siang. Tak terasa satu jam lebih kami bergumul. Aku pergi ke jalan untuk kembali melihat situasi. Karena sudah agak siang, jalanan di depan rumah sudah mulai sepi, maka aku beri kode pada Sumi untuk keluar dan kembali ke kiosnya. Aku gak tau apa alasan Sumi pada bik Sari, yg penting aku tau satu hal, Sumi dan aku puas. Sebelum berpisah, kami berjanji utk lebih sering berbagi kenikmatan, karena aku adalah orang yang baik hati, membantu menyirami kegersangan rumput tetangga. Demikianlah cerita bokep seks PENGALAMANKU MENJADI FOTOGRAFER BERSAMA IMEL dan KUGODA DAN KUCUMBU ISTRI ORANG oleh cerita sex hot