MENDAKI GUNUNG YANG MEMBERIKAN KENIKMATAN DAN KEPERAWANAN SEORANG WANITA BAGIKU

MENDAKI GUNUNG YANG MEMBERIKAN KENIKMATAN DAN KEPERAWANAN SEORANG WANITA BAGIKU

Cerita Panas Seks – cerita seks panas ini cerita mesum Indonesia yang mana akan saat saya dan teman teman mendaki gunung, ketika dalam perjalanan menuju ke puncak kami berlima sudah mengetahui bahwa diatas terjadi cuaca buruk, badai dan kabut, namun kami tetap melanjutkan pendakian,  Setelah waktu suda malam kami sepakat untuk beristirahat karena kabut semakin tebal dan cuaca sangat dingin, tak lama kita beristirahat saya dan teman teman mendengar akan orang meminta pertolongan, ini lah cerita bokep ku..   ”Toooollllloooongggggg? tedengar suara minta tolong, saya kira hanya halusinasiku saja, terus aku tanya pada teman temanku, “kamu denganr suara tai enggak” iya aku juga dengan” jawab Jack kepadaku,  Suara itu terdengar kedua kalinya, saya berfikir “gini aja kalau terdengar suara lagi kita sama sama mencari dimana sumber suara tersebut, “Tooooollllllloooonngggggg kami tersesat” suara cewek terdengar lagi menggema, kemudian kita menghampiri sumber suara tersebut bersama sama, dengan susah payah akhirnya sampai juga dilokasi mereka.    “Saya Santi mas,ini Ira dan yang itu Vera”kata Santi memperkenalkan diri. “Saya Andy,ini Jack, Iwan, Budi dan Rudy”balasku. “Kami dari kota SM,Mapala Undip.Mas-mas darimana?” “Dari Sl, deket kok dari gunung ini” “Knapa kalian disini, kok jauh dari jalur pendakian?”tanyaku. “Awalnya kami melihat sekelompok pendaki menerabas lewat jalan tikus, tapi karena kabut dan badai tadi, kami kehilangan arah hingga tersesat disini”timpal Ira. “Vera kenapa tuh kok kayaknya dah kena hypotermia”kataku sambil mendekati Vera.Kulihat Vera sudah menggigil.  “Kami sebenarnya berlima, tapi tadi waktu di Pos I yg dua nyerah, tu Vera yang ngotot pengen naik, badai2 juga nekat jadinya kayak gitu”kata Ira “Gawat, perlu perawatan ni, untung masih ringan kalo udah berat waduh susah.Apalagi kalian didasar jurang, dan kabut kayaknya masih lama.

 Kita cari tempat yg agak landai dan terlindung dulu,Iwan ama Rudy buat api unggun, kita bermalam, besok pagi kita turun.” “Vera satu sleeping bag ama aku, biar panas tubuhnya cepet balik” kataku “Kok ama cowok, kan bukan muhrim” protes Santi. “Ni darurat San, dia perlu panas tubuh.Kalo hypotermia harus cepat2 dikembalikan suhu tubuhnya.Percaya deh ama kita.”kata Jack.  “Kalian langsung aja masuk sleeping bag masing2,istirahat.Besok pagi kita turun.” Vera sudah masuk dalam sleeping bagku. “Ver, maaf apa yang aku lakukan ini demi kamu agar hyportemiamu tidak berlanjut, dan jangan berpikir macam2.”kataku berbisik .Vera menganggu lembut. “Kamu lepasin semua pakaianmu termasuk bra-mu” “Kok …” kata Vera ragu. “Sudah penjelasannya besok kalo sudah dibawah, yg terpenting nanti suhu tubuhku bisa tersalur ke tubuhmu dan nafasmu jadi lebih lancar jika tanpa bra.Toh kamu kan didalam sleeping bag,gak ada yang liat kecuali aku”kataku  “Tapi …” Vera masih agak ragu tapi akhirnya dia melepas pakaiannya.Aku menyusul masuk ke sleeping bag, dan kubuka seluruh pakaiannku, kecuali CD.  Kupeluk tubuhnya,teteknya yang tidak begitu besar.Ku hilangkan pikiran2 mesum.Kubiarkan pipiku beradu dengan pipinya.Semakin lama tubuhnya semakin hangat.Tubuh mungilnya yang tadi menggigil sudah berangsur-angsur pulih.Sayang dalam sleeping bag yang sempit dan gelap tidak bisa kulihat kemolekan tubuh kecil dalam dekapanku.Nafasnya mulai teratur. Sebenarnya dalam kondisi ini Vera sudah pulih dari hypotermia, dan seharusnya aku sudah bisa keluar dari sleeping bag, tapi otak mesumku kembali menerawang.Penisku mulai menegang dihimpit paha Vera,sengaja ku gesek-gesek hingga semakin membesar.  Pikiranku semakin kotor,pelan2 ku turunkan CD-ku dan ku lepas.Kulepas pelan2 CD Vera,Vera sedikit berontak tapi kemudian dia sendiri yang melepas CD-nya.Kita berdua sudah benar2 bugil dalam sebuah sleeping bag sementara kabut sudah berangsur-angsur menghilang.Kuselipkan kontolku diantara pahanya yang hangat,terasa sebuah gundukan dengan jembi yg belum begitu banyak membuat aku semakin konak.Perlahan tangaku mulai bergerilya diantara teteknya yang tidak begitu besar dengan puting yang mendongak keatas,semakin lama terasa semakin kencang.

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : TANTANGAN AKI dan KUBERIKAN PERAWAN UNTUKNYA

Kuberanikan diri mencium kening dan bibirnya.  Vera membalas dengan lembut.Nafasnya memburu, sedikit kudengar dia mendesah.Ku gesek2 kontolku diantara pahanya,Vera semakin erat memelukku.Hampir saja aku masukkan kontolku dalam memeknya yg sudah basah, hingga aku sadar bahwa aku sudah kebablasan.Tujuanku adalah menyembuhkan Vera dari hypotermia, bukan menidurinya.  “Maaf Ver, aku keracunan nafsu birahi.Gak boleh berbuat mesum di gunung.Ini pantangan.”kataku sambil menghentikan aksiku. “Iya mas,gak apa apa kok.Aku juga menikmati kok.Baru kali ini aku telanjang dalam dekapan cowok.Dan baru kali ini aku bisa merasakan burung cowok yang sedang tegak.Aku juga horny kok mas”jawab Vera.Kami menunggu pagi telanjang berpelukan.  Setelah pagi, sebelum teman2 bangun aku dan Vera berpakaian dan keluar sleeping bag.Berpelukan di api unggun yg hampir mati tapi masih memancarkan kehangatan.  Matahari sudah menghangatkan udara gunung yg dingin, kami berkemas setelah sarapan buat tenaga untuk turun dari gunung, maklum kami harus naik dulu untuk mencapai alur pendakian terdekat, kalau turun lewat trabasan sangat curam, kasihan cewek2 yang kelelahan. Sudah hampir sore, ketika kami sampai dititik awal pendakian.  “Kalo langsung pulang mungkin sampai rumah jam 9-10 malem ni, gimana?” Santi bingung. “Gini aja, kita menginap di TW aja banyak Villa kok.Ini gak musim pendakian dan gak musim liburan, jadi banyak villa kosong.” kataku. “Ya udah gitu juga boleh”jawab Santi.  Kami mencari Villa, dan dapet sebuah Villa deket pasar dengan 5 kamar.Budi dan Iwan tidak ikut menginap dengan alasan besok pagi masih ada tugas, dan dua teman Santi yang turun duluan juga tidak ketemu waktu dibasecamp, dan yang pasti sudah pulang. Setelah membersihkan diri,kami menghabiskan waktu melihat tv diruangan tengah sambil ngobrol hingga larut malam.Santi dan Ira sudah masuk kedalam kamar masing2.Jack dan Rudy udah dari tadi tenggelam dikasur kecapaian.Hanya tinggal aku dan Vera.  “Mas nanti tidur dimana?Yang kosong tinggal satu kamar mas.”kata Vera “Aku gampang Ver, tidur disini pake sleeping bag juga gak apa-apa kok” jawabku. “Jangan ah, kasihan mas, mas sekamar ama aku saja. Muat kok ranjangnya buat berdua” “Emang gak apa-apa kamu?” “Yeee, mas ini.Digunung kita berdua sesleepingbag.”kata Vera sambil menarik tanganku.

Aku menurut mengikuti Vera, gimana gak nurut diajak ama cewek imut. Tidak aku sangka sampai dikamar Vera langsung memelukku dan berbisik”Yang digunung lanjutin dong, pengen” “Serius kamu kan…”belum lengkap aku bicara, Vera sudah melancarkan ciumannya,kubalas dengan mesra.  Tanpa banyak cakap kami sudah telanjang bulat.Ku tatap dia dari ujung kaki sampai ujung kepala, sungguh suatu pemandangan yang sangat indah.Tubuhnya yang mungil, mulus tanpa cacat.Tetek dengan puting yang mendongak membuat kontolku semakin menegang.Dengan gemas Vera meremas kontolku dan sesekali mengocoknya.Ku biarkan dia membelai2 kepala burung dan kantung telurnya.Vera bersimpuh didepanku, aku duduk ditepian ranjang.Vera mulai menciumi kepala penisku dan mengulumnya.Walau hanya kepala penis yang muat dimulutnya tapi membuat rasaku sampai diawang2.Aku merem melek merasakan kenikmatan, sampil sesekali aku meremas teteknya yang mengeras.  Aku angkat Vera ke ranjang, aku mengambil posisi 69, aku jilatin lubang memeknya,ku jilati itilnya yang berwarna merahmuda.Sungguh Vera masih perawan. Semakin lama lidahku semakin liar dilubang Vera.  “Masss… terusss,aku sudah nggak tahan nihhhh….” sesekali Vera mendesah.Aku semakin liar.Tubuh Vera semakin bergetar,memeknya semakin banjir dengan air birahi. “Mas…. aau… aaahhhhh.ahhh..hhhhhh”Vera mencapai klimaks.Vera mengejang kemudian lemas.Peluhku berjatuhan di hawa dingin gunung. Aku berbalik, kuciumi Vera.Ku peluk dia erat-erat.  “Mas, enak bener.Tapi burung mas belum masuk ke memek..”kata Vera merajuk. “Kamu yakin Ver, kamu kan masih Virgin” “Aku kan yang ngajak mas, aku yang pengin.Aku pengin ngrasain burung masuk memek.Mas gak usah tinggal pilih, mau atau tidak.Please takut, aku nggak minta tanggung jawab mas.Mas give me your cock.”Vera merajuk.  Ku belai lembut rambut Vera.Ku bisik lembut. “Ok honey, I give it.Tapi aku istirahat sebentar, kamu juga capek kan.Mas buat kopi dulu ya.”kataku. Dengan memakai baju sekenanya aku keluar kamar,sambil melihat keadaan dikamar sebelah.Tapi ketika aku membuka pintu kamar, kulihat Ira sudah didepan pintu,bajunya sedikit terbuka tanpa memakai bra,tangannya ada diantara paha, seolah-olah habis masturbasi.Aku tersadar bahwa tadi aku belum menutup pintu,dan seluruh aktifitas sex-ku dilihat olah Ira.  “Sssttt, kamu tadi ngintip ya Ir?”bisikku “Nggak, pintunya kebuka.Aku liat waktu aku mau buat minum.”sanggah Ira.

“Kok bajumu awut2an..”kataku “Masak gak tau juga, liat gituan aku juga pingin mass”kata Ira seraya membuka bajunya.Buset tu nenen bagus amat, lebih gede dari punya Vera tapi nggak gede2 banget.Putingnya berwarna ping sungguh menggoda untuk dikulum.  “Ya sudah kita main bertiga, masuk aja aku mau buat kopi dulu biar fit.Tunggu aku ya sayang”kataku sambil mencium bibir Ira.  Setelah membuat kopi, aku masuk kekamar,tak lupa aku kunci pintu kamar.Vera dan Ira sudah telanjang menantiku diatas ranjang.Tanpa babibu langsung ku buka bajuku.Ira langsung menyerang daerah selangkanganku, sementara Vera mengulum lidahku.Vera semakin liar menciumi dadaku, menjilat2 putingku.Dan Ira semakin liar mengulum penisku, sesekali menjilat kantung telurku.Kami berubah posisi, Vera merangkak diatasku, memeknya tepat berada dimukaku,dan Ira masih dibawah menyedot2 batang penisku.Ku jilati memek Vera,kujilati clitorisnya yang semakin basah.Vera mendesah,kadang menggoyang-goyangkan pantatnya.  “Masss …eennnnakkkkk, geliiii…. ahhhhh masssssssss”Vera semakin meracau. “Masss… masssukkkiiinnn udah gak tahan nihhhh”  Aku berbalik, kutindih Vera,pelan-pelan kumasukkan kepala burungku ke memeknya yang sempit.Susah mencari lubangnya.Vera lebih mengangkang seolah melebarkan lubangnya. Dengan perjuangan berat akhirnya, bles kepala burung masuk kesarangnya. Aku tarik sebentar dan aku masukkan lagi lebih dalam.Darah keperawanan menetes diatas ranjang melewati ujung penisku.  “Teruss massss….” Kuulangi lagi, aku masukkan dan aku keluarkan.Kuulang pelan-pelan hingga seluruh batang penisku masuk kedalam memeknya.Kusodok pelan dan beraturan.

“Ouhhhh ahsssssss…. masss akuu duluan…Masss croott dalemmm ajaaaahhhhh, udah gak sakiiiittt tapi enakkkk”  Mendengar rintihan Vera, kupercepat sodokanku.Sungguh memek perawan enak tiada tara.Sekitar lima menit,seluruh spermaku sudah mendesak mau keluar..”Arrgggghhhhhhhhhhhhhhhhhh…..”kusodok kedalam dan kubiarkan spermaku memancar ke dalam dinding rahimnya.Memeknya berdenyut seolah memijat batang penisku.Aku terkulai. “Mas Andy jahat, aku belum klimaks ni”kata Ira sambil menepuk pantatku. “Tenang Ir, aku masih kuat kok.””Istirahat sebentar ya”  Kulihat Vera terkulai lemas, badannya basah dengan keringat.Dia tersenyum padaku,”Mas aku bahagia”. Ku ambil tisu, ku bersihkan memek Vera dari darah perawan dan spermaku.Aku beranjak ke kamar mandi, membersihkan sisa2 darah perawan Vera.Ira mengikutiku,Ira menyabuni penisku hingga bersih.Mendapat rangsangan2 lagi penisku langsung berdiri tegak.Melihat keadaan itu tidak disia-siakan Ira, Ira kembali mengulum batang penisku, aku hanya bisa mendesis keenakan.Dalam guyuran shower aku jilati teteknya, sementara tanganku gerilya didaerah pangkal paha.Ira mendesah, badannya semakin bergetar.Sesekali melenguh dengan kata-kata tidak jelas. “Masss…. asssshh….masss nakkkaaallll…. “  Aku jongkok diantara pahanya,Ira sedikit mengangkang.Kujilati itil pinknya sambil kuremas2 jembutnya yang lebat.Semakin lama semakin basah, lidahku semakin liar dilubang kenikmatannya.

Tanganku meremas putingnya sesekali dia memegang kepalaku menekan agar aku semakin liar dimemeknya…  “Masss Annnn…. aku hammpirrr keluarrrr….aaahhhhhhhhhhh”Tubuhnya mengejang,tapi aku sudah terlanjur memuncak.Tanpa banyak cakap aku berdiri, aku balik dia dengan sedikit menungging. Tangan Ira bergelayutan dibesi gantungan baju, ku sodok dia dari belakang.Memeknya masih terasa sempit, terasa legit.Ira kembali meracau,tubuhnya yang mulus bergoyang-goyang mengimbangi sodokanku…  “Masss … give me more ,,,harder”teriak Ira.Aku sudah hampir klimaks, tapi aku tahan, kuingin menikmati sensasi ini.  Ku balik dia hingga posisi kami berhadapan, penisku kembali aku hujamkan ke memek Ira. Ira semakin bergetar.Dengan kontol yang masih didalam memek aku gendong dia keluar kamar mandi,ku bawa ke ranjang.Diranjang semakin liar,dengan kaki Ira dipundakku hingga penetrasiku semakin jauh kedalam,kusodok dengan liarnya  “Ohhhhh…. terussssssssssss…. aku dah mau keluarrrrrrrrrggggg..”

Baca Juga Cerita Seks Panas : KAMU MAU DIBANTUIN GAK

“Tahan Ir, aku juga mau keluar…. “semakin liar aku menggenjot penisku keluar masuk. “Arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”disodokan terakhir kubiarkan batang penisku amblas ke lubang memeknya yang berdenyut2, spermaku memancar membasahi lubang kenikmatan Ira.Kami berdua terkulai lemas.Akhirnya kami bertiga tidur berpelukan dalam kepuasan yang dahsyat. Keesokan harinya sebelum teman2 yang lain bangun setelah membersihkan diri, aku keluar kamar dan berpura2 tidur didepan tv, dan Ira kembali kekamarnya.  Dan kemudian kita berpisah setelah saling bertukar alamat dan nomer telpun, pulang ke rumah masing-masih. Pastinya setiap aku ke kota SM, aku selalu menyempatkan bertemu Ira dan Vera.

MENDAKI GUNUNG YANG MEMBERIKAN KENIKMATAN DAN KEPERAWANAN SEORANG WANITA BAGIKU

PERAWANKU HILANG SAAT MABUK DENGAN TEMANKU

Sebelum aku memulai pengalamanku ini, aku akan memperkenalkan diri. Panggil saja aku Clara dan berumur 21 tahun. Sekarang aku kuliah di negara Australia, tepatnya di kota Perth yang sangat sepi dan indah. Kisah ini dimulai ketika aku diperkenalkan oleh teman akrab sekaligus teman baikku dengan seorang Pemuda tampan yang berasal dari Jakarta.  Sebut saja namanya Paul. Setelah kami berkenalan, Paul, serta dan teman-temanku mengajak pergi ke daerah pelabuhan di Perth yang dikenal dengan nama Fremantle. Kami bersama-sama makan Fish and Chip di sana. Paul kelihatan tertarik padaku dan secara jujur, aku juga tertarik pada Paul tetapi aku tetap biasa saja terhadap dia. Kami bercakap-cakap mengenai asal usul kami masing-masing sampai kami menghabiskan makanan kami masing-masing.  Saat itu adalah malam minggu, jadi kami merasa canggung sekali kalau cuma diisi dengan istirahat di rumah saja. Oleh karena itu, temanku yang bernama Erlina memberikan ide untuk pergi ke diskotik di Perth yang terkenal. 

Aku sih setuju saja karena aku juga tidak mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan dan akhirnya kami bersama-sama pergi ke dan aku tidak tahu apakah memang ini nasibku atau memang disengaja, Erlina meninggalkanku hingga aku cuma berdua dengan Paul, dan dia pergi berdansa dengan teman cowoknya yang bernama Albert. Aku tidak tahu mesti bicara apa dengan Paul dan Paul juga kelihatan bingung mau bicara apa denganku karena kita sudah membicarakan segalanya tadi siang dan aku melihat bahwa Paul kelihatan seperti pemalu. Tak lama kemudian, Paul mengajakku pergi ke bawah untuk minum-minum sambil ngobrol.  Kami memesan brandy dan minum sampai kepalaku pusing karena terlalu banyak minum. Karena aku sudah mabuk dan tidak tahan lagi, Paul membopongku dan mengajak Albert dan Erlina pulang karena Paul kasihan melihat aku yang sudah “teler” karena terlalu banyak minum brandy. Terus terang, baru kali itu aku merasakan Brandy.  Di dalam mobil, aku hanya tiduran di pangkuan Paul karena aku sudah tidak kuat lagi dan aku juga tidak mengerti mengapa Paul memelukku dengan mesranya dan terus terang saat dia memelukku, vaginaku sudah sangat basah. Selama perjalanan, aku hanya dapat mendengar samar-samar suara percakapan Paul, Albert dan Erlina dan suara radio yang sedang menyala karena kepalaku berat sekali.  Akhirnya tibalah kami di rumah Albert. Albert menyuruh Paul untuk membopongku ke sebuah kamar yang sangat privacy. Sebenarnya kamar itu biasa dipakai untuk orang tua Albert jika mereka datang mengunjungi anaknya di Perth, tapi saat itu Albert menyuruh Paul untuk menemaniku di kamar yang biasanya dipakai oleh orang tuanya.  Paul membopongku masuk ke kamar itu dan Paul mengambil kain basah untuk membantuku sadar dari rasa pusing yang teramat berat. Paul kemudian mengusap-usap wajahku dan mencium bibirku sambil mengucapkan bahwa dia sebenarnya suka padaku tetapi dia mencium bibirku dengan malu-malu.  Setelah beberapa jam kemudian, aku sadar karena dia memberiku air dingin di kepalaku. Kebetulan saat itu sedang musim dingin dan aku merasakan kedinginan yang amat sangat. Kemudian aku meminta Paul untuk memelukku.

Paul mendekatiku dan memelukku dengan mesranya dan di saat dia memelukku, aku mencium bibirnya dan mengulum lidahnya.  Saat itu juga, Paul mulai memainkan tangannya di dadaku dan memilin puting di dadaku yang masih tertutup baju dan BH hitam, hal ini membuatku menjadi basah sekali. Secara refleks, aku hanya mendesah kecil tapi aku yakin Paul mendengar desahanku karena jarak telinganya dan muluku sangat dekat.  Paul membukakan baju yang sedang kupakai dan dia juga membuka baju dan celananya. Sekarang kami dalam keadan telanjang dan kembali Paul mengulum lidahku di dalam mulutnya dan mulutnya sudah menguasai tubuhku. Lidahnya menyapu seluruh badanku dan membuatku menjadi kegelian bercampur kenikmatan karena aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya.  Dengan mesranya, Paul membuka selangkanganku dan menjilati vaginaku serta memainkan lidahnya di klitorisku yang membuat aku menjadi mendesah-desah tidak keruan sambil tanganku mengelus-elus rambutnya yang pendek. Aku menekan kepalanya supaya aku bisa mendapatkan kenikmatan maksimum.  Selang 15 menit kemudian, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan seperti ada sesuatu yang mendesak untuk keluar dari dalam tubuhku dan aku tidak kuat lagi menahannya dan dengan getaran hebat, aku menjepit kepala Paul yang sedang menjilati vaginaku dan aku merasakan kenikmatan saat aku mengeluarkan cairan kewanitaan dan aku menyadari kalau aku sudah mencapai klimaks.  Paul tersenyum dan menanyakan apakah aku puas dengan permainannya. Aku mengatakan bahwa aku puas dengan jilatan “maut”-nya. Akhirnya, dia memberitahu bahwa dia akan menunjukkan sesuatu yang lebih enak lagi. Setelah dia menyarungkan penisnya yang sudah berdiri dengan kondom, dengan pelan-pelan dia memasukkan penisnya yang lumayan panjang ke dalam vaginaku.  Ketika dia memasukkan penisnya, aku merasakan sakit dan membuatku berteriak kecil karena aku takut kedengaran oleh teman kami yang berada di sebelah. “Owww, Paulll.., Sakittt..”, teriakku dengan manja.

Paul hanya membalas teriakanku dengan kuluman bibir sambil membiarkan penisnya yang masih menancap di dalam vaginaku.  Setelah aku dapat menguasai keadaan, Paul mulai memainkan penisnya dengan memaju mundurkan tubuhnya dan aksi ini membuatku mulai mendesah-desah karena aku mulai merasakan kenikmatan bercinta. Vaginaku menjadi sangat basah dan basah. Sambil masih terus memajumundurkan tubuhnya, Paul memainkan tangannya dan memilin puting susuku sehingga aku merasakan kegelian bercampur kenikmatan.  Setelah 20 menit berlalu, terlihat Paul masih unggul sementara aku semakin terangsang. Setelah dia melepaskan penisnya dalam genggaman vaginaku, dia berdiri dan menyuruhku untuk berdiri. Kemudian Paul secara refleks menggendongku, sehingga aku secara refleks menyilangkan kakiku di punggung Paul dan penis Paul berhasil masuk kembali ke vaginaku.  Terus terang aku juga bingung kenapa itu bisa terjadi, tetapi masa bodoh karena aku merasakan kenikmatan dunia. Ku menggoyang-goyangkan badanku ke depan dan ke belakang sambil mendesah-desah. Selang 20 menit kami saling memaju-mundurkan badan kami, aku ingin mengeluarkan cairan kewanitaanku dan aku juga tahu dari mimik wajah Paul bahwa dia juga akan klimaks.  Akhirnya kami sama-sama berteriak, “Paulll.., gueee.., dapattt..”, dan Paul juga teriak sambil masih terus menggoyangkan badannya.

baca Juga Cerita Mesum Hot : SEMUA DEMI UANG

“Claraaa.., enakkk.., bangettt..”. Akhirnya setelah kami mencapai kenikmatan itu, aku merasa lemas sekali begitu pula dengan Paul.  Setelah itu, Paul melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan membuka kondom yang menutupi penisnya. Setelah dia membuang kondom itu ke tempat sampah di dekat pintu, dia berbaring sambil memelukku dan mencium k          eningku sambil mengucapkan, “I Love You”.  Aku membalasnya dengan ciuman di bibir karena aku sangat mencintainya. Setelah kami berciuman, aku minta izin untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan darah perawanku yang masih menetes dari dalam vaginaku.  Tentu saja, besoknya aku ngomong ke temanku Albert supaya mengganti bed cover yang penuh dengan darah perawanku dan temanku cuma tersenyum genit kepada kami berdua. Awalnya aku hanya iseng mengobrol mengisi waktu luang di waktu jam istirahat, Namun lama-kelamaan Dewi salah satu staffku yang agak manis malah penasaran dan bertanya lebih jauh tentang orgasme. Ya sebuah misteri yang kelihatannya mudah namun susah diungkapkan.  Memang banyak sekali wanita yang belum sadar akan arti pentingnya sebuah orgasme, bahkan menurut penelitian hanya 30% wanita yang dapat meraih orgasme, banyak hal-hal yang mempengaruhi wanita dalam meraih orgasme, baik dari faktor si wanitanya ataupun dari faktor prianya atau bahkan dari suasana, perasaan, dll. Termasuk Dewi salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat penis suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat penis suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.  Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Dewi pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana,

yang jelas saat berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama penis suaminya masuk sama sekali tidak ada rasa sakit, yang ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke dalam kewanitaannya.  “Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku. “Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti. “Gaya apa yang dipakai suami kamu?” “Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala” Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos. “Kira-kira berapa besar penis suami kamu?” “Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung. Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal. “Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?” Dewi diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat. “Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!” Aku tak dapat menahan senyumku. “Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?” “Ya!” Dewipun tersenyum juga. Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum. “Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, Wi!” “Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi. “Keras sekali, Pak, seperti batu!”  Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Dewi tidak bisa meraih orgasmenya?  “Kok diam Pak?” “Aku lagi mikir penyebabnya.”

 “Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya. Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Dewi sendiri membantahnya. “Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.” Aku sedikit mengerti maksudnya, “Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku. “Ya, betul, kenapa ya Pak?” Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis. “Ya udah Wi, nanti kita terusin via SMS, oke?” “Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.  Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Dewi hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Dewi punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus, Namun Dewi akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.  Aku kirim SMS kepadanya, “Wi, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tidak nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?” 5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar,

Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Dewi, aku baca isinya. “Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya” Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali, “Wi, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”  Singkat kata Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang nyaman di daerah Jakarta timur, Suasana rumah makan yang agak temaram menambah rileks obrolan kami, Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang, Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area vaginanya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Dewi meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Dewi mengangguk mengerti.  “Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?” Tiba-tiba saja Dewi bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Dewi kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme. “Wi, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat Wi, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!” “Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?” “Tapi, saya tidak nyaman dengan perut saya yang tidak ramping” “Wi, yang lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kamu tidak terlalu gendut, Biasa saja!” jawabku tegas.

“Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!” Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Dewi bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Dewi sampai tempat dia biasa menunggu angkot.  Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Dewi, bunyinya singkat, “Belum berhasil, Pak!”. Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Dewi mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya. Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya. “Memang kenapa?” Tak lama Dewi pun membalasnya. “Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”  Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan ungkapan Dewi yang jujur sangat mengagetkanku. “Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”

Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Dewi kembali melanjutkan pembicaraannya. “Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?” Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Dewi terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku. Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.  Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Dewi meraih tanganku, “Pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya, “Wi, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung. “Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.  Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati semuanya, 

Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Dewi yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah, Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin menggebu, Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Dewi, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yang padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati, “Tubuh kamu bagus sekali, Wi!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.  Sementara Jilatanku sudah sampai pada vaginanya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung vaginanya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Dewi mengerang dalam nikmat, Sementara Dewi pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme. 

Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Dewi sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya, Perlahan, centi demi centi, senjataku memenuhi rongga vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman vaginanya yang begitu kuat terasa mengurut senjataku, Dewi terus menggoyangkan pantatnya yang bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Dewi berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya, Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku. “Terima kasih, Pak” ia mencium keningku. “Saya masih mau lagi” ucapnya serak.  Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Dewi begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Dewi bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku, Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.  “Wi, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.

“Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!” erangnya. Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Dewi yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Dewi. Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.  Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Dewi kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Dewi.  Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Dewi dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Dewi yang tidak bisa aku lupakan, Vaginanya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Dewi sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan.   Demikianlah cerita bokep hot MENDAKI GUNUNG YANG MEMBERIKAN KENIKMATAN DAN KEPERAWANAN SEORANG WANITA BAGIKU oleh cerita sex hot