CERITA SEX SEDARAH – Bukan salahku bila aku masih menggebu-gebu dalam bersangkutan seks, Sayangnya suamiku telah uzur, kami lain umur nyaris 15 tahun, sampai-sampai dia bukan lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula lantas aku menggali pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk mengisi hasrat seks-ku yang makin menggebu di umur kepala 3 ini.
Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh kesudahannya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berdekapan dengan seorang lelaki muda seraya telanjang bulat di suatu motel. Dan ultimatum pun terbit dari suamiku. Disinilah kisah ewe ini dimulai.
Baca Juga Cerita Dewasa : Belajar Ngewe Sama Tante Herni
Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar lokasi tinggal tanpa pengawalan. Entah tersebut dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pemantauan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Toni anak sulungku yang baru masuk kuliah bisa giliran memantau di pagi hari sebab dia masuk siang.
Siangnya giliran Bagus yang duduk di ruang belajar dua SMA, guna mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja kegiatan seks-ku juga terganggu total. Hasratku tidak jarang tak terlampiaskan, akibatnya aku tidak jarang uring-uringan. Memang sih aku dapat masturbasi, tapi tidak cukup nikmat. Dua minggu selesai aku masih dapat menahan diri.
Sebulan selesai aku telah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, hingga pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah menjangkau kepuasan yang total. Aku masih perlu kemaluan laki-laki!
Seperti pada pagi hari Senin, ketika bangun pagi jam 8 lokasi tinggal sudah sepi. Suamiku dan Bagus telah pergi, dan bermukim Toni yang terdapat di bawah. Aku masih belum bangkit dari lokasi tidurku, masih malas-malasan guna bangun.
Tiba-tiba aku tersentak sebab merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku ketika bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, namun selangkanganku telah basah kuyup. Aku juga segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku.
Aku mendesis pelan ketika kedua jari tersebut masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan namun pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari terdapat sesosok tubuh yang sedang menyimak kelakuanku dari pintu kamar yang tersingkap lebar. Dan ketika mukaku menghadap ke pintu aku terkejut menyaksikan Toni, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.
Tapi herannya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku justeru mendesah keras sambil menerbitkan lidahku. Dan Toni terlihat tenang-tenang saja menyaksikan kelakuanku.
Aku jadi salah tingkah, tapi menikmati liang vagina yang kian basah saja, aku turun dari lokasi tidur dan berlangsung ke arah Toni. Anak sulungku tersebut masih tenang-tenang saja, sebenarnya saat turun dari lokasi tidur aku telah melepas pakaian dan sekarang telanjang bulat. Aku yang telah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.
Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu.
“Bercintalah dengan Mama, Toni!” pintaku seraya mengelus-elus selangkangan Toni yang telah tegang.
Toni tersenyum, “Mama tahu, semenjak Toni berumur 17 Toni telah sering menginginkan bagaimana nikmatnya kalo Toni bercinta dengan Mama…”
Aku terperangah mendengar omongannya.
“Dan tidak jarang kalo Mama tidur, Toni telanjangin unsur bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.”
Aku tak percaya mendengar ucapan anak sulungku ini.
“Dan sekarang dengan senang hati Toni bakal entot Mama hingga Mama puas!”.
Toni langsung memegang daguku dan menghirup bibirku dan melumatnya dengan sarat nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sedangkan tangan kanannya membelai permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, melulu sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Toni melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku.
Kedua puting susuku yang masa-masa kecil pernah Toni hisap, pulang dihisap anak sulungku tersebut dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati hingga mengkilat, dan aku tidak banyak menjerit kecil ketika putingku digigitnya pelan tetapi mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah dampak perlakuan Toni.
Ciuman Toni berlanjut ke perut, dan anakku tersebut pun berjongkok sedangkan aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang bakal Toni kerjakan dan ini ialah bagian di mana aku tidak jarang orgasme. Yah, aku sangat tak tahan bila kemaluanku di oral seks.
Toni tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya menghirup permukaan lubang lokasi di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya juga menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak laksana tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang terbenam di selangkanganku, ketika lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Ketemu Sarah Wanita ABG Jago Isep
Dan benar saja, tak lama lantas tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Toni tak peduli, anak sulungku tersebut terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental ketika aku berorgasme tadi.
Aku yang keletihan langsung mengarah ke tempat istirahat dan istirahat telentang. Toni tersenyum lagi. Anakku tersebut kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap guna menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang sudah tegang. Toni bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, “Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu tersebut sebentar.”
Toni menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras tersebut ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan sarat semangat. Penis anakku tersebut kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sedangkan anakku mengelus rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati sampai mengkilap.
“Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Tom..” kataku sesudah puas mengulum penisnya. Anakku tersebut mengangguk. Penisnya segera dituntun anakku mengarah ke lubang kemaluan lokasi Toni lahir. Vaginaku yang basah kuyup mempermudah penis Toni guna masuk ke dalam dengan mulus.
“Ahh.. Tomm!” aku mendesah ketika penis Toni amblas dalam kemaluanku. Toni kemudian langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, kemudian berubah lambat namun pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya.
Apalagi Toni seringkali tidak mempedulikan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sampai-sampai aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Toni, mulai dari gaya anjing hingga tradisional membuatku orgasme berkali-kali.
Tapi anak sulungku tersebut belum pun ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru ketika aku sedang di atas tubuhnya, Toni mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk menjangkau puncak kenikmatan.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Keenakan Malah Nagih Kontol Besar
Dan ketika Toni mendekap dengan erat, saat tersebut pula air mani anak sulungku tersebut membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku pulang orgasme guna yang kesekian kalinya. Selangkanganku sekarang sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Toni dengan cairanku sendiri. Toni masih memelukku dan menghirup bibirku dengan lembut.
Dan kami terus bermain cinta hingga siang dan baru berhenti ketika Bagus kembali dari sekolah. Sejak saat tersebut aku tak lagi stress sebab sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap ketika aku tidak jarang kali dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Demikian lah Cerita Panas indonesia Kisah Ngewe Dengan Anak Bungsuku Sendiri oleh Cerita sex hot