Cerita Seks Dewasa – Cerita Mesum kali ini adalah kisah dewasa yang kuu alami sendiri. “Jadilah diri sendiri, sudah hilang masa dimana manusia hidup dalam ketakutan akan pandangan orang lain. Bagiku orang seperti itu adalah kera, sedang aku sudah berevolusi menjadi manusia yang sebenarnya. Tidak ada manusia yang selalu benar di muka bumi ini, maka kenapa takut berbuat salah. Yang penting memang itulah aku apa adanya.”Itu mottoku selama ini. Tak ada yang salah dengan motto itu, karena aku dapat apa yang aku ingin dan aku bahagia. Jika ada yang tidak suka, tuntut saja aku! Aku tidak takut! Bakat..! Aku yakin semua orang memilikinya. Hanya saja ada mereka yang tidak mengetahui atau lingkungan tidak menerima bakat itu sehingga kini mereka harus menjalani hidup yang membosankan.
Hari demi hari dilalui begitu saja tanpa peningkatan dan kegembiraan saat mereka menjalaninya.Sedangkan mereka yang lain lebih beruntung, karena kemampuan terbaik mereka tersalurkan. Ronaldo dengan sepakbolanya, Michael Jordan dengan basketnya, Jendral Arthur dengan taktik perangnya, Bon Jovi dengan suaranya, Leonardo Da Vinci dengan lukisannya, Einstien dengan penelitiannya, Al Capone dengan perampokan bank dan gank mafianya, Jack De Riper dengan pembunuhan berantainya, Hitler dengan NAZI-nya, Madam Omiko dengan rumah bordilnya, bahkan Dorce mampu mengasuh 1500 anak yatim piatu setelah menjadi wanita, serta masih banyak lagi nama-nama yang menjalani hidup bahagia sesuai dengan kata hatinya.Resiko dalam hidup adalah hal yang pasti, jika kita memilih jadi pengecut maka jadilah pengecut sampai kita mati. Aku sempat merasakan hal itu, sampai mataku terbuka dan kini aku hidup bahagia dari hari ke hari.Tiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan. Tulisan ini akan menceritakan 26 tahun kisah hidupku yang membuatku sadar bahwa aku harus menjadi diriku sendiri dan mengembangkan bakatku yang dilahirkan sebagai penakluk kemaluan wanita sejati.Aku anak satu-satunya, di tengah keluarga berada. Ayahku seorang pengusaha dan ibuku manager sebuah perusahaan. Sampai SMP kelas 3 semua yang aku alami biasa saja.
Ya, makan, minum, belajar, bimbel, les musik, dan rekreasi bersama keluarga tiap liburan, hal-hal yang sebenarnya membosankan. Tapi waktu itu aku tidak menyadari bahwa itu membosankan karena aku tidak berpikir sejauh itu.Semua itu berubah ketika aku sakit di sekolah dan pulang lebih dulu. Sampai di rumah kulihat di garasi ada mobil ibuku, ternyata dia sudah pulang. Aku ingin segera menemuinya untuk melaporkan sakitku. Tapi ketika aku akan mencapai pintu kamarnya yang sedikit terbuka aku dengar erangan ibuku merintih kesakitan. Kulihat dari sela pintu yang terbuka seorang lelaki berada di atas ibuku. Dia memaju-mundurkan pantatnya. Aku segera bersembunyi takut ketahuan. Oh Tuhan! Itu adik ayahku. Dia dan ibuku sedang bersetubuh. Dorongan yang ada dalam hati adalah melihat persetubuhan mereka.Aku menahan keinginan untuk mengintip, tapi dorongan untuk kembali melihat lebih besar. Akhirnya kuintip mereka dari sela-sela pintu. Sebenarnya tidak ada yang bisa dilihat. Yang kulihat hanya mata ibuku terpejam dan digelengkan ke kiri dan kanan, serta pantat om-ku yang naik-turun, itu saja. Sampai suatu ketika om-ku berteriak keras dan menekan pantatnya lama ke bawa
h.Lalu dia merebahkan badannya di atas ibuku dan mencium bibir ibuku dengan batang kemaluan masih di dalam kemaluan ibuku. Tak lama lalu ibuku memegang batang kemaluan om-ku dan mencabut dari lubang kemaluannya. Setelah itu dia merebahkan lagi badannya. Om-ku pun berbaring di samping ibuku dan kembali mencium bibir ibuku. Saat itulah bisa kulihat dengan jelas batang kemaluan om-ku yang masih tegak berdiri, dan lubang kemaluan ibuku yang mengeluarkan cairan di sela-sela bibirnya. Warnanya merah dan masih tebuka. Itu pertama kali aku melihat kemaluan seorang wanita. Indah sekali..!Sebelum mereka bangun aku sembunyi lagi, secara perlahan-lahan meninggalkan tempat itu dan pergi dari rumah. Aku tak mau mereka memergokiku. Aku baru kembali tepat saat jam anak-anak sekolah pulang ke rumah.Kejadian itu selalu terbayang dalam benakku. Dorongan di hati untuk mempraktekkan apa yang kulihat selalu tumbuh. Tapi aku tidak berani melakukannya, selain itu mau sama siapa.
Mau sama pelacur? dimana dan kapan waktunya? Aku juga malu mendatangi tempat seperti itu. Aku sadar aku masih anak-anak. Mau melakukan sama teman sekolah? Waduh kalau ketahuan sama keluarga besar dan teman-teman sekolah aku jadi lebih malu lagi. Rasa malulah yang membatasi terpenuhinya keinginanku bersetubuh dengan wanita.Akhirnya aku tahan terus perasaan itu sampai pada suatu saat saudara sepupuku yang berusia sama dengan diriku akan melanjutkan SMA-nya di kotaku. Namanya Rosa, waktu itu kami berdua sudah lulus SMP. Dia anak tanteku dari Malang, dan akan tinggal bersama kami selama SMA. Dia SMA di sini agar bisa ikut bimbel dan lebih mudah masuk ke Unpad. Wajahnya cantik dan tubuhnya langsing sama seperti semua wanita dalam keluarga ibuku.Tiap melihat wajahnya aku selalu teringat adegan pesetubuhan ibuku dan ingin sekali memasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adik sepupuku itu. Aku sering membayangkan wajahnya berkeringat dan merintih-rintih kenikmatan saat berada di atasku sambil pantatnya naik-turun di atas batang kemaluanku. Hal ini tidak pernah aku katakan padanya karena aku takut dia akan marah, dan melaporkanku ke keluarga besar. Tentu saja aku akan malu setengah mati.Aku tetap saja hidup dalam rasa takut untuk memenuhi keinginanku, hal itu sangat menyiksaku. Hingga pada suatu sore saat aku dan sepupuku belajar bersama di kamarku. Kami baru saja mandi dan sama-sama memakai piyama. Perbedaan piyama kami adalah celanaku panjang sedangkan dia pendek.
Ketika kami mulai belajar, tiba-tiba dia berkata,“Wa, kamu katanya pacaran ya? Kok enggak dikenalin?” candanya sesaat setelah kami mulai membuka buku.“Yee.. Isu tuh?” jawabku.Aku bilang itu karena aku memang belum punya pacar.“Gimana mau punya pacar. Bokap nyokap aja udah wanti-wanti untuk nggak pacaran sampai aku lulus SMA,” tambahku sambil terus belajar.“Alaahh..! Kamu kan pacaran sama Yenni,” candanya lagi.Yeni adalah cewek terjelek di kelasku. Badannya gemuk, hitam, dan giginya tonggos. Tapi walaupun begitu gayanya tetap sok gaul. Rambut di bikin punk dan ngomongnya dimesra-mesrain. Wiihh..! Siapa yang bakal mau sama dia.“Enaakk aja lo!” jawabku dengan tawa berderai.Dia pun ikut tertawa.“Alah ngaku aja Wa, jangan malu!” katanya tetap menggodaku sambil tertawa terbahak-bahak.“Lu tega amat sih? Suer kagak. Busyeett deh! Kayak nggak ada cewek lain aja.”Mungkin dia lagi ingin becanda, dia tetap menggodaku pacaran dengan Yeni. Aku pun tetap saja mengelaknya. Sampai akhirnya dia bilang,“Atau kamu pacaran sama Reka?” tawanya berderai saat bilang Reka.Reka sama parahnya dengan Yeni.“Eh Sa..! Kamu kalau godain lagi dicium nih!” kataku sambil menunjukkan mimik serius.“Siapa yang takut..! Weekkss,” katanya sambil menjulurkan lidahnya.Langsung kucium pipinya sekilas dan aku kembali lagi ke tempatku. Oh Tuhan apa yang aku lakukan! Bagaimana kalau dia melaporkan ke orangtuanya. Aku terdiam, dia pun terdiam sambil mata kami saling bertatapan. Kami terus diam sampai sekitar semenit.
Baca Juga Cerita Sex Terbaru : Ngentot Dengan Perjaka dan Nikmatnya Pentungan Ronda
Tiba-tiba dia bilang,“Cantik mana Wa, Reka atau Yeni? Hihihihihiihi..!” dia berkata sambil terkekeh-kekeh.Ternyata dia menggodaku lagi. Aku langsung meloncat ke arahnya. Aku gelitik pinggangnya dan kami berguling-guling di atas tempat tidurku. Aku terus menggelitiknya, dia pun menggeliat-geliat menahan gelinya. Kami terus tertawa terbahak-bahak sampai tiba-tiba kami terdiam dengan nafas terengah-engah. Ketika kami sadari, badanku ternyata sedang menindih badannya. Pahanya terbuka dan pinggulku berada di antara selangkangannya. Tangan kananku masih memegang pinggangnya, sedang tangan kiriku bertumpu pada kasur. Kami terdiam ketika menyadari posisi kami. Nafas dia yang lembut terasa di wajahku.Kuberanikan diri memajukan wajahku dan kukecup sekali
. Kulihat dia memejamkan matanya. Lalu kucium lagi kali ini disertai dengan lumatan pada bibirnya. Dia awalnya diam saja, tak lama dia membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan cukup lama. Rasanya nikmat sekali. Kucoba menurunkan tangan kananku untuk meraba susunya. Terasa kenyal di telapak tangan. Kuremas-remas dan kuputar. Dia mendesah sambil terus mencium bibirku.Lalu tangannya dilingkarkan ke leherku. Sambil masih terus berciuman tangan kananku kuturunkan lagi untuk membuka ikat celana piyamaku. Celana piyamaku turun sampai sepaha. Tentu saja mudah melakukannya, tapi untuk melepaskan celana dalam, aku tak mau karena berarti aku harus melepaskan posisi kami sekarang. Rasanya terlalu indah untuk dihentikan. Akhirnya kukeluarkan kemaluanku melalui bagian pinggir celana dalamku. Kutarik-tarik sedikit agar lebih longgar.Kami terus berpagutan, bibir kami tetap saling melumat. Tangan kananku kuusapkan ke pahanya, kunaikkan celana piyamanya ke atas, terus ke atas hingga kurasan tanganku menyentuh gundukan di antara selangkangannya. Oh Tuhan! Itu pasti kemaluannya.Terasa tebal dan basah. Dia melenguh lagi. Lalu kusingkapkan sisi celana dalamnya. Kutarik paksa ke sisi yang lain, hal ini agar bibir kemaluannya terbuka dan tidak terhalang.
Setelah pasti tidak akan terhalang lagi dengan celana dalamnya, aku memegang pangkal batang kemaluanku. Kudekatkan batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya. Saat melakukan itu semua kami masih berciuman.Kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke bibir kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Badan Rosa agak naik ketika aku melakukannya. Saat itu kami masih terus berciuman. Ciuman kami makin ganas. Lidah kami saling bertemu. Karena tidak tahan untuk bersetubuh, kuletakkan kepala kemaluanku di tengah bibir kemaluannya. Kutekan sedikit pantatku ke depan. Merasa batang kemaluanku akan masuk ke lubang kemaluannya, Rosa berkata pelan seperti berguman,“Wa..! Jangan Wa..!” katanya sangat pelan sambil terus berciuman.Sepertinya dia tidak sungguh-sungguh menyuruhku berhenti.Aku pura-pura tak mendengarnya. Kutekan pantatku ke depan. Susah sekali memasukkan batang kemaluan ini, kugeser letak kemaluanku agak ke bawah bibir kemaluannya. Pelan-pelan kutekan lagi pantatku, kali ini tiba-tiba terasa ada sesuatu yang mengulum kepala kemaluanku. Oh Tuhan! Rasanya luar biasa nikmat. Batang kemaluanku seperti diremas-remas. Dada Rosa terangkat ke atas dan kepalanya didongakkan ke atas.
Hal ini membuat kami berhenti berciuman. Maka kuarahkan bibirku pada lehernya. Kucium lehernya yang putih dan harum.Kutekan lagi pantatku, perlahan-lahan batang kemaluanku masuk semuanya. Aku hanya bisa memejamkan mataku menahan pijatan rongga kemaluan Rosa di seluruh batang kemaluanku. Lalu kumaju-mundurkan pantatku berulang-ulang. Batang kemaluanku keluar-masuk melewati bibir kemaluan Rosa. Kuperhatikan reaksi yang dilakukan Rosa dan Ibuku agak berbeda. Rosa hanya mendongakkan kepalanya dan menggigit bibirnya sendiri dengan mata terpejam. Sedangkan Ibuku menggeleng-gelengkan kepalanya kiri kanan, dengan pantat ikut naik turun dan mulut yang tak henti merintih.Setelah sekian menit, tiba-tiba Rosa mencengkeram bahuku dan badannya terhentak-hentak ke depan, sedangkan perutnya tertarik ke dalam. Rupanya dia mencapai orgasme. Terasa jepitan di dalam lubang kemaluannya. Rongga kemaluannya terasa menggigit lembut batang kemaluanku. Aku pun mempercepat kocokanku. Ouughh! Nikmat terasa di seluruh syarafku. Tak lama, kenikmatan yang kurasa dari tadi menjadi berlipat-lipat. Seiring gesekan batang kemaluanku dengan lubang kemaluannya, kurasa seperti ada sesuatu yang tersumbat dalam batang kemaluanku yang ingin keluar.“Ouughh!” kataku ketika aku mencapai orgasme.Aku muntahkan spermaku dalam rongga lubang kemaluannya. Badanku mengejang dan terhentak-hentak. Rasanya seluruh batang kemaluanku seperti disedot-sedot. Badanku terasa lemas dan aku lalu terkulai menindih badan Rosa. Karena merasa keberatan, lalu Rosa mendorong bahu kananku sehingga kini kami saling berhadapan dengan posisi menyamping. Batang kemaluanku masih berada dalam lubang kemaluannya. Masih terasa kedut-kedut dan remasan yang membuat batang kemaluanku tetap tegang. Dalam posisi ini kami lalu berciuman dan berpagutan.Setelah sekian lama berpagutan dengan batang kemaluan masih berada di dalam, lalu Rosa memegang batang kemaluanku dan mencabutnya keluar dari lubang kemaluannya. “Wa..! Kita buka baju aja yuk..!” katanya. Demi hujan badai, aku terkejut. Ternyata wanita jika sudah terangsang jadi lebih berani. Mereka tidak malu lagi untuk memulai.Aku mengangguk. Dia lalu mencium bibirku, dan sambil berciuman kami membuka pakaian pasangannya masing-masing. Setelah itu kami melakukan seks sekali lagi dan kali ini terasa lebih nikmat karena kami sudah bertelanjang bulat. Gesekan antara kulit kami dan gigitan pada puting baik yang saya lakukan maupun yang dia lakukan menghasilkan kenikmatan yang luar biasa.Kami selesai melakukan seks untuk yang kedua kali, tepat saat terdengar teriakan ayahku dari lantai bawah yang menyuruh kami untuk turun makan malam. Pada waktu itu aku sedang membasuh lubang kemaluannya di kamar mandiku. Dia duduk di dudukan closet, badan di senderkan ke belakang dan kakinya di kakangkan.
Terlihat gundukan lubang kemaluannya dikelilingi bulu-bulu tipis. Lubang kemaluannya sangat tebal dan bibir kemaluannya masih terbuka. Permukaan rongga lubang kemaluannya masih berdenyut-denyut. Indah sekali. Lalu kusiramkan air ke atasnya.“Hii dingin Wa..!” katanya sambil merapatkan tangannya di dada.Lalu kuambil sabun dan kugosok perlahan bibir lubang kemaluannya. Ketika tanganku menyentuh bibir lubang kemaluannya kulihat dia memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Sangat sensual! Melihat itu batang kemaluanku menjadi tegang lagi, saat itulah kudengar teriakan dari ayahku. Lalu buru-buru kubilas lubang kemaluannya. Dia membantu menghapus sabun pada lubang kemaluannya.“Wa..!! Kamu juga pengen lagi ya?” katanya saat sadar bahwa batang kemaluanku sedang tegang.“Juga? Berarti kamu juga pengen dong?” aku tersenyum mendengar sepupuku keceplosan.“Hihihihihi, iya ih Wa. Pengen lagi,” katanya sambil tersipu.“Entar aja deh,” kataku.Aku tidak ingin terlambat makan malam.Lalu aku membersihkan batang kemaluanku. Dia membantu membersihkan. Gosokan tangannya sama persis seperti saat aku onani. Walah! Jadi pengen lagi. Bisa tidak ikut makan malam nih, nanti mereka curiga lagi. Kalau sampai ketahuan berabe. Malunya itu loh! Masih kecil sudah gituan, sama saudara lagi. “Udah ah, udah bersih nih,” kataku menjauhkan tangannya. Lalu kami pun mengambil piyama yang baru, dan memakainya.“Wa, entar lagi ya!” katanya saat kami menuruni tangga.“Huss, jangan kenceng-kenceng,” kataku sambil berusaha tidak mengingat-ingat persetubuhan kami.Aku takut batang kemaluanku besar lagi.Makan malam waktu itu terasa lama sekali. Aku ingin cepat-cepat selesai. Tapi sudah tradisi di keluarga kami, makan malam pasti diisi dengan obrolan. Karena saat itulah seluruh anggota keluarga bisa berkumpul.Setelah beberapa lama, tiba-tiba saudara sepupuku berbicara,“Ayo Wa! Yang tadi belum selesai..!” katanya sambil tersenyum ke arahku.
Baca Juga Cerita Bokep Seru : Kupuaskan Nafsu Janda Itu Sampai Dia Orgasme Berkali-Kali
Aku tentu saja membelalakkan mataku menyuruh dia diam.“Wah, kalian rajin belajar ya!” kata ayahku mendengar ucapan Rosa.“Pelajaran apa sih?” sambung ibuku.Aku melihat ke arah Rosa, aku takut dia akan menceritakan persetubuhan kami.“Pelajaran baru Tante, dia ini jagonya,” jawab Rosa menunjuk ke arahku.Walaahh! Mampus gua! Bokap nyokap curiga tidak ya? Aku benar-benar tegang takut mereka curiga. “Oh ya! Kok bisa sih? Padahal kamu kan bego banget,” canda ibuku melihat ke arahku. Tentu saja dia becanda, karena aku memang tidak “bego”. Aku coba tersenyum, padahal di dalam hatiku berdebar-debar takut salah jawab.“Siapa dulu dong Ibunya..!” kataku senang menemukan jawaban yang cocok.Berderai tawa orangtuaku, aku yakin tidak ada dari mereka yang mengerti maksud sebenarnya dari kata-kataku.“Sudah kalian belajar lagi aja. Lagian ini Papa minta dikerokin, katanya masuk angin,” kata ibuku sambil berdiri dan melap bibirnya dengan serbet.“Alaahh pake bilang dikerokin segala,” kataku dalam hati.Aku merasa sebenarnya mereka akan bersetubuh. Aku lalu berdiri dan melangkah menuju tangga.Rosa yang masih duduk sempat-sempatnya bicara, “Wa lanjutin yang tadi Wa! Belajar sama elo emang enak Wa, nggak ada bosen-bosennya.” Gila ini anak, kalau mereka tahu bagaimana. Buru-buru kutarik tangannya dan kami berlari menuju kamarku. Sesampainya di kamar, kami segera mengunci pintu dan melakukannya sekali lagi. Kami hanya bisa melakukan sekali, karena ketika aku minta tambah, dia tidak mau.
Dia bilang lubang kemaluannya terasa ngilu.Setelah kejadian itu, sampai kini, kami jadi sering melakukannya, tiap belajar bersama (karena itulah kami rajin belajar), kami melakukan seks sedikitnya sekali. Kami juga sering mandi bersama. Saling menggosok kemaluan lalu dilanjutkan dengan main seks. Kami juga mencoba berbagai macam gaya. Aku membeli sebuah buku seks yang berisi gaya-gaya main seks, lalu kami mempraktekannya bersama.Dengan Rosalah pengetahuanku tentang seks bertambah pesat. Bagian-bagian yang disuka oleh wanita, bagaimana mengatur nafas, dan hal-hal lain. Aku juga diberitahu kalau rata-rata wanita susah terangsang, ada malah yang tidak merasakan apa-apa padahal sebuah batang kemaluan sedang maju-mundur mengisi lubang kemaluannya.Tentu tidak semua wanita mau disetubuhi seperti itu. Susah untuk membuat seorang wanita mau begitu saja menyerahkan lubang kemaluannya. Kata Rosa itu semua tergantung bagaimana keahlian pria membawa sang wanita. Tiap wanita keinginannya berbeda, sang pria harus bisa melihatnya. Kalau hati sang wanita sudah kena, mau disetubuhi tiap hari juga enggak apa-apa. Mereka malah senang lubang kemaluannya dipermainkan oleh pria itu.Tidak semua pria diberi kemampuan seperti itu. Ada pria yang sudah sangat beruntung jika ada seorang wanita yang mau dengan dia. Itu juga mungkin karena wanitanya sangat jelek atau perawan tua. “Perlu bakat Wa, untuk bisa mengentot banyak wanita,” kata Rosa. Rosa memang bicaranya vulgar dan ceplas-ceplos. Aku sendiri lebih memilih kata menyetubuhi dibanding “ngentot”.“Percaya nggak Wa. Menurutku kamu punya bakat jadi tukang entot lo Wa,” katanya sambil tertawa terbahak-bahak.Aku tentu saja tertawa mendengar perkataannya.
Saat itu aku tidak percaya kalau aku memang berbakat. Aku merasa hanya sedang beruntung bisa melakukannya dengan saudara sepupuku itu. Aku juga tetap hanya merasa beruntung ketika batang kemaluanku dikulum oleh teman sekelasku.Tapi ketika aku bisa menyelipkan batang kemaluanku di lubang kemaluan tanteku, guru SMA-ku, guru les privatku, Rani (saudara sepupuku satu lagi), dan Tuti (wanita yang kukenal di pesawat). Aku mulai percaya aku memang ditakdirkan sebagai “tukang entot”. Itu semua kulakukan selama aku masih di SMA. Tidak ada di antara mereka yang kupaksa atau di bawah pengaruh minuman keras. Semua memberikan lubang-lubang kemaluannya untuk meremas batang kemaluanku dengan sukarela.Jangan kira mudah bagiku untuk menerima kelebihanku ini. Ada norma-norma di masyarakat yang membuatku takut jika perbuatanku nanti terbongkar oleh orang lain. Setiap kondisi ini datang aku selalu terbayang akan makian dan cemoohan orang lain, tapi aku tak bisa menolaknya, aku pasti meladeni mereka semua. Lama aku hidup dalam ketakutan yang sangat menyiksa itu.Kembali Rosa jugalah yang berjasa dalam hidupku. Dia bilang rasa takut berlebihanlah yang membuat orang tidak bisa maju. Semua orang terkenal yang ada pasti memiliki rasa takut. Tapi mereka bisa mengatasinya. Jika memang dirimu seperti itu mengapa harus merubahnya menjadi orang lain. Merubah diri menjadi orang yang disukai oleh mereka, padahal orang itu bukan kamu yang sebenarnya.Kini setelah 10 tahun sejak aku pertama kali mengenal lubang kemaluan. Sudah puluhan wanita yang merasakan desakan batang kemaluanku dalam rongga lubang kemaluannya. Tidak semua wanita yang kukenal mau bermain seks denganku. Ada yang menolak, ada yang setelah beberapa tahun baru bersedia, ada yang beberapa bulan, dan ada juga yang baru seminggu sudah mau.Dan saat ini aku sangat bahagia mendapati diriku seperti itu, menyetubuhi banyak wanita, merasakan remasan alat kemaluan mereka dan menumpahkan spermaku di dalam rahim yang berbeda-beda. Kurasa itulah intinya, “BAHAGIA!” Peduli dengan orang lain.
Kalau mereka tidak suka, mereka bisa menuntut kita.Tulisan ini tidak bermaksud membuat pembaca menjadi seperti aku karena seperti yang kubilang aku percaya bakat tiap orang berbeda-beda. Kembangkan saja bakat pembaca walaupun seluruh dunia mencacinya. Percayalah jika kita mengikuti kata hati, merencanakan dengan matang dan sedikit keberuntungan, kita akan bisa hidup bahagia. Begitu saja surat dariku. Salam hangat dariku untuk pembaca semua!.
Horny Di Tempat Umum
Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terlalu mencintai tubuhku. Aku selalu merawat tubuhku agar tetap indah untuk dipandangi orang lain. Aku merawat kulit, rajin mandi susu, wax jugakulakukan. Dadaku sangat montok. Ukuran 37B, perutku rata, dan aku masih perawan.Aku suka bila dilihati tetapi tidak suka dijamah. Mmemekku sangat indah bila kuperhatikan, karena bulunya tidak begitu lebat, juga tidak tipis. Aku benar-benar mencintai tubuhku.Hari itu aku mendapatkan voucher menginap di sebuah hotel di Bali. Tadinya aku ingin mengajak teman-temanku. Tetapi aku berpikir mungkin aku ingin sendiri dulu.Aku suka memakai bra yang mendorong dadaku naik. Sehingga dadaku terlihat lebih besar montok. Aku juga suka mengenakan rok pendek dan G string. Hari itu aku mengenakan rok yang sangat pendek hanya sepantat. Dan aku memakai kaos ketat berwarna putih dengan bra yang membuat dadaku sehingga terlihat lebih besar.Saat di toilet sebelum check in, aku sadar bahwa dadaku akan tampak lebih indah bila tidak dibungkus bra. Maka aku lepas braku hingga para tamu melihat padaku karena aku cantik, sexy dan tinggi seperti model-model porno yang mereka lihat di majalah.Hari itu sangat panas. Aku merasa sangat horny. Ketika masuk ke kamar, aku langsung membuka jendela balkon. Kulihat, di sana langsung menghadap pantai, beberapa kelompok orang sedang berdiri memandangke hotel arahku. Lalu aku bertambah horny.Aku membuka kausku begitu saja, duduk di balkon kamarku. Mata-mata mereka memandangi dadaku yang telanjang dan mencuat itu. Aku berniat memanas-manasimereka sambil pura-pura tidak peduli.
Baca Juga Cerita Bokep Seks : Karyawan Pabrik Yang Cantik
Aku meraba dadaku dan mencubit putingnya. Aku merasakan sensasi menggelitik. Mungkinkarena aku sedang ditonton, juga karena memang aku sedang horny. Aku membelai perutku dan menurunkan sedikit rokku. Mengelus-elus paha dan pangkal pahaku sementara tatapan mereka semakin nyalang.Aku pura-pura tidak melihat dan tenggelam dalam duniaku sendiri. Aku menyusupkan tanganku ke dalam rok dan mengusap-usap memekku yang mulai basah. Lalu aku mengeluarkan tanganku dan menghisapnya.Kemudian aku menungging di atas kursi dan menggosok-gosokan dadaku di kursi seperti kucing, lalu menggosok-gosokan memekku di lengan kursi. Seakan aku juga terjebak dalam permainanku sendiri, aku menyambar handuk dan menutupi dadaku. Lalu aku menurunkan rokku dengan dramatis, agar mereka bisa melihat pantatku yang indah. Aku sengaja lebih menungging lagi agar mereka bisa melihat memekku dari belakang.Aku merasa penontonku semakin banyak. Aku semakin berani. Kunaikkan kakiku di atas pagar balkon dan duduk di kursi dengan handuk menutupi dadaku. Lalu aku merentangkan kakiku selebar-lebarnya dan mengusap-usap klitorisku. Seluruh tubuhku menggelinjang keenakan dan aku melenguh. Semakin lama aku menggosok memekku semakin cepat. Sentuhan di benjolan itu membuat tubuhku menggila.Aku berusaha menahan agar aku tidak cepat-cepat orgasme. Aku menggosoknya lebih pelan dan agak turun intensitasnya.
Lalu kupercepatlagi. Aku hampir menjerit saking nikmatnya. Lalu aku membuka memekku dengan tangan kanan dan tangan kiriku masih menggosokmemekku dengan penuh nafsu.Aku hampir orgasme. Aku benar-benar menjerit keenakan. Kulihat mereka terbengong dengan penuh nafsu. Dan aku pun akhirnya orgasme. Aku merentangkan kakiku semakin lebar dan kumasukkan tiga jari sekaligus ke liang memekku. Kukeluar masukkan di permukaannya karena aku takut menerobos keperawananku.Aku menutup mata dalam posisi jari dalam memek. Beberapa saat kemudian, aku mengusap memekkulagi, kali ini dengan tangan meraba-raba dadaku sehingga handukku pun terjatuh. Aku menggosok- gosoknya sampai aku terduduk lemas saking enaknya. Lalu aku menjilat jari-jariku dengantatapan nakal.Mereka akhirnya tersadar bahwa aku melakukannya dengan sengaja. Tetapi aku tidak peduli. Mereka bertepuk tangan.
Lalu aku berjalan masuk padahal aku semakin terangsang. Aku bermasturbasi dalam kamar sekali lagi. Hari itu sangat luar biasa bagiku.Pada hari kedua, aku pergi ke kafe sendirian. Aku sedang dalam nafsu tinggi karena kemarin. Aku memakai rok mini dan bikini tipis yang menunjukkan jelas putingku. Aku tidak memakai celana dalam. Di kafe itu, lampunya cukup remang.Kemudian seorang cowok mendekatiku“Mbak, sendirian?” tanyanya.Kulihat tampangnya lumayan. Aku tersenyum dan bergeser untuknya. Ia terus melihat pada dadaku yang menjulang. Kukatakan padanya dengan blak-blakan..“Kuizinkan kamu melakukan oral sex padaku. Tapi kita harus melakukannya di sini.” kataku.“Di sini?”, tanyanya sambil melihat ke sekeliling kafe remang itu.“Takut?” tantangku.Dia menggeleng. Ia melumat bibirku sementara tangannya menjelajahi buah dadaku.“Gue bener-bener beruntung! Lanjutinnya dimana?”“Nggak ada lanjutin. Aku cuma mau kamu ngoral aku.” kataku. Ia berhenti sejenak.“Bagianku?”“Mau nggak?” tanyaku menuntun tangannya menyusup di balik rok dan menyentuh memekku yang basah.Ia menggigit putingku dari luar bikini. Aku menggelinjang dan mulai bersandar santai pada sofa. Ia meremas-remas dadaku sementara tanganku bermasturbasi sendiri.Aku menjerit kecil sehingga mata-mata nakal mulai melihat. Aku bertambah basah. Dia melepaskan bikiniku dan melumat dadaku sementara aku memangkunya.
Aku merasakan penisnya menegang. Ia melumatku semakin dahsyat dan aku menjerit lagi.Ia lalu menyusupkan tangannya ke dalam celana dalamku dan menggosok naik turun memekku. Aku terkikik antara geli dan nikmat. Ia berjongkok dan kuturunkan rokku ketika aku masih berdiri dengan dada telanjang.Pandangan mesum mengarah padaku tetapi aku tidak peduli. Mukanya telah menghadap tepat pada memekku yang kubuka lebar. Saat lidahnya menjilat, aku merasakan sensasi luar biasa. Tubuhku menggelinjang nikmat. Ia menjilat sambil jarinya terus menggosok memekku.Aku menjerit-jerit. Lalu jarinya dimasukkan ke dalam memekku. Sakit rasanya. Aku takut kehilangan keperawananku.“Aku masih perawan.” ujarku.Ia tertawa. Sebagai balasannya, ia menggigit kecil klitorisku hingga aku menjerit.“Tenang aja” jawabnya.Lalu ia memasukkan jarinya pelan-pelan. Rasanya aneh. Lalu ia memutar-mutar jari-jarinya di dalam memekku. Aku mulaimerasakan nikmatnya. Aku mengangkat pantatku dan meminta lebih. Ia mulai mempercepat gerakan jarinya sambil juga menjilat klitorisku. Sesekali digigitnya.Aku tidak tahu lagi aku dimana. Aku hanya merasa nikmat. Mereka juga memandangiku. Aku begitu bahagia. Aku orgasme. Aku benar-benar lemas. Tiga kali aku dibuatnya orgasme tanpa ia perlu melepas celana.
Kemudian ia memakaikan rok dan bikiniku. Ia melumat bibirku saat kami selesai. Ia berkata dengan nada lembut dan nafas berderu..“Aku mau lebih. Aku mau merawanin kamu.” katanya.Aku tersenyum“Nggak bisa.” kataku.“Kenapa?” tanyanya.“Buat aku jatuh cinta.” kataku.Ia membuktikannya. Ia mengabulkan apa mauku. Kami berulang kali bercinta di hadapan umum. Semakin hari semakin gila.Aku tidak ingin pulang dibuatnya. Suatu hari kami bercinta di pantai. Di lain hari kami bercinta di laut. Kami berkali-kali memotret diri sendiri dan merekamnya untuk kami tonton sendiri ataupun untuk disebarkan.Saat menontonnya sendiri ataupun menyaksikan orang lain yang menonton, kami menjadi horny dan bercinta di mana saja selama belum diusir.Tetapi akhirnya aku meninggalkannya saat pulang ke kotaku. Aku masih lebih suka mempertontonkan diri sendiri. Kali ini aku berani menggunakan vibrator.Akhirnya aku bisa benar-benar jatuh cinta pada seseorang. Ia adalah kakak temanku. Hari itu aku dan teman perempuanku sedang menonton film porno di rumahnya. Kami sama-sama suka bermasturbasi.Saat itu kami sedang bugil, lalu aku sadar bahwa kakaknya ada di kamar sebelah. Lalu muncul ide gila ini. Kami akan melakukan adegan sex dengan pintu terbuka. Saat itu orang tua temanku sedang tidak ada. Aku buru-buru melepas pakaianku, tetapi masih memakai G String. Lalu aku duduk di kursi kulit dan menghadap pintu.TV kami matikan. Temanku yang ternyata biseks mulai menjelajahi dadaku. Rasanya aneh.
Antara sesama wanita rasanya begitu lembut walau aku tidak begitu horny dengannya. Lalu jarinya menjelajah ke memekku. Lalu kakaknya keluar hingga ia terpaku mendengar desahanku. Saat itu temanku sedang memasukkan vibrator dalam memekku.Aku menggelinjang keenakan sambil menggosok-gosok klitorisku sendiri. Temanku tertawa nakal. Lalu kakaknya masuk dalam kamarnya dan membentak..“Ngapain lo berdua?” Kami pura-pura terkejut.Ia benar-benar marah pada adiknya. Tetapi ia tidak marah padaku. Jadi kutunjukkan saja lebih demonstratif untuknya. Aku mencabut vibrator dan berjalan ke arahnya dengan telanjang bulat. Ia terpaku melihatku dengan agak salah tingkah. Aku menciumnya. Ia tidak membalas. Tetapi aku tidak menyerah!Aku duduk di hadapannya dan menaikkan kakiku satu-satu. Kurentangkan selebar-lebarnya. Ia terbelalak melihat memekku. Aku bangga akan tubuhku. Aku bermasturbasi di hadapannya. Aku sangat menyukainya. Ia membuatku lebih horny lagi. Ketika aku hampir memasukkan vibrator, ia mendekatiku.Melumat bibirku dan turun sampai ke memekku. Aku membuka pakaiannya. Kami sama-sama berdiri. Tadinya aku hampir orgasme tetapi tidak jadi.“Aku suka kamu” kataku.Ia tidak bereaksi. Ia menciumi tengkukku dan tangannya menggerayangi tubuhku. Aku menidurinya dan memegang penisnya yang mengeras. Temanku keluar sambil tersenyum padaku.
Aku mengocok penisnya dan menjilatinya. Sesekali menggigit kepalanya. Ia mengerang. Lalu aku menggosok-gosok penisnya pada memekku. Penisnya cukup besar hingga aku agak takut dan terus melumatnya. Semakin lama aku semakin menikmatinya. Rasanya seru. Aku terus menjilat dan berusaha memasukkan penisnya dalam mulutku. Aku menggigit-gigitnya dan sesekali memainkan zakarnya.Ia mengerang keenakan sampai akhirnya ia orgasme. Aku menelan semua spermanya. Aku tertawa senang. Lalu ia balik menerkamku. memekku habis dijilat dan digigitinya. Ia bagaikan singa gila. Dan dia adalah pria paling hebat dalam melakukan oral sex yang kutahu selama ini. Aku orgasme sampai empat kali!Dia lalu memasukkan penisnya dalam memekku. Aku dan dia sama-sama mendesah-desah keenakan. Aku merasakan denyutan di memekku semakin kuat hingga aku menjerit keenakan.Sementara dia juga sesekali menjerit. Kami benar-benar gila. Sesekali ketika aku berkata akan orgasme, ia berhenti dan mengganti posisi.
Aku benar-benar lemas dia buat. Ia hebat sekali dalam bercinta.Ketika akhirnya aku dan dia sama-sama orgasme, itu adalah orgasme yang paling yang pernah kurasakan. Aku takkan pernah melupakannya. Nikmatnya masih terasa setelah setengah hari berlalu. Ketika mengingatnya, aku jadi sering bermasturbasi sendiri. Bahkan terkadang di hadapan umum sekalipun bila aku sedang horny sekali. Demikianlah cerita bokep terbaru ABG Si Penakluk Wanita Sange dan Horny Di Tempat Umum oleh cerita sex hot