GELORA DI KOLAM RENANG dan ML DENGAN ADIK TIRI

GELORA DI KOLAM RENANG dan ML DENGAN ADIK TIRI

Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini adalah cerita seks panas yang ku alami sendiri.. Perkenalkan namaku Sakti, dan kisahku yang lalu Pesta Bertiga telah dimuat di RumahSeks. Dan aku berterima kasih dari sana aku mendapat teman yang ingin berbagi kisah. Sayangnya kebanyakan lelaki yang ingin mendapatkan relasi wanita yang pernah berhubungan denganku. Maaf kalau aku agak selektif, karena aku hanya berbagi dengan yang memang pengalaman. Dan aku masih menunggu wanita lain yang ingin berhubungan denganku.

Kembali ke ceritaku, kejadiannya pada tahun 2000 lalu, ketika itu aku sedang jalan-jalan di malam hari di dekat pantai dengan mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seorang wanita sedang berjongkok-jongkok di pinggir sebuah Maestro putih. Langsung saja kuhampiri dan diketahui kalau ban mobil sebelah kanan bocor. Untunglah dia memiliki ban serep, sehingga aku menawarkan diri untuk membantu. Singkatnya, dari pembicaraan ringan selama membantu ganti ban tersebut, kuketahui bahwa dia seorang yang sudah berkeluarga, berumur 34 tahun, keturunan Chinese, dan (untuk bentuk fisik, aku sudah ada pengalaman dari kejadian sebelumnya), tinggi kira-kira 160 cm, seperti kebanyakan Chinese berkulit kuning, mata (nah ini dia) tidak terlalu sipit (mirip mata di film kartun Jepang), rambut hitam sebahu, ukuran dada 34B.

Karena berbincang-bincang, tidak terasa ban serep sudah terpasang. Dan dia memperkenalkan diri bahwa namanya Vian (seperti nama cowok?), dan ketika dia menyodorkan uang dua lembar puluhan ribu sebagai tanda terima kasih, dengan halus aku menolaknya, Begini saja Mbak, bagaimana kalau lain waktu aku boleh main ke rumah, kebetulan aku tidak ada saudara di kota ini. Aku mulai mengeluarkan jurus perkenalan yang berkelanjutan (seperti film silat saja). Oh tentu saja ini alamatku, sambil menyodorkan kartu nama lengkap dengan nomor HP-nya.Tapi jangan minggu ini, karena aku akan berpergian ke Jakarta, menengok saudara, lanjutnya lagi.Oh kebetulan aku juga dari kota Jakarta, dan di sini aku kuliah mungkin kalau ke sana bisa main Mbak.Tentu saja eh terima kasih lho Dik, jarang lho yang mau nolong dan tidak mau terima uang maaf ya.. sambungnya sambil nyelonong masuk mobil.Sakti panggil saja aku Sakti.

Dua minggu kemudian, setelah selama ini berjalan apa adanya, aku memberanikan diri telepon ke HP-nya.Mbak Vian ini Sakti masih ingat kan?Sakti sebentar yang mana ya oh iya yang bantu aku betulin ban itu ya, dimana nih, kok kode areanya bukan di sini?Oh kebetulan aku sedang di kota M, main-main saja kok, nanti sore pulang, besok boleh main ke sana nggak?Lho kenapa tunggu besok? Perjalanan ke sini kan nggak sampai 3 jam, langsung mampir aja ke rumah Mbak, pasti capek kan. Nah kita bisa makan malam sama-sama, kebetulan ada suami Mbak di sini, sekalian kenal, gitu lho.Ok deh, kalau sempat aku ke sana.

Empat jam kemudian, setelah mampir dulu ke tempat kos, mandi, dan berpakaian agak rapi, aku berangkat ke rumah Mbak Vian. Lho kok rapi amat, kenapa nggak mandi di sini saja, atau bisa langsung renang sekalian membersihkan badan, jawab Mbak Vian setelah aku tiba di pintu rumahnya, sekilas tampak sebuah rumah yang cukup besar dengan halaman yang lebih luas dari rumahnya, kolam renang ada di sebelah kanan. Nah ini Om Candra, suami Mbak untung Om ada di S, biasanya ada di Jakarta, dua minggu sekali datang ke sini, dan besok sudah pergi ke Jakarta lagi. Acara perkenalan dan makan malam ini berlangsung hingga jam 10 malam dan dilanjutkan dengan acara santai. Mbak Vian mengajak renang. Sepertinya Mbak Vian biasa renang karena dari bodinya yang aduhai.

GELORA DI KOLAM RENANG dan ML DENGAN ADIK TIRI

Wah aku nggak bawa celana renang Mbak.Lho buat apa pakai celana renang, ini kan di rumah, siapa yang mau lihat kita mau jungkir balik di kolam ini, juga nggak ada siapa-siapa, kecuali Om.Memang benar sih, rumah sebesar ini tidak ada siapa-siapa, pembantu pun datangnya hanya pagi hingga sore, setelah itu pulang. Belum sempat aku melihat suasana, tiba-tiba Mbak Vian sudah nyebur ke kolam, sementara Om Candra asyik dengan Play Station di ruang tengah. Ayo nyebur aja! Mbak sudah kedinginan nih Karena sudah pengalaman dengan wanita, maka aku langsung nyebur saja, dengan sebelumnya menanggalkan semua bajuku. Benar saja, kolam renang di malam hari ini sangat dingin, dan aku cukup menggigil. Untung saja aku pandai renang (dulu sejak kecil aku ikut klub renang, dan semua gaya aku kuasai). Sedang asyik-asyiknya mengapung, Mbak Vian menyelam dan menyilang di bawahku, semilir gerakan air akibat reflek Mbak Vian membuat tubuhku bergetar. Dik, burungmu bagus juga sayang kedinginan tuh.. Sialan, aku lupa ketika dia lewat di bawahku, tentu saja semua tampak nyata baginya, justru aku yang belum memperhatikan Mbak Vian.Nggak usah malu dari awal aku punya firasat kalau Dik Wibawa sudah pengalaman dengan wanita dan boleh dong sekarang kita main di kolam ini, sambil bercanda memercikkan air kolam.Om Candra gimana?Oh dia itu orangnya free life style, dan Mbak Vian ini istri keduanya.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : CINTA TERLARANG DAN ROSMAH

Akhirnya gantian aku yang menyelam dan menyerempet ke tubuh Mbak Vian. Ternyata Mbak Vian sangat seksi, baru kali ini aku melihat wanita Chinese telanjang, dan bulunya tidak terlalu lebat, sepertinya rajin merawat dan mencukur. Tanpa dikomando, masih di kolam renang, kami saling merapatkan diri dan mulai mencumbu Mbak Vian. Ternyata Mbak Vian termasuk penikmat seks sejati. Lebih hebat dari wanita yang dulu pernah main denganku. Bisa pembaca bayangkan, kami saling berguling-guling di kolam renang, kadang aku di atas, kadang Mbak Vian di atas. Karena suasana semakin hot, maka kami naik dan rebahan di pinggir kolam. Batang kemaluanku segera dikulumnya. Sangat dahsyat, Ohkk.. Mbak teerrus Mbak.. Karena aku tidak ingin ketinggalan moment, kami mengambil posisi 69, dan segera kulumat habis lubang kemaluan Mbak Vian. Baru kali ini aku merasakan kemaluan cewek Chinese, dan kemaluan Mbak Vian cepat banjir, tidak seperti cewek Indonesia.

Dik masukin dong.. uuuhhh ayo Dik masukin aku sudah mau keluar nih oohkkBatang kemaluanku sudah tegak berdiri dan kuarahkan ke lubang kenikmatan Mbak Vian. Wow, lubang cewek Chinese sangat sempit dan batang kemaluanku terjepit rapat, suatu perasaan yang sensasional kurasakan tidak karuan. Padahal aku belum memompa dengan sekuat tenaga.Mbak gimana rasanya mmmhhh desahku menahan nafas (dan mengatur posisi).Ohkkhh Dik, baru kali ini aku main dengan pria pribumi ohkkk pelan-pelan ucapnya terputus-putus.Oh yes, yes terus Dik.. yes terusss kkhh Ohh.. ohh.. ohh suaranya makin meninggi (beda dengan wanita yang pernah kuhadapi).Mmhh ooohh ohhh push.. push Dik.. terus yang keras Dik terus lebih dalam aauuhhMbak Vian melengking, menandakan dia orgasme. Dan Aakkhh reflek aku memuncratkan air maniku, sekali lagi kemaluan cewek Chinese terasa lebih sempit dan sangat basah, sehingga menimbulkan gelora yang luar biasa.

Dik, pernah main di dalam air nggak Belum selesai bicara aku sudah ditarik ke kolam renang. Pembaca bisa membayangkan, sambil mengapung, kami saling tarik dorong, menggoyangkan pinggul. Meskipun sudah klimaks, tidak perlu menunggu waktu lama, burungku sudah tegang, dan yang kali ini lebih tegang lagi. Meskipun di air, kemaluan Mbak Vian masih terasa basah dan hangat, semilir air yang bergerak menambah nafsu kami berdua dan gerakan kami saat ini lebih lambat dan terkontrol. Gerakan air seirama dengan gerakan batang kemaluanku yang maju-mundur kelubang kemaluan Mbak Vian. Teriakannya kini lebih teratur. Mbak Vian menikmati permainan yang kedua. Tidak sampai 15 menit kami sudah lemas menyambut datangnya orgasme yang kedua, dan air maniku bercampur dengan air kolam. Ohh Dik Wibawa, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa, mungkin karena Dik Wibawa orang Jawa, ini pengalamanku yang pertama. Mmmhhh, mau kan mengulangi lagi kapan-kapan?

Sejak itu aku selalu berhubungan rutin dengan Mbak Vian, dan selalu menemui sesuatu yang baru. Pengalamanku dengan cewek Chinese memang baru dengan Mbak Vian, dan itu sangat membekas. Demikian pembaca, mungkin cerita ini tidak merangsang nafsu seks anda, tapi kisah aku ini adalah pengalaman apa adanya. Kepada pembaca wanita, aku selalu ingin mencari suasana dan pengalaman seks yang baru dan bergairah. Dan kepada pembaca pria, kita bisa berbagi pengalaman. Kirimkan e-mail anda dengan berbagi komentar. Pasti aku balas.

ML DENGAN ADIK TIRI

Ceritaku ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.

Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

“Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku. Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku. “Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu. “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi. “Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku. “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang. “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu. “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

Baca Juga Cerita Dewasa Indonesia : CERITA KAMPUNG

Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya. “Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku. “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya. Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga. “Kalau ML?” tanyaku lagi. “Belom,” katanya, “Tapi.. kalo sendiri sich sering.” Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang. Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang. “Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing. “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya. “Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku. “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku. “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku. “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh. Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, aku mau keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

“Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku. “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya. Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya. “Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan. Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

“Jangan Ben.. entar aku hamil!” katanya tanpa berontak. “Kamu udah mens belom?” tanyaku. “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya. Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya, “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.” “Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelan-pelan, aa.. aach.. aachh..!” katanya berteriak nikmat. “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya. Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

“Ach.. a.. aa ach..” teriaknya. “Sakit lagi Ben.. a.. aa.. ach..” “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.

“Ben,. ach pengen.. ach.. a.. keluar lagi Ben..” katanya. “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku. “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang. “A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.” “Aku juga Say..” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak. “Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku. “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya. “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.”Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.” “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

Baca Juga Cerita Panas Terbaru : TINA ASISTEN DOKTER GIGI dan YANG HAUS SEX

Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

“Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang. “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya. “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku. “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku. “Aku emut yach.” Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan. “Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!” “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi. “Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.

Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya. “Aach.. achh..” desahnya ketika kutemukan klitorisnya. “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..” “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi. “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah. “Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach..” katanya sambil menikmati jilatanku. “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh..” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

“Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi. “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi. “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya. “Siap-siap yach!” “Ayo dech,” katanya. “Ach.. a.. ahh..” desahnya ketika kumasukkan penisku. “Pelan-pelan dong!” “Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang. “Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku. “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

“Sambil bercumbu dong Ben!” Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir. “Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah. “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.” “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan. “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh,” katanya terputus-putus. “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda. “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh.. aa.. ahh.. aku percepat yach Ben,” katanya.

Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya. “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung. “Achh.. ach.. bentar lagi nih.” “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya. “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya. Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan.. “Achh.. a.. achh.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya. “Aku juga Ben..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya. “Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.

“Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku. Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

———-

“Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya. “Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?” “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya. “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?” Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam. “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar. “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya. “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya. “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi. “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku. “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

“Loh inikan..?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku. “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.” Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain. “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar. “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya. “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat. “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal. Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri. “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya. Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku. “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.” “Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.

“Ben..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar. “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi. “Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri. “Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku. “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju. “Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya. “Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri. “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku. “Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku. “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri. “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi. Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku. “Lus, aku maenin vaginamu,” katanya. Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. aku keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Sekarang ganti Lusi yach,” kataku. Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan. “Ach.. aach..” desah Lusi. “Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya. “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku. “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi. Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga. “Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

“Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya. “Aku udah terangsang lagi.” Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya. “Gimana enak penisku ini?” tanyaku. “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”. “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku. “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya. “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi. “Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah. “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. bentar lagi..” “Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku. “Ach.. aach.. aku.. ach.. juga..” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan. “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.” “Aku juga ach,” kataku. “Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri. “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi. “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku. “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.

Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

Itulah cerita dewasa yang bisa diberikan oleh berita terbaru kali ini, semoga saja anda bisa mengambil semua hikmah yang terkandung didalam cerita dewasa tersebut, perlu diingat cerita ini khusus bagi anda yang sudah dewasa sekian dan terima kasih. Demikianlah cerita seks panas GELORA DI KOLAM RENANG dan ML DENGAN ADIK TIRI oleh cerita sex hot