BARU KENAL LANGSUNG DI ELUS

BARU KENAL LANGSUNG DI ELUS

Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini merupakan cerita sex panas yang mana adalah pengalaman waktu saya baru kerja di daerah kuningan. Saya masih ingat waktu itu awal April 2016, Jam sudah menunjukan jam 12.30 siang. Saya pergi ke tempat makan siang yang rada sepi. Pas sehabis lihat-lihat menu siang, saya lihat ada perempuan yang oke punya. Tingginya sekitar 170 cm, pakai sepatu yang haknya 7 cm. Rambutnya yang lebat di cat merah, panjangnya sepinggang. Bodinya yang molek juga motul (montok betul) dan kulitnya yang putih bersih, terbalut dengan setelan warna cyan, serta bajunya yang modis pakai belahan dada V yang menyiratkan buah dadanya yang penuh dan pakai rok mini. Yang menambah bikin nafsu kita saja kalau melihat pahanya yang mulus dan betisnya yang panjang.

Yang terbayang sama saya waktu itu bodinya yang menggiurkan dan payudaranya yang besar. Bayangkan ini perempuan ukurannya 36D 24 32, saya tegur itu perempuan, saya tanya ke dia, “Makan sendiri saja?” Dia tersenyum manis sekali, “Iya”, katanya, saya lihat matanya yang kelihatan ngesex sekali mengerling genit sambil senyum-senyum simpul penuh arti. Saya balas senyumnya. Sambil mengenalkan diri ke dia. Oh iya, namanya Katryn (nama samaran).

Lantas kita duduk makan siang sama-sama. Dia duduk di seberang saya, kita duduk berhadap-hadapan, dari hadapannya saya bisa mengintip ke isi belahan buah dadanya. Dia tambah salting saja sambil tersenyum risih menyadari pandangan saya yang nggak lepas-lepasnya dari dia punya barang. Pembicaraan kita masih biasa-biasa saja.

Tiba-tiba saya merasa di betis kaki saya sudah ada yang mengusap-usap lembut sekali, dan terus ke atas sampai ke ruitsluiting celokan saya, pas saya lihat, gila.. nih kaki telanjangnya sebelah kanan yang putih mulus sudah menyebrang sampai di atas “penis” saya. Kemudian pembicaraan kita beralih ke hal-hal yang menjurus-jurus dan berbau seks dan menyimpang.

Ngobrol punya ngobrol, sudah jam 02.30 siang, saya pikir wah kalau balik ke kantor nggak mungkin, mending sekalian saja baliknya besok.

“Habis ini mau kemana?” tanya saya.

“Nggak tau nih.. habis lunch saya bebas sih sampai selesai cuti.”

“Loh napa cuti?” tanya saya.

“Iya bosen sih kerja rutin terus nggak ada variasi”, katanya.

“Cuti berapa hari?” tanyaku.

BARU KENAL LANGSUNG DI ELUS

“Yah 2 hari saja, besok sama lusa”, jawabnya.

“Kebetulan nih”, pikir saya.

“Kita check in saja yuk!” katanya.”

“Apa sih?” kata saya belaga bego.

“Sudah ikut saja”, sahutnya cepat-cepat.

Dalam perjalanan dan di sela-sela lampu merah kita berdua beraksi, dia menuntun tangan saya untuk membelai-belai CD dan bra-nya sedang dia selalu melumat-lumat bibir dan mengulum-ngulum lidah saya.

Baca Juga Cerita Sex Terpanas : NGENTOT PRAMUGARI DI KAMAR GANTI dan THREESOME DENGAN TANTE

Akhirnya kita check-in di hotel “S” di bilangan segitiga emas Jakarta memakai KTP Nasional saya, setelah beres urusan check in, kita masuk ke kamar. Katryn bilang bahwa dia mau mandi dulu, terus saya tahan dia, saya bilang, “Nggak usah ah!, lama nanti..!” kata saya. Sambil memeluk Katryn serapat-rapatnya saya peluk dia erat-erat dan saya kecup serta mendaratkan ciuman-ciuman ke bibirnya yang merah basah. Katryn juga nggak kuasa buat menahan ciuman saya lama-lama, Katryn balas ciuman saya. Katryn pagut lidah saya dalam-dalam sementara tangannya melingkar di leher saya. Lantas saya pegang payudaranya yang hangat, dia tersenyum hangat dan menekan tubuhnya ke tubuh saya hingga buah dadanya yang tergencet menyembul keluar, “Suka khan?” katanya sambil memainkan dan melepaskan kancing-kancing bajunya, dengan tangan gemetaran saya bantu dia untuk melepas kancingnya satu per satu. Kaus dalam putihnya saya lepaskan sampai tinggal bra-nya yang tipe cup, saya rengkuh sekali gasak lepas sampai itu payudaranya yang besar, mancung dan kencang menantang lepas bebas, lantas saya remas-remas payudaranya sampai Katryn belingsatan keenakan.

Saya jilati puting payudaranya yang berwarna pink kecoklatan dan semakin lama semakin mengeras, saya tinggalkan cupang sebanyak-banyaknya, di kiri kanan payudaranya yang kenyal dan di perut dan pusar, lantas sambil cium-ciumi mengarah ke bawah, saya ploroti roknya hingga tinggal CD-nya yang berwarna merah darah, saya ciumi CD-nya. Saya lihat mukanya yang sudah merah, sekali-sekali saya lihat Katryn sudah menelan air liurnya tanda nafsunya sudah naik.

Katryn sudah tidak sabar untuk melepas semua kemeja saya, Katryn merenggut kerah saya sampai kancing-kancing kemeja saya hampir lepas semuanya. Sambil ciuman dia lepas underwear dan buka belt celokan saya. Saya juga buka ritsluiting celokan saya. sampai kita berdua sudah bugil.

Saya bopong dia ke atas tempat tidur sambil meneruskan ciuman saya dan mengulum bibir dan lidahnya yang terasa nikmat di mulut. Dia dorong badan saya ke atas spring bed, kemudian dia menjilati seluruh atas badan saya, saya merasa kegelian dijilat-jilat dan dicium-ciumi kayak gitu. Geli ah…!

Saya ambil inisiatif, saya cumbu dia mulai dari bibirnya yang basah, tangan saya mulai mengelus-elus ke pinggulnya, jari-jari saya mulai membelai-belai vaginanya, pas sampai di clit-nya dia menggeliat, kejutan ini membuat saya tambah terangsang melihat nafsu berahinya yang sudah menggebu-gebu karena bibir dan liang vaginanya sudah mulai basah dan hangat waktu saya tekan-tekan jari-jari saya ke dalam liang vaginanya, dia merem melek menikmati cumbuan-cumbuan saya di bibirnya. Semakin lama jari-jari saya semakin cepat bergerak-gerak membelai-belai bibir dan liang vaginanya, terus dia mengangkat-angkat pantatnya menyambut ketrampilan jari saya. Dia merintih-rintih, “Aahhnnggh.. huuahhngghh… sudah.. sudah.. saya sudah nggak tahan.. pakai penis kamu saja… cepet ngentotin saya dong…” katanya. Kasihan juga saya melihatnya. Akhirnya saya masukan penis saya perlahan-lahan ke dalam liang vaginanya yang sudah licin, “Oh nikmat banget..”, katanya. Saya teruskan penetrasi saya ke liang vaginanya, “Uhmm sempit amat nih vagina”, pikir saya. “Ayo dong masukin yang dalam..”, dia mendesah sambil menahan napas, tangannya terus menjaga dan membimbing “penis” saya berlabuh di vaginanya. Saya senggamain nih perempuan dan saya merasa ini vagina becek sekali. Kalau penetrasi licin begini saya tambah speed, goyangan saya semakin kencang, dia membalas iramanya dengan mengiringi goyangan saya. “Oh, augh genjot terus, yang keras dong..” katanya saya dengar desahannya. “Owhh… hhahh… nghhahh goyang yang keras! hhahh ennnakkkhh… mmhh enakkkh…”

Baca Juga Cerita Seks Panas : CEWEK BILYARD CANTIK dan TERBUAI KENIKMATAN SEKS

Terus Katryn bilang, “Mau spank nggak?” katanya. “Apa tuh”, kata saya. Katryn membimbing saya mencabut penis saya dari vaginanya terus dia jepit penis saya pakai payudaranya yang besar, terus dia bekap payudaranya di antara penis saya di sela-sela payudaranya. “Sudah, goyang dong…” katanya saya langsung mengerti maunya dia apa, langsung saya tarik dan sodok penis saya di sela-sela payudaranya yang kenyal dan hangat. Pas penis saya mau dekat ke mulutnya, dia jilat-jilati kepala penis saya, ih merinding saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. “Oooh! Yeaach…!” dia menggelinjang-gelinjang keenakan. Saya minta dia sekarang yang di atas, “Yeah this is it, this is all i want i want to get on top of you”, katanya. Akhirnya dia berjongkok dan nangkring tepat di atas penis saya, perlahan-lahan dia pegang penis saya dan dia tembak tepat di lubang vaginanya, perlahan-lahan pinggulnya mulai bergoyang-goyang hebat. Dia putar-putar pinggulnya seperti sekrup. Katryn memang ahli kalau bersetubuh dari atas. Dia terus goyang naik turun membuat nikmat penis saya, lantas dia mulai mencumbu dan mengulum bibir saya. Wah, rasanya nikmat banget, sampai saya rasanya sudah mau keluar terus saya tahan saja sedikit. Saya jambak rambutnya yang panjang dan saya tarik sampai bisa saya remas payudaranya yang besar. Geli juga waktu rambutnya yang panjang kena tangan saya, lantas saya singkap rambutnya ke samping dan ke belakang sambil membelai-belai rambutnya ke belakang. Lantas dia mainkan sendiri nipplenya, dia tarik-tarik seperti catapult, sedang saya mengelus-elus punggung dan pantatnya yang halus. Di sela-sela rambutnya yang terurai berantakan dan peluhnya yang sebesar jagung.

Dia bergoyang terus, lalu dia bilang, “Capek ah di atas”, Katryn cabut vaginanya dari penis saya yang menancap tegak lurus, kemudian pelan-pelan Katryn mengelus-elus penis saya yang sudah mulai menegang, terus dia kocok pelan-pelan penis saya pakai tangannya yang putih montok terus dia kocok-kocokan sampai penis saya sudah berdiri tegak, sebentar-sebentar dia genggam, kemudian dia cium-ciumi penis saya, nggak lama kemudian dia mulai mengulum-ngulum batang penis saya. Ehmm… nikmat memang kalau memainkan mukanya yang cantik, tapi rambutnya yang panjang menjuntai-juntai terurai bebas kena penis saya, membuat saya tambah terangsang dan kegelian. Dia ludahi penis saya, “Saya suka penismu, boleh kan saya jilati bijinya..” lantas dia mulai mengulum-ngulum biji-biji balon di bawah batang penis saya, terus dia gigit-gigit kecil. Gigitannya yang kecil-kecil ini yang membuat saya meringis kenikmatan campur kesakitan yang bikin saya takluk sama dia.

Terus Katryn ganti posisi doggy style, menunggu penis saya masuk ke vaginanya, akhirnya pelan-pelan dia bimbing penis saya masuk ke vaginanya. Saya dorong penis saya maju mundur, “Terus dong tekan, jangan berhenti” katanya. Saya goyang terus keenakan sambil terus saya elus-elus pantatnya, wah ini pantat bulat sekali, saya suka melihat ini pantat menari-nari indah, merasa keenakan pakai penis saya. Di depan mata saya saya lihat ada lubang lagi di atas vagina yang saya sodok, saya selipkan saja jari-jari saya di lubang itu. Saya lihat dia diam saja, dia merintih kenikmatan dan dia terus mendorong-dorong pantatnya ke belakang dan naik turun membuat saya merasa mau keluar lagi, buru-buru saya cabut penis saya dari lubang vaginanya, dia kaget. Sebelum dia berbicara apa-apa, saya cumbu dan kulum bibirnya sehingga dia yang merasa clit-nya yang sudah mulai horny lagi dia masih minta di teruskan doggy style-nya karena belum tuntas.

Katryn mendesah-desah kencang sekali. Saya bilang, “Ganti posisi yah..?” akhirnya kami sepakat lewat anal, saya mengambil inisiatif memindahkan penis saya to her ass hole. pelan-pelan saya masukan, penis saya to her ass sambil saya remas-remas pantatnya yang bulat dan sekal. Saya lihat dia memejamkan mata merasakan penis saya di lubang ass-nya. Dia sudah nggak sabar mulai menggerak-gerakan pinggulnya ke arah penis saya, saya sodok lubang ass-nya semakin lama semakin kencang goyangan dan sodokan saya, saya goyang pinggul saya ke kiri dan ke kanan, dia juga berbuat yang sama mengikuti irama persis seperti saya. Saya remas-remas lagi buah dadanya yang kenyal, dia menjerit “Auhgh, sialan!” Wah, dia kenapa nih? Saya cubit putingnya keras-keras, “Ooowhh… goyangin terus, cepat, jangan berhenti” katanya. Saya pikir saya nggak mau lama-lama main di ass karena bisa-bisa saya ketagihan. Saya cabut penis saya lagi dan pindah ke vaginanya dan melanjutkan doggy style, saya goyang semakin lama semakin kencang, dia juga balas tambah kenceng. Dia minta goyang yang keras dan kasar sampai dia merasa kesakitan. Saya turuti apa maunya. Makin lama goyangan kita semakin kencang, “Gue mau keluar…” saya berbisik bilang ke Katryn.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : SUTINI NAMANYA dan POLWAN YANG MANIS

Tiba-tiba dia berhenti terus mencabut vaginanya dari penis saya, sampai saya kaget, “Tenagnaja kita keluarin barengan”, saya terkejut mendengarnya, “Gila nih cewek… maniak seks kali ya? kamu nggak takut kena penyakit apa gitu..?” tanya saya. Katryn bilang biar awet muda dan supaya kulitnya jadi halus katanya. Saya sih antara percaya dan tidak percaya saja, mungkin cuma alasan dia untuk menelen sperma saja, pikir saya, “Dasar! kebanyakan makan sperma, nyaho nanti kamu?” saya ingatkan ke dia. “Biar saja.., kamu suka ngeliatnya khan?” dia balik bertanya. “Iya juga sih”, sahut saya. “Sudah diem kamu!” katanya sambil melanjutkan nafsunya buat menghisap penis saya yang masih tegak dan kepingin keluar. Saya bantu dia dengan menekan-nekan kepalanya. Saya lihat dia dengan tekun menambah nafsu saya sampai ke ubun-ubun. Saya lihat kepalanya yang naik turun dengan indah menghisap-hisap penis saya yang sudah hampir meledak-ledak, dengan bibirnya yang semakin cantik kalau lagi kembang-kempis, dia hisap sambil sekali-sekali menjilat-jilat pinggir batang penis saya pakai lidahnya yang liar dan ganas. Ini memang pemandangan indah yang tidak bisa dilupakan. Saya belai-belai saja rambutnya, sementara dia lagi sibuk menekuni penis saya.

Tiba-tiba penis saya tambah menegang dan crottt… Crott… sperma saya muncrat di dalam mulutnya, terasa sperma saya mengalir di dalam mulutnya. Pasti benar ada yang Katryn telan, terus dia membuka mulutnya sambil menunggu sperma-sperma saya mendarat di ujung lidahnya, setelah selesai muncrat lalu dia menjilat-jilat kepala penis saya sampai bersih sekali hingga tinggal sisa-sisa cairan ludahnya saja yang menempel. Mukanya yang sudah memerah dan ngesex sekali membuat saya tambah nafsu lagi sama dia, saya sodok-sodok saja penis saya ke mukanya lagi, saya dorong-dorong saja kepalanya terasa dengusan napasnya yang terengah-engah yang hinggap di batang penis saya.

Setelah itu Katryn minta gantian supaya dihisap clit-nya sama saya, maksudnya jadi posisi 69. Mulai sudah saya jilat-jilati clit-nya pakai ujung lidah saya, nggak kebayang deh rasanya, terus saya cium-ciumi vaginanya, memang ada baunya yang khas, “mmhmmh.. nikmat sekali bikin gue ketagihan” Saya mulai makan vaginanya saya gigit-gigit kecil. Katryn kelihatan mulai sempoyongan dan mulai menjerit-jerit keenakan, “Huuaahh…” jeritannya yang keras membuat saya tambah nafsu dan kemudian saya percepat gerakan lidah saya yang menjilat-jilat clit-nya, semua clit-nya yang sudah basah membanjiri vaginanya habis saya jilat, “Eennggghh.. hhnggg… haannggghh!”

Kemudian Katryn berhenti dan minta penis saya dimasukan lagi ke vaginanya. Saya menurut saja, padahal penis saya sudah mau relaks. Dengan susah payah kita berdua berusaha memasukan penis saya ke vaginanya. Setelah berhasil, dia mencoba menggoyang-goyangkan pinggulnya sedikit tapi akhirnya saya diamkan saja, dia kerja keras sendirian sampai dia lemas sendiri tapi dia tidak mencabut vaginanya dari penis saya. Saya juga begitu, habis rasanya “nikmat” sih. Jelas kita sepakat mempertahankan “status quo” seperti begini penis saya di vaginanya, vaginanya di penis saya. Tidak lama kemudian badan dan penis saya sudah lemas, tapi dia masih nafsu saja sama saya, akhirnya saya minta istirahat sambil cium-ciuman sama dia. Dia mengulum bibir saya lama-lama, terus saya juga membalas sambil memainkan lidah kita berdua, benar-benar mengasyikkan.

6 menit kemudian penis saya mulai menegang lagi, dia teriak kegirangan, “hhaahh, dia minta spank lagi. Terus saya tindih badannya, saya di atas dia di bawah. Gerakan dan goyangan kita semakin lama semakin kencang, tidak lama kemudian saya mulai terasa mau keluar lagi, “Gue mau keluar lagi..” “Keluar lagi?” tanyanya sambil mengerling genit ke saya, terus Katryn bilang ke saya Hun, “Gimana rasanya, nikmat kan..” “Maksudmu?” saya tanya ke dia, “Enak banget, sedot yang kuat dong..” saya menyahut. Saya pikir, “Oke deh kalau itu maumu…” Katryn berhenti lagi, lalu dia menghisap dan melahap habis penis saya sambil dia mengkocok-kocok penis saya. Saya bilang ke dia, “Stop, I’m cumming…” saya cabut penis saya dari mulutnya yang rakus, saya kocokan penis saya sampai mau keluar saya keluarkan sudah sperma saya di atas breastnya yang bulat dan montok sekali. Itu sperma muncrat dan mendarat di mukanya, membasahkan semua mukanya, leher, rambut, dada, dan nipplenya. “Wow, banyak banget…” katanya terus dia gosok-gosokan sperma-spermanya pakai tangan ke seluruh badan, terus dia jilat-jilati tangannya sambil senyum-senyum kesenengan. Dengan muka kemerah-merahan

“Saya suka penismu!” katanya. Saya rasa Katryn mengalami multiple orgasme sama saya.

Katryn bilang bahwa dia suka saya, kemudian dia lebih suka memanggil nama saya Steve (bacanya sih Stif)

PERGAULAN KERJA DI PABRIK

 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pergaulan pabrik dalam hal sex lebih berani daripada ‘anak gaul’ di perkotaan. Aku sebagai pengawas kadang-kadang ingin juga menikmati keringat anak buahku yang tidak kenal parfum. Hanya saja aku kuatir tidak dapat bertindak adil kepada seluruh karyawan/ti, kalau saja perhatian dan penilaianku bukan berdasarkan pekerjaan malah berdasarkan bisa atau tidaknya ‘dipakai’.

Lagian aku tidak mau dimanfaatkan oleh bawahanku hanya karena mencicipi kenikmatan sesaat. Jadi aku hanya dapat melihat pergaulan anak buahku yang rata-rata berani. Di depan umum saja seenaknya main tepuk pantat karyawati yang bahenol, bagaimana kalau di tempat tersembunyi? Entah, sudah beberapa pasang anak buahku yang menikah karena ‘kecelakaan’, dan entah sudah berapa pasang yang disidang oleh security karena tertangkap ‘mojok’.

Tapi dari sekian ratus karyawati ada seorang yang menjadi primadona, namanya sebut saja Linda (nama samaran). Belum lama jadi karyawati, pernah berkerja sebagai kasir di NAGA swalayan, pendidikannya termasuk lumayan untuk ukuran buruh yaitu SMEA, wajahnya sepintas mirip Iis Dahlia penyanyi dangdut kenamaan (Kenal nggak..?).

Pokoknya cantik, hidungnya mancung, bibirnya sensual dan berkumis halus. Alis matanya tebal rapih tanpa cukuran, rambutnya hitam sebahu, kulitnya putih mulus, dadanya perkiraanku 36B. Cuma sayangnya pantatnya kurang bahenol, meskipun pinggangnya ramping, tapi justru berdasarkan pengalamanku pantat yang model begini yang dapat memberikan kepuasan maksimal dalam persetubuhan. Biasanya yang pantatnya bahenol cuma enak dipandang tapi kurang sip untuk dinikmati.

Linda orangnya tidak sombong dan mudah bergaul dengan siapa saja, murah senyum, dan kelihatannya ‘jinak’. Gaya bicaranya seperti menggoda. Aku sendiri setelah berpikir panjang akhirnya mengambil keputusan untuk mendekatinya. Pendekatan pertama waktu jam istirahat.

Kebetulan dia sedang makan di kantin, dan hanya ada beberapa orang saja yang makan di situ (mungkin harganya mahal, sehingga sebagian besar karyawan/ti makannya di luar pabrik).

“Mari makan, Pak..!” Linda langsung berbasa-basi ketika aku datang.

“Terima kasih..,” aku menjawab tawarannya dan langsung memesan makanan dan minuman.

Kami terlibat dalam obrolan yang mengasyikan sampai tak terasa jam istirahat berakhir. Aku membayarkan semua makanan termasuk teman-teman Linda (yang begini aku sudah biasa, jadi teman-teman Linda tak curiga sedikitpun bahwa aku ada maksud tertentu).

Ternyata makan siang itu adalah awal dari segalanya. Aku jadi sering ‘sengaja’ makan siang di kantin supaya dapat memandang wajahnya yang cantik. Dan pada pertemuan yang kesekian kalinya aku mencoba mengajaknya makan di luar. Ternyata dia ok saja, bahkan waktu aku tawarkan untuk menjemput di rumahnya, dia malah tidak mau, dan minta dijemput di tempat yang dia tentukan. Wah, aku sih tambah senang jadi tidak ‘terikat’.

Sore itu sepulang jam kerja, aku menemuinya di tempat yang telah dijanjikan. Ternyata dia sudah ada di sana. Penampilannya kali ini jauh berbeda dengan penampilannya saat kerja. Jeans dan kaos ketat yang dipakainya membuat jakunku naik-turun. Bagaimana tidak? Buah dadanya yang memang besar seperti mau loncat dari dadanya. Sepanjang perjalanan aku tak dapat berkonsentrasi menyetir.

Pikiranku dipenuhi dengan ‘permainan’ seks yang akan kami lakukan, serta kenikmatan yang sebentar lagi kurasakan. Tapi aku juga agak takut bila dia menolak. Akhirnya aku belokkan mobilku ke arah rumah makan Kalasan untuk pendekatan lebih dalam. Kami mengobrol tak tentu arah bagai sepasang kekasih. Juga tentang ekonomi keluarganya yang morat-marit sejak ditinggal pergi ayahnya. Bahkan selesai makan dan aku membayar Rp 80.000,- dia agak terkejut.

“Wah, sayang banget, Pak..! Makan begitu saja 80.000…”

“Memangnya kenapa..?” aku balik bertanya.

“Ah, nggak sih. Saya jadi ingat adik saya yang belum bayar SPP 3 bulan.”

Aku baru mengerti bahwa meskipun dia tidak kentara seperti orang susah, tapi sesungguhnya dia amat tersiksa dengan jerat kemiskinan yang dialaminya. Aku jadi tergugah mendengarnya.

“Memang berapa SPP adik kamu sebulan..?”

“40.000” jawabnya pendek.

Aku keluarkan dompetku dan memberikan Rp 200.000,-

“Nih, untuk bayar SPP adik kamu.”

“Nggak usah, Pak..!” dia bersikeras menolak.

Aku sedikit memaksanya dan akhirnya dia menerima.

“Tapi, Bapak Ikhlas dan tanpa pamrih..?”

“Iya..,” meskipun ada sedikit pamrih, kan tidak mungkin aku ungkapkan, batinku dalam hati.

Setelah makan, Aku mengajaknya ke pantai dan duduk berdua ditemani riak gelombang dan semilir angin yang menerpa wajah kami.

“Lin, kalau sedang berdua begini, kamu jangan panggil ‘Bapak’. Panggil aja ‘Kakak’, ok..?”

“Eh, ya Pak. Eh.. ya Kak.”

Aku melingkari tanganku di pundaknya, dia tampak sedikit grogi.

“Jangan Kak, Linda malu..,” tangannya berusaha menepis tanganku.

“Tidak mengapa, kan nggak ada orang.”

“Tidak! Linda tidak mau.”

Aku mengalah dan hanya mengobrol saja.

“Memangnya kamu belum pernah pacaran..?” tanyaku.

“Sudah, tapi belum pernah sedikitpun Linda bersentuhan dengan pacar Linda.”

Aku menangguk mengerti. Berarti gadis ini masih suci, otak iblisku langsung berfikir keras.

“Sebentar ya, Lin. Kakak mau cari minuman dulu.”

Aku beranjak, dan membeli 2 kaleng sprite di counter-counter yang banyak bertebaran di pinggir pantai. Kukeluarkan serbuk perangsang yang kusiapkan dari rumah, dan kutaburkan di minumannya.

“Lin, ini minumannya..,” aku menawarkan.

Tanpa curiga sedikitpun Linda langsung meminumnya. Aku tersenyum dalam hati. Tak lama reaksinya mulai kelihatan. Aku lihat tubuhnya berkeringat.

“Kak, kepala Linda agak pusing. Pulang yuk..!”

“Baru jam 07:00, ntar aja yah..?”

Linda semakin banyak meminum sprite yang sudah kutaburkan serbuk, dan mungkin akibat terlalu banyak Linda tak sadarkan diri. Aku sedikit panik. Aku segera memapahnya ke Cottage terdekat. Aku diam sejenak memikirkan apa yang harus kulakukan. Mumpung dia tak sadar, aku segera melepaskan kaos ketat yang dipakainya. Tampak branya sudah tak cukup menampung buah dadanya yang besar dan putih. Bulu ketiaknya sangat lebat dan hitam, kontras dengan kulitnya yang putih. Nafasku semakin memburu terbawa nafsu. Kulumat bibirnya yang sensual, kuciumi lehernya, kupingnya dan seluruh tubuhnya hingga Linda bugil tanpa sehelai benang pun melekat pada tubuhnya. Sambil melepas pakaianku sendiri, aku memandangi keindahan tubuhnya, terutama buah dadanya dan kemaluannya yang amat rimbun.

Setelah sama-sama bugil, aku kembali mencumbunya, meskipun dia belum siuman dan seperti orang mati tapi aku tak perduli. Kugunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Putingnya yang kemerahan kulumat dengan rakusnya, kuhisap dalam-dalam. Lidahku menari-nari menelusuri keindahan lekuk-lekuk tubuhnya. Aroma ketiaknya yang khas tanpa parfum pun tak luput dari ciumanku, sampai pada lipatan pahanya yang penuh dengan hutan rimbun. Lidahku menyibak rerumputannya, dan tampak segaris kemaluannya yang kelihatannya masih rapat. Lidahku terus mencar-cari klitorisnya.

Setelah ketemu, lidahku mengitarinya dan kadang menghisap lembut, sampai aku sendiri sudah tak tahan dan dengan kuat kuhisap klitorisnya. Aku terkejut. Ternyata rambutku tiba-tiba ada yang meremas kuat

“Ahhh.., terus Kak..!” Linda ternyata sudah siuman dan mulai merasa keenakan.

Aku semakin semangat. Jari-jariku langsung bergerak ke arah buah dadanya dan kupilin-pilin kedua putingnya, sementara lidahku semakin asyik mendorong untuk masuk ke liang kemaluannya. Tapi sungguh sulit sekali rasanya. Kemaluannya sama sekali tidak ada lubang.

Linda semakin merintih tidak karuan. Secara reflek tangannya mencari pegangan. Kuarahkan senjataku yang sudah meregang kaku ke jarinya, dan Linda dengan kuatnya menarik senjataku. Aku merasakan kenikmatan. Percumbuan kami kian panas. Lumatan bibirku di bibirnya disambut dengan rakusnya. Sepertinya Linda benar-benar terpengaruh kuat oleh obat yang kuberikan. Bahkan dia sudah mengangkangkan pahanya dan membimbing senjataku untuk memasuki lembahnya, dan menarik pinggulku agar senjataku terdorong. Tapi aku mencoba menahannya karena aku yakin Linda masih dalam pengaruh obat. Aku menarik nafas panjang dan menenangkan debar jantungku.

Linda terus memaksa… Aku semakin bimbang. Bagaimanapun juga aku masih punya nurani. Aku tak mau merusak kegadisan orang, apalagi sampai merusak masa depannya. Aku kuatkan hati dan bangkit dari lingkaran nafsu yang telah membelenggu kami berdua. Aku ambil air segayung dan menyiram kepalaku dan kepala Linda. Nafsuku yang sudah memuncak langsung drop, dan Linda sendiri kelihatannya mulai sadar, dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

“Oh, apa yang terjadi..?” Linda panik, bangkit dan memukul dadaku. Aku mencoba bersabar.

“Kakak jahat..” Linda semakin kencang memukulku, aku merangkul tubuhnya.

“Sabar sayang, semua belum terjadi.”

“Tapi tubuh Linda sudah kotor. Kakak kejam menjebak Linda.”

“Siapa yang menjebak Linda?”

Setelah suasana agak reda, aku baru menjelaskan kepadanya (tentunya berbohong) bahwa semua yang terjadi adalah kehendak dia sendiri yang memancing gairahku. Bahkan aku malah yang menolaknya, dan memang Linda dalam keadaan setengah sadar dan seperti bermimpi juga mengiyakan bahwa aku yang menolaknya.

Sejak kejadian itu Linda semakin akrab denganku. Meskipun akhirnya dia tahu bahwa aku sudah mempunyai pacar yang sudah seperti istri, tapi dia tidak dapat melupakanku karena aku yang pertama menjamah tubuhnya.

Ternyata aku orangnya gampang jatuh cinta, tapi gampang juga bosan. Hubungan yang semakin erat dengan Linda dan hanya sebatas (maksimal) oral, membuatku jenuh, sementara untuk bertindak lebih dari oral aku tidak berani karena terbentur virginitas yang kuanggap masih perlu dijunjung meskipun hanya sekedar untuk membuktikan kepada suaminya bahwa dia dapat menjaga diri. Sebenarnya aku lebih suka dengan Linda dari pada pacarku yang sebentar lagi akan married denganku, tapi kan tidak mungkin aku memalingkan seluruh hidupku kepada Linda, sedangkan pacarku sudah jalan hampir 5 tahun denganku.

Kesetiaan serta pengorbanannya sudah benar-benar teruji selama kurun waktu tersebut dan hubungan kami sudah seperti suami istri. Untunglah Linda pun mengerti dan menyadari konsep pemikiranku, hingga secara perlahan Linda mulai menjauh dan mendapatkan penggantiku. Meskipun hatiku sempat panas juga melihat dia mesra dengan lelaki lain tapi aku harus iklas (Selamat berbahagia Linda).

Kembali aku menjalani rutinitas kehidupanku sehari-hari yang sangat menjemukan, hingga akhirnya aku menemukan sesuatu yang baru dan benar-benar baru dalam kehidupanku. Waktu itu aku sedang santai membaca iklan di harian Poskota untuk menukar mobilku. Tak sengaja aku melihat iklan panti pijat dan dari sekian puluh iklan, ada beberapa yang menyediakan pijat khusus untuk wanita dengan tenaga pria. Aku berpikir pasti ini iklan gigolo terselubung. Aku langsung mendapatkan ide untuk mengiklankan diri. Uang dapat, seks dapat. Wah, pasti asyik. Hari itu juga aku langsung pasang iklan dengan nomor pager dan HP untuk terbit besok.

Semalaman aku tak dapat tidur memikirkan pengalaman baru apa yang akan kualami besok, hingga tanpa sadar aku jatuh tertidur.

“Kring…” Suara weker di kamarku mengagetkanku.

Buru-buru aku mematikan dering weker yang selalu setia mengingatkanku untuk disiplin dalam kerja. Aku duduk sejenak untuk menyesuaikan tubuh dan jiwaku ke alam pagi yang cerah. Aku teringat bahwa hari ini aku pasang iklan. Cepat-cepat kuaktifkan HP dan pagerku. Sekian menit kutunggu tak ada yang masuk.

“Ah, mungkin masih terlalu pagi,” pikirku.

Memang sih saat ini baru pukul 06:00 pagi. Tidak mungkin ada orang yang butuh di ‘pijat’. Aku tersenyum sendiri dan langsung menuju kamar mandi untuk siap-siap ke kantor.

Waktu yang berjalan di kantor terasa lama sekali. Mungkin akibat aku terlalu mengharap order masuk. Sekitar pukul 10:00, melodi JIKA-nya Melly berkumandang di HP-ku. Aku lihat sepintas nomor si penelpon tidak kukenal.

“Hallo..,” sapaku seramah mungkin.

“La..! Gimana sih pesanan gua belum dikirim.”

Aku kaget setengah mati. Ternyata yang ngebel adalah Pak Daniel teman bisnisku yang paling akrab dan menanyakan sikat gigi hotel pesanannya.

“Lho, Pak Daniel dimana..?”

“Gua lagi di rumah saudara nih. Gimana, udah ada kabar belum..?”

“Eh ya, besok kayanya baru bisa kirim. Itupun sore..!” jawabku.

“Yah wis, gua tunggu yah. Jangan sampai gagal lagi..!”

“Iya! Beres boss!”

“Iya wis, thank’s yah..!”

Aku jadi geli sendiri. Aku pikir ada ‘order’, tidak tahunya order juga sih, tapi bukan yang lagi kutunggu. Tak lama gantian pagerku bergetar. Aku segera membaca pesan yang tertera.

“Hubungi saya di 546xxxx. Saya tertarik dengan Anda.” pengirimnya Ibu Ella.

Aku bersorak gembira dan tak buang waktu lagi, kuhubungi juga saat itu dari ruangan kantorku.

“Hallo..,” terdengar suara wanita di gagang telponku.

“Selamat siang. Bisa bicara dengan Ibu Ella..?”

“Dari mana yah..?”

“Dari Rudy, Bu..!” (Oh ya aku iklan pakai nama Rudy)

“Oh ya. Kamu masih kuliah atau kerja..?”

“Saya sudah kerja, Bu..!” jawabku sopan.

“Eh, jangan panggil saya Ibu. Panggil aja Tante, ok..?”

“Iya, Tante.”

“Kamu udah lama jadi pemijat..?”

“Baru ini kali, Tante..” jawabku jujur.

“Usia kamu berapa..?”

“26, Tante.”

Obrolan kami semakin ngalor ngidul, bahkan Tante Ella menanyakan size aku segala. Pokoknya semua data tentang aku dikorek habis-habisan. Dan sepertinya dia puas dengan data diriku. Bahkan dia mulai membuka data dirinya, bahwa dia adalah istri seorang pria kaya raya yang mempunyai banyak perusahaan. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu di apartemennya (sewa atau beli aku tidak tahu) di daerah Ancol, Jakarta utara.

Tepat jam 11:00 siang aku keluar kantor. Dengan alasan dinas luar aku memacu mobilku. Sampai di lobi apartemennya, aku mencari-cari Tante Ella yang katanya memakai jeans, dan kaos biru.Sampai mataku lelah memandang, aku belum dapat menemukan sosok yang kucari. Aku mulai putus asa. Satu jam sudah aku menunggu, namun baru saja aku beranjak dari bangku dan ingin pulang, pundakku ditepuk seseorang.

“Rudy, yah..?”

Aku berbalik, dan ternyata sosok yang kucari sudah di depan mata. Celana jeans dan kaos ketat biru. Tapi alamakkkk. Wajahnya sudah banyak keriput, kutaksir usianya 50-an. Kaos ketatnya banyak tonjolan-tonjolan lemak di pinggang dan perutnya, dan yang bikin aku shock orangnya pendek dan gemuk.

“Kenapa, nggak suka..?” suara Tante Ella menyadarkanku dari keterkejutanku.

“Ach, nggak. Tante cantik,” ujarku melawan kata batinku.

Tante Ella mengajakku minum di pinggir kolam renang yang tersedia di apartemen situ. Obrolan kami ngalor ngidul, sementara aku berusaha tidak membuatnya kecewa dengan segala kebohonganku.Akhirnya acara puncak pun tiba. Tante Ella menggiringku memasuki apartemennya yang luas. Aku masih bingung dan seperti orang bodoh, sementara Tante Ella sudah membuka seluruh pakaiannya hingga bugil, dan tengkurap di ranjang. Dengan tangan gemetar aku mulai melakukan pijatan-pijatan lembut di pundaknya. Tapi rupanya Tante Ella memang niatnya ‘main’ dari awalnya. Makanya baru 2 menit aku melakukan pijatan, tante Ella langsung mengerjai tubuhku. Kemeja dan celanaku sudah melayang ke lantai, dan sebagai wanita cukup umur Tante Ella paham sekali mana daerah sensitif lelaki.

Kini aku yang berbalik dipijatnya. Sapuan lidah Tante Ella yang basah di sekujur tubuhku membuatku lupa. Nafsuku yang tadinya drop perlahan mulai bangkit. Senjataku yang sudah tegang dilumatnya dan tanpa permisi lagi Tante Ella langsung menaiki tubuhku dan menduduki senjataku yang sudah mengacung.

“Sleeep..,” senjataku memasuki liang kewanitaan Tante Ella.

Lumayan seret. Kupejamkan mataku membayangkan bahwa yang berada di atasku adalah Nafa Urbach, sementara Tante Ella semakin ganas bergerak liar dan menggoyangkan pinggulnya sambil menjilati dadaku.

“Ufh..,” nikmatnya luar biasa.

Aku mencoba bertahan. Dan tak lebih dari 10 menit seluruh tubuh Tante Ella seperti bergetar dan mengejang melepaskan orgasmenya yang pertama.

“Accchh, Rud..,”

Tante Ella merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku yang ingin segera menuntaskan hasratku memeluk tubuhnya. Namun nafsuku mendadak drop kembali saat kenyataan yang aku rasakan di tanganku tidaklah kencang dan kenyal, tapi lembek dan penuh lemak. Nafsuku drop. Senjataku secara perlahan mengecil kembali. Aku rebah di samping tubuh Tante Ella dan memandang langit-langit sambil merenungi yang baru saja terjadi.

“Tit…” pagerku yang berada di kantong celanaku yang berhamburan di lantai berbunyi sekali, pertanda ada pesan yang belum terbaca.

Aku segera melompat dari ranjang dan membaca pesan yang masuk.

“Saya tertarik dengan anda, harap hubungi saya di 424xxxx dari Yenny.”

“Kenapa, Rud..? Ada order lagi yah..?” rupanya Tante Ella sudah bangkit dari kelelahannya.

“Ah nggak, Tante. Kebetulan saja ada saudara saya yang lagi perlu dengan saya,” aku mencoba berbohong.

“Kenapa dia nggak hubungi HP kamu..?”

Aku agak gugup juga. Untunglah aku dapat menguasai keadaan.

“Mungkin nggak dapat signal, Tante.”

“Maaf Tante, saya mungkin nggak bisa lama-lama. Saya harus kembali ke kantor.”

Tanpa meminta persetujuannya aku segera mandi dan langsung merapihkan diri.

Selesai merapihkan diri, kulihat Tante Ella masih dalam keadaan bugil. Tampak sekali bentuk tubuhnya yang… apa lagi saat dia berjalan dan mengambil sesuatu di tasnya.

“Nih untuk kamu Rud..!” Tante Ella rupanya mengambil uang di Tasnya untukku.

“Nggak usah Tante…” aku mencoba menolak.

“Tidak apa-apa, Tante puas dengan permainan kamu, Rud.”

Tante Ella memaksa dan memasukkan uang tersebut di kantong celanaku. Setelah berbasa-basi akan menghubungi kembali dan mengucapkan terima kasih, aku segera pergi dan langsung menuju parkiran, “Bebas sudah aku,” pikirku.

Baru saja pantatku duduk di belakang setir, pagerku berbunyi kembali.

“Saya janda usia 35 tahun, bersih, putih dan sexy, harap hubungi saya di 08169xxxxx.”

Wah, ramai juga nih order, namun mengingat aku banyak kerjaan di kantor dan aku takut ketemu yang seperti Tante Ella, aku cuekin pesan itu sementara dan kembali ke kantor.Terus… (Kalau tidak salah waktu itu aku dapat 6 orang tante dan 4 di antaranya seperti Tante Ella, yang 2-nya agak bagus. Ada satu yang berdua dengan suaminya. Pokoknya benar-benar pengalaman baru. Demikianlah cerita sex panas BARU KENAL LANGSUNG DI ELUS oleh cerita sex hot