Cerita Seks Kenikmatan Bercinta Dengan Mahasiswa

Cerita Seks, Cerita Skandal, Cerita Selingkuh – Sebut saja namaku Ria, seorang perempuan yang sudah berusia 40 tahun dan sudah bersuami. Menurut tidak sedikit teman, aku ialah wanita yang lumayan cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa ialah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku lumayan bulat dan mengandung dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 pun tampak padat dan serasi dengan format tubuhku.

Kata orang tubuhku laksana artis Minarti Atmanegara yang format tubuhnya tetap estetis diusia yang sudah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada suatu toserba yang lumayan besar dikotaku. Sehingga aku tidak sedikit mengenal tidak sedikit relasi dari semua pekerja perusahaan beda yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku pun menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah cerita yang bakal kisah estetis aku dan Hendra kesatu kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku adalahseorang perempuan setia pada suami.

Aku berprinsip, tidak terdapat laki-laki beda yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang paling kucintai. Dan sebelum cerita ini terjadi, aku memang tidak jarang kali dapat mengawal kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan pria lain adalahpantangan buatku. Tetapi begitulah, sejumlah bulan terakhir suamiku tidak cukup dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti keletihan dan langsung istirahat.

Baca Juga Cerita Hot Terbaru : Cerita Seks Selingkuhan Yang Memuaskan

Mungkin karena usia kami yang lumayan jauh sekitar 20 tahun. Mau tak mau aku cuma bisa masturbasi dengan jari sambil membayangkan suamiku ngentot memekku. Tapi tak senikmat kenyataan. Sampai kesudahannya datang seorang mahasiswa yang hendak PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pemandu mahasiswa itu oleh bosku. Mahasiswa tersebut memperkenalkan dirinya mempunyai nama Hendra. KuperhRian dia dari atas hingga bawah, lumayan lumayan penampilannya. Hendra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya selama 178 cm. Sungguh aku tidak memiliki pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada tadinya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Hendra tidak jarang kali bersikap baik padaku.

Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia paling pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku tidak jarang meminta Hendra membantuku lembur dikantor. Dan andai begitu seringkali aku bercerita mengenai kehidupan lokasi tinggal tanggaku. Sampai-sampai hal diatas lokasi tidur kuceritakan padanya. Karna Hendra paling pandai memancing. Hingga sebuah ketika, sesudah sebulan Ia PI dikantorku.

Sewaktu aku sedang lembur menghitung finansial bulanan perusahaan, Hendra datang menghampiriku. ” Misi Bu, dapat ganggu gak? ” Tegur Hendra sopan. ” Ya terdapat apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada sejumlah yang saya gak ngerti dapat dijelaskan gak Bu? ” Hendra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya tidak cukup paham ” aku membalas lalu menyuruhnya guna duduk disampingku disofa. Lalu aku menyerahkan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia mohon penjelasan dariku tersebut akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu Ria inginkan nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, kriterianya hadiahnya mesti tidak sedikit ya” Jawabku bergurau. ” Saya pun punya kriteria Bu, hadiah ini bakal saya berikan kalo Bu Ria inginkan memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma tersebut syaratnya Ibu inginkan ” Kataku seraya memejamkan mata. ” Awas tidak boleh buka mata hingga saya menyerahkan aba-aba..! ” Kata Hendra lagi.

Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang bakal diberikannya. tetapi, ya ampun, pada ketika mataku terpejam, tiba-tiba aku menikmati ada benda yang empuk menyentuh bibirku. Tidak melulu menyentuh, benda tersebut juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Hendra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Hendra paling dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah tersebut aku tidak berjuang mengindar. Untuk sejumlah lama, Hendra masih melumat bibirku.

Kalo inginkan jujur aku pun ikut menikmatinya. Bahkan sejumlah saat secara refleks aku pun membalas melumat bibir Hendra. Sampai lantas aku tersadar, kemudian ku dorong dada Hendra sampai ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Ria, barangkali saya terlampau nekat. Seharusnya saya sadar Ibu telah bersuami. Tapi berikut kenyataannya, Aku sayang sama Bu Ria ” Ujarnya lirih seraya meninggalkanku. Seketika tersebut aku merasa paling menyesal, aku merasa sudah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa laksana masih terulang sejumlah kali. Beberapa kali andai Hendra konsultasi denganku, ia selalu menyerahkan “hadiah” laksana itu. Tentu tersebut dilakukannya jiak tak terdapat orang yang melihat. Meskipun pada kesudahannya aku menolaknya, namun anehnya, aku tidak pernah marah dengan tindakan Hendra itu.

Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sampai-sampai menerima begitu saja seluruh perbuatannya padaku. Ataukah aku sudah jatuh cinta pada pada Hendra, pemuda yang usianya jauh bertolak belakang namun sangat unik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Hendra. Hingga pada hari terakhir prakteknya, Hendra mengajakku jalan- jalan.

Awalnya aku menolaknya, aku khawatir bila kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan dalil bahwa tersebut hari terakhir praktek, Hendra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan kriteria jangan ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Hendra kesudahannya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang sahabat untuk menuntaskan lemburan kantor. Ikut pun teman kuliah Hendra bareng pacarnya.

Awalnya aku protes, setelah diterangkan panjang lebar kesudahannya aku inginkan ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat memakai mobil milik sahabat Hendra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang lumayan jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih lokasi yang jauh dari kota, supaya tidak mengundang ketidakpercayaan tetangga, family dan khususnya suamiku. Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar tempat wisata, Hendra dan kawannya menyuruh istirahat disebuah losmen.

Kawan Hendra tadi dan pacarnya mencarter satu kamar, dan kedua orang tersebut langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum dua-duanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu masa-masa pacaran pun begitu, jadi aku maklum saja. Hendra menyewa pun satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya pun berniat mencarter kamar sendiri akan namun Hendra melarangku. ” Ngapain boros-boros? bila sekedar tidur satu kamar saja. Tuh bed- nya terdapat dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang dicarter Hendra. Walaupun sebetulnya aku merasa paling tidak enak hati.

Kami membual tertawa cekikikan membicarakan sahabat Hendra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, sahabat Hendra dan pacarnya sengaja mendesah-desah sampai kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan pun mendengar desahan dari kamar sebelah yang serupa suara orang megap-megap itu. Entah mengapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan tersebut dan menginginkan apa ayng sedang mereka kerjakan dikamar sebelah. Untuk sejumlah saat, aku dan Hendra diam terpaku.

Tiba-tiba Hendra unik tanganku sampai-sampai aku terduduk dipangkuan Hendra yang saat tersebut sedang duduk ditepi lokasi tidur. Tanpa berbicara apa-apa dia langsung menghirup bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku pun membiarkan ketika bibir dan kumis halus Hendra menempel kebibirku hingga sejumlah saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Hendra melumat mulutku. Lidah Hendra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik nyaris semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak tersebut darahku laksana berdesir, sedangkan bulu tengkukku merinding.

Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada Hendra agar ia mencungkil pelukannya padak diriku. ” Ndra, tidak boleh Ndra, ini enggak layak kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Hendra memang melepas ciumannya dibibirku, namun kedua tangannya yangm kekar dan powerful masih tetap mendekap pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak layak Bu, toh Bu Ria gak puas sama suami Ibu. Aku bakal muasin Ibu ” Ujar Hendra yang terdengar laksana desahan. Setelah tersebut Hendra pulang mendaratkan ciuman.

Ia menjilati dan menciumi semua wajahku, kemudian merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, tetapi perlahan tapi tentu nafsu birahi semakin powerful menguasaiku. Harus kuakui, Hendra paling pandai menyalakan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar sudah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Hendra sendiri tampaknya pun mulai terangsang. Aku bisa merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak powerful unruk menyangga erangan.

Maka aku juga mendesis-desis guna menahan kesenangan yang mulai menghanguskan kesadaranku. Setelah tersebut tiba-tiba tangan Hendra yang kekar tersebut membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih tersebut terbuka didepan Hendra. Secara refleks aku masih jajaki berontak. ” Cukup Ndra! Jangan hingga kesitu Ibu takut..” Kataku seraya meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak terdapat yang tahu, percaya sama Hendra Bu. Aku bakal memuaskan Bu Ria ” Jawab Hendra dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Hendra yang sudah melepas bajuku, sekarang ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berjuang meronta, tetapi tidak bermanfaat sama sekali.

Sebab tubuh Hendra yang tegap dan kuat tersebut mendekapku dengan paling erat. Kini, dipelukan Hendra, buah dadaku tersingkap tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berjuang menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, namun dengan cepat tangan Hendra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah tersebut Hendra mengusung dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa melemparkan waktu, bibir Hendra melumat di antara buah dadaku sementara di antara tangannya pun langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya.

Bagaikan seekor singa ganas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain terengah-engah dan mengerang sebab kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat laksana cacing kepanasan sebab rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Hendra menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. estetis sekali. A.. aku kian nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Hendra terputus-putus karna nafsu birahi yang makin memuncak. Kemudian Hendra pun menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada sampai perutku. Sekali lagi aku melulu mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.

Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Hendra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berjuang melawan, namun dengan tubuh besar dan tenaga powerful kuat yang dipunyai Hendra, dengan gampang ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih tersebut benar-benar telanjang total dihadapan Hendra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku pun tak pernah terpikir akan mengerjakan perbuatan laksana ini. Tetapi kini, Hendra sukses memaksaku.

Sementara aku laksana pasrah tanpa daya. ” Ndra, guna yang satu ini tidak boleh Ndra. Aku tidak hendak merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil mendekam diatas lokasi tidur, untuk mengayomi buah dada dan vaginaku yang sekarang tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku telah terlanjur terbakar.. , aku nggak powerful lagi sayang, please aku.. minta ” Kata Hendra masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau sebab aku sendiri pun telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Hendra kembali mengerjakan tubuhku.

Bibir dan di antara tangannya mengerjakan kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek menikmati kenikamatan itu. Sementara napasku pun semakin terengah-engah. Tiba-tiba Hendra beranjak dan denagn cepat melepas seluruh pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, sekarang aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh.

Baca Juga Kisah Sex : Cerita Selingkuh Dengan Susi Tetanggaku Yang Seksi

Aku menyaksikan tubuh Hendra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar khususnya otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dikomparasikan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang menciptakan dadaku berdegub lebih keras ialah benda diselangkangan Hendra. Benda yang besarnya nyaris sama denagn lenganku tersebut berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kurang lebih sekita 18 cm, selisih 8 cm dari suamiku. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Hendra mempunyai penis sebesar dan sepanjang ini.

Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Hendra mendekapku. Darahku laksana terkesiap ketika menikmati dada bidang Hendra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar tersebut merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan pria lain di samping suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sedangkan tangannya pun tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sebelumnya aku belum pernah di remas sampai seperti ini oleh suamiku.

Aku tersentak ketika kurasakan terdapat benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Hendra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sampai-sampai aku benar-benar nyaris tidak powerful lagi menahan kesenangan yang menderaku. Mendapat serangan yang spektakuler nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berjuang menolaknya. ” Ndra, tidak boleh sampai dimasukkan jarinya, lumayan diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Hendra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, kemudian bibir dan lidahnya melumat berakhir vaginaku. Aku tergetar hebat menemukan rangsangan ini. Tidak powerful lagi menyangga kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Hendra yang masih megap-megap di selangkanganku. Demikian lah Cerita Porno Cerita Seks Kenikmatan Bercinta Dengan Mahasiswa oleh Cerita sex hot