CERITA SEX NYATA – Perkenalkan nama saya Vandi (nama samaran saya), lulus kuliah baru bulan kemarin di suatu perguruan tinggi terkemuka di Jogja, cerita ini baru saya alami dalam beberapa bulan kemarin tepatnya bulan Januari, dimulai dari saya kirim SMS ke seorang cewek yang sudah lama tidak berjumpa, karena sudah lama tidak berhubungan saya kehilangan nomor kontaknya, kemudian saya meminta temanku nomornya (katanya dia sih punya) suatu ketika langsung saya kirimkan SMS kepada dia yang berisi bahwa saya kangen ingin bertemu dengannya.Saat sudah aku kirimkan SMS tadi saya tunggu berjam juga tidak ada balasan, dan ketika itu saya mengirimkan ulang lagi dengan saya kasih nama saya di belakangnya, selang beberapa waktu yang saya SMS miss call ke hapeku, karena saya dalam perjalan naik motor, kemudian saya kirim SMS lagi ke dia yang isinya “bentar saya lagi dalam perjalanan nanti saya hubungi setelah sampai ketujuan”Setelah yang kujanjikan tadi saya baru telepon si dia, Hallo Dewi “tanya saya” dia menjawab “maaf anda salah orang”, ternyata yang saya telepon salah orang, sambil menahan malu saya mau kumatikan teleponku, tetapi lawan bicara saya segera bertanya “yang anda cari siapa? dengan nada mendesah” saya jawab “saya sedang mencari teman lama saya yang hampir 6 tahun tidak ada kabarnya” singkat kata kami kemudian berkenalan ternyata yang saya telepon salah sambung namanya Yuniati.
Baca Juga Cerita Bokep : Body Semok Cina Bikin Nafsu
Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex.Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Yuniati mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex. Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Yuniati.Segera kutemui Yuniati yang sedang berdiri menunggu. Hai, Yuniati ya?, tanya gw. Yuniati segera tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera ku perkenalkan diriku. Gua Vandi, kata gw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image).Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court. Vandi, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya Yuniati setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain. tanya Yuniati. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Yuniati permisi kepadaku untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Yuniati kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak kupedulikan. Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Yuniati memesan lagu yang lembut, dan agak romantis.Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Yuniati. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Yuniati pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Dingin ya?, tanya Yuniati, kepada gw, sambil melihat tanganku. Iya, jawabku mengangguk lemah. Segera Yuniati mendekatkan tanganku ke tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya.
Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluriku mulai berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak takut-takut. Perlahan-lahan Yuniati mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga kami duduk sangat dekat. Wangi aroma tubuh Yuniati segera membius diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutanku. Segera kubelai pipi dan kening Yuniati. Ia menatapku. Gw balas menatapnya. Lalu kuusap lembut rambutnya. Darah kelelakianku segera berdesir. Kukecup keningnya. Yuniati diam saja. Kukecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius diriku. Yuniati benar-benar kuperlakukan seperti pacarku sendiri. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Yuniati sepertinya mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga memudahkanku untuk memeluknya.Segera kupeluk Yuniati dengan rasa sayang.Tiba-tiba Yuniati menarik tanganku ke dada kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya yang lembut itu. Yuniati diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya.
Gw semakin berani. Tangan kananku kumasukkan ke dalam sweater merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya.Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas dengan lembut. Yuniati mendesah. Ssshh, desahnya. Kulanjutkan penjelajahanku ke dada kanannya. Kuulangi hal yang sama. Lagi-lagi Yuniati mendesah. Segera ia memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami.Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum terlebih dulu oleh Yuniati. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu. Kuteruskan permainan tanganku dengan lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Yuniati. Yuniati kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Yuniati menarik tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. Pelan-pelan kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya gua?, begitu ungkap Yuniati saat tanganku mengelus lembut vaginanya. Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. Kuusap terus vaginanya, seraya desahan Yuniati mengiringi gerakanku. Sssh.. Oh, Vandi.Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukanku dengan lembut, begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu. Vandi, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Yuniati kepadaku. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera kuingat ajaran2 agama yang melarangku melakukannya. Namun sepertinya Yuniati mengerti ketakutanku. Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Vandi?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya. Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawabku. Iya, gua janji deh, kata Yuniati lagi.Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku. Yuniati menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Yuniati membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Vandi, sini dong, kata Yuniati. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Yuniati.Gw dalam posisi duduk, sementara Yuniati sudah telentang. Vandi, belai gw lagi ya, kata Yuniati. Segera tanganku mengelus dahi Yuniati. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.Yuniati menikmati gerakanku sambil menutup mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan dahinya. Yuniati membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya. Yuniati benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Yuniati menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Yuniati segera menghisap bibirku tersebut.Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian dalam daun telinganya dengan lidahku.Yuniati meronta-ronta dan mendesah. Aduh Vandi, geli sekali. Teruskan Vandi, katanya. Kucumbu Yuniati terus di telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Yuniati mendesah hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Yuniati. Gw tidak bisa menahan diriku lagi. Yuniati, boleh kubuka bajumu?, tanya gw pelan kepada Yuniati. Yuniati mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya.
Tak lupa kukecup pelan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Yuniati mengerang. Vandi, buka BH gua dong, pinta Yuniati. Segera kuarahkan tanganku ke punggungnya untuk membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw membuka BH wanita. Setelah terbuka, pelan-pelan kutanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih, tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikirku. Ingin sekali gw menciumnya. Kupindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak kusut.Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar wajahku memutari toketnya. Yuniati mendesah lagi. Gerakan itu terus kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toket kanannya. Di sana kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum, dan kuhisap. Yuniati mengerang-ngerang. Aduh, Diii..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Vandi… Sambil mengulum putingnya, pelan2 kuelus bagian perutnya. Auw.. enak Vandi.., Yuniati menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira 15 menit Yuniati kuperlakukan seperti itu. Vandi, bukain celanaku dong.., pinta Yuniati. Segera kubuka kancing celananya, dan kupelorotkan ke bawah. Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Kuelus-elus perlahan.Kugerakan tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Yuniati menahan kenikmatan yang kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Yuniati meronta-ronta, dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Yuniati. Gantian tangan Yuniati yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya..Vandi, buka celana dalam gua.., pinta Yuniati. Jangan Yuniati, gua gak berani melakukan itu.. kata gw. Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak apa-apa, Vandi, tidak usah dimasukin.
Baca Juga Cerita Dewasa : Selingkuh Gegara Internet
Gua cuma minta diciumi aja, pinta Yuniati memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Yuniati. Kunikmati pemandangan indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikirku. Elus lagi, Vandi.., pinta Yuniati.Perlahan-lahan, tanganku mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan lembut di sana. Lagi-lagi Yuniati meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Vandi. Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Yuniati membimbing tanganku ke klitorisnya. Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris.Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Yuniati langsung mengepit tanganku dengan pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuanku. Vandi, tolong hisap klitorisku, yah?, pinta Yuniati. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan aja yah, Yuniati.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Vandi. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Yuniati. Gw masih berat hati menghisapnya. Yuniati, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti… Belum selesai gw bicara, Yuniati segera memotongku. Kemaluanku bersih kok, Vandi. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok, pinta Yuniati lagi. Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke memeknya Yuniati.Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya.
Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Vandi..ohh.. enak sekali, desah Yuniati. Kuulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijik ku hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya. Yuniati makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh.Yuniati menggenggam jari telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak kesakitan?, tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar jariku di dalam vaginanya. Ahh.., Yuniati menjerit kecil. Kuputar jariku tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya. Saat kuarahkan jariku ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian tersebut, berkali-kali. ‘Ya, terus di situ Vandi.. ahh.. enak sekali..Kuteruskan untuk beberapa saat. Yuniati makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Yuniati menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatanku. Ah Vandi.. gw mau keluaar.. erang Yuniati. Yuniati makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepalaku dengan pahanya. Ahh.. Vandi..gw keluar, desahnya. Segera kupeluk tubuh Yuniati, dan kugenggam tangannya erat.Kubiarkan Yuniati menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, kuelus-elus dahi dan rambutnya. Vandi, enak sekali, kata Yuniati. Gw diam saja. Sekarang gantian, ya, kata Yuniati. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga tubuhnya menindih tubuhku sekarang.
Dibukanya celana dan celana dalamku. Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih terduduk lemas.Sepertinya Yuniati mengerti perasaanku. Ia segera mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya paha gw yang menutupi Kontolku. Yuniati segera meraba-raba Kontolku. Oh, geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuatku secara refleks menggelinjang. Yuniati tertawa. Enak kan, Vandi ? tanyanya menggodaku. Sial nih orang, pikirku. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Vandi ? tanya Yuniati sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk. Saat itu Kontolku belum berdiri. Aneh sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yg sedikit porno, punya gw langsung keras.Akhirnya Yuniati mendekatkan mulutnya ke Kontolku. Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. Ada getaran dahsyat dalam diriku saat kecupannya mendarat di sana. Vandi, punya kamu enak. Bersih dan terawat, ujar Yuniati. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontolku, lalu Yuniati mulai menjilati Kontolku. Ya ampun, pikirku. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Yuniati. Kenapa, Vandi ?, tanya Yuniati. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, kata gw protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Yuniati. Gw mengangguk lagi. Yuniati mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman. Kuperhatikan Yuniati menjilati Kontolku, tak terasa Kontolku segera mengeras. Yuniati senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya.Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak kuasa gw menahan desahanku. Vandi, kumasukan ya punyamu?, tanya Yuniati. Nanti kamu sakit, gak?, tanya gw.
Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi.Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Yuniati. Ya udah, kamu yang di atas aja, kata gw kepadanya. Yuniati segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontolku menuju liang memeknya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Vandiamkan punya gw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punya gw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya.Sudah sepertiga dari panjang Kontolku yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa saat. Ia sedikit Sakit?, kutanya. Iya, tapi gak apa2. , jawab Yuniati. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Yuniati mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Yuniati.Gerakan pantat Yuniati membuat Kontolku terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Yuniati pun seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Yuniati mengerang-ngerang.Yuniati terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Yuniati tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar.
Sepertinya Yuniati sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh.., desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Yuniati makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Vandi.Makin lama gerakan Yuniati makin cepat. Vandi, gw mau keluar lagi, Vandi.. rintihnya. Gw pun merasa Kontolku berdenyut kencang. Yuniati, tolong lepaskan, gw mau keluar, kata gw. Gw takut sekali kalau sampai Yuniati hamil. Tapi Yuniati tidak mau melepaskan Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Yuniati, jangan.. nanti kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya.Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali. Yuniati dengan kecewa melepaskan Kontolku. Yuniati, kalo kamu hamil gimana, tanya gw dengan setengah takut. Tenang aja, Vandi. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?, kata Yuniati menenangkan diriku. Kemudian, Yuniati segera memijat-mijat Kontolku. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi.Tak lama, Kontolku segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Yuniati ke vaginanya. Kembali Yuniati melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh.. ohh.. oohh, erangnya.
Baca Juga Cerita Hot : Bercumbu Di Saat Bulan Madu
Kuremas lembut toketnya. Ssshh.. sshh.. sshh, begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Yuniati mengocok Kontolku dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Vandi, gw hampir keluar, desah Yuniati. Segera Yuniati mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah gerakannya. Ahh.. Vandi, gw keluar, desahnya agak keras.Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh Yuniati dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama Yuniati walaupun kini gw ga tau kabarnya si Yuniati ini! nasib2 salah kirim sms dapat ngentot cewek gratis! Demikian lah Cerita Sex Panas Cuma Modal SMS Jadi Malah Ngewe Beneran oleh Cerita sex hot