Kasus Pemerkosaan Tukang Becak Kepada Seorang Gadis Perawan

Kasus Pemerkosaan Tukang Becak Kepada Seorang Gadis Perawan. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Wardah seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Wardah sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Indro, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Wardah. Indro, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Wardah memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Indro yang sering mengantarkan Wardah dari jalan besar menuju ke kediaman Wardah yang masuk ke dalam gang.Suatu sore, Wardah pulang dari sekolah. Seperti biasa Indro mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Indro memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Wardah. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Wardah nanti akan dikerjai. Indro sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Wardah.“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Indro sambil terus mengayuh becaknya. Dengan sedikit kesal Wardah pun terpaksa mengikuti kemauan Indro yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Indro, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Indro membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Wardah.“Hujan..”, jawab Indro sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu.

Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Wardah menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Indro sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Wardah yang masih duduk di dalam becak.Bagai tersambar petir Wardah pun kaget mendengar ucapan Indro tadi.“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Wardah sambil terbengong-bengong.“Non cantik, kamu mau ini?” Indro tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.Wardah terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Wardah dengan wajah yang memucat.

Sejenak Indro menatap tubuh Wardah yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Wardah yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keWardahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Wardah mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Indro yang semakin mendekati tubuhnya. Tubuh Wardah mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Indro yang mulai menjamah paha Wardah, tapi percuma saja karena kedua tangan Indro dengan kuatnya memegang kedua paha Wardah.“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Wardah meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Indro malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Wardah itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Wardah.Wardah pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Indro mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Wardah. Tubuh Wardah menggeliat ketika tangan-tangan Indro mulai menggerayangi bagian pangkal paha Wardah, dan wajah Wardah menyeringai ketika jari-jemari Indro mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.“Iihh..”, pekikan Wardah kembali menggema di ruangan itu di saat jari Indro ada yang masuk ke dalam liang vaginanya. Tubuh Wardah menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Indro semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Wardah yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Indro yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya. “Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Wardah.

Saat ini lubang kemaluan Wardah telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Indro.Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Indro mencabut jarinya dari lubang kemaluan Wardah. Wardah nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Indro kemudian menarik tubuh Wardah turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Wardah hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Indro juga menikmati wanginya tubuh Wardah sambil terus meremas remas pantat gadis itu.WardahSelanjutnya Indro mulai menikmati bibir Wardah yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Wardah mendesah-desah di saat Indro melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Wardah oleh gigi dan bibir Indro yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Indro pun bergeser ke bagian leher gadis itu.“Oohh.. Eenngghh..”, Wardah mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Indro.Cengkeraman Indro di tubuh Wardah cukup kuat sehingga membuat Wardah sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Wardah pasrah di hadapan Indro yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Indro meraih kepala Wardah dan menekan tubuh Wardah ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Indro yang berdiri tegak di hadapannya.

Langsung saja oleh Indro kepala Wardah dihadapkan pada penisnya. “Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Indro sambil menjambak rambut Wardah. Takut pada bentakan Indro, Wardah tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Indro mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Wardah.“Hmmphh..”, Wardah mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Wardah menggelembung karena batang kemaluan Indro yang menyumpalnya.“Akhh..” sebaliknya Indro mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Wardah di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Wardah. Wardah menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Indro. Sementara kedua tangan Indro yang masih mencengkeram erat kepala Wardah mulai menggerakkan kepala Wardah maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Wardah. Suara berdecak-decak dari liur Wardah terdengar jelas diselingi batuk-batuk.Beberapa menit lamanya Indro melakukan hal itu kepada Wardah, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Indro mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Wardah semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Wardah. Wajah Indro menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan.. “Aakkhh..”, Indro melengking, croot.. croott.. crroott..Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Indro yang mengisi mulut Wardah yang terkejut menerima muntahan cairan itu.

Wardah berusaha melepaskan batang penis Indro dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Indro mencengkeram kuat kepala Wardah. Sebagian besar sperma Indro berhasil masuk memenuhi rongga mulut Wardah dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Wardah.“Ahh”, sambil mendesah lega, Indro mencabut batang kemaluannya dari mulut Wardah.Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Wardah. Demikian pula halnya dengan mulut Wardah yang nampak basah oleh cairan yang sama. Wardah meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Indro seperti itu.“Sudah Pak.. Sudahh..” Wardah menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Indro yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Wardah. Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Indro membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.Indro kemudian memegang tubuh Wardah yang masih menangis terisak-isak.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Nikmatnya Ngewe Dengan Guru Bahasa Indonesiaku

Wardah sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Wardah bergetar ketika Indro menidurkan tubuh Wardah di lantai gudang yang kotor itu, Wardah yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Indro. Setelah Wardah terbaring, Indro menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Wardah hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Indro memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Wardah. Kedua mata Indro pun melotot tajam ke arah kemaluan Wardah. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, Wardah sekali.Indro langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Wardah. Wardah menjerit ketika Indro mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Wardah. “Aakkhh..”, Wardah menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya. Kedua tangan Wardah ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Wardah dengan kasar dan bersemangat.“Aaiihh..”, Wardah melengking keras disaat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Indro. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Wardah. “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Indro mendesis nikmat. Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Indro langsung menggenjot tubuh Wardah dengan kasar. “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Wardah mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Indro yang keras dan kasar. Sementara Indro yang tidak peduli terus menggenjot Wardah dengan bernafsu.

Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Wardah yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.Sekitar lima menit lamanya Indro menggagahi Wardah yang semakin kepayahan itu, sepertinya Indro sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Wardah, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Indro kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Indro pun berejakulasi.“Aahh..” Indro memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Wardah yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Indro.Dan akhirnya kedua tubuh itu pun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Indro. Indro puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya. Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Indro dengan becaknya kembali mengantarkan Wardah yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Wardah tak mampu lagi berjalan normal hingga Indro terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Indro dengan leluasa menuntun tubuh lemah Wardah hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Wardah bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Indro pun kemudian meninggalkan Wardah dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Wardah yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

Nikmatnya Ngentot Dengan Mantan Muridku

Namaku Siti, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur. Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sahabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Angga, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Angga seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Angga ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.Angga sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagipula Angga memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku. Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu.Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Angga.Kudengar suara langkahnya mendekatiku. “Bu Siti..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Angga sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.“Bu Siti..?” Suara Angga terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai ke leher.

Lalu kurasakan Angga mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur ku atur napas selembut mungkin.Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.Sekarang tangan Angga sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Angga mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.Tangan kanan Angga mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Angga menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.

Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Angga mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku,  aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.“Angga!! Ngapain kamu?” Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Angga menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Angga mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Angga makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.“Bu.., maafkan saya.

Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Angga melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta. “Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Siti.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Angga.Siti“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah” Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Angga melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.Benarkah pemuda seperti Angga terangsang melihat tubuhku ini? Peduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sih bercinta dengan remaja yang masih panas.

Kasus Pemerkosaan Tukang Becak Kepada Seorang Gadis Perawan

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Bertemu Dengan ABG Yang Suka Dengan Kontol Besar

Keluar dari kamar mandi, Angga persis masuk kamar. Matanya terbelalak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup puting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciumnya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.“Ibu hebat…,” desisnya. “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Angga yang panjang seleher. “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali. “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Angga minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu Angga!” Cegahku sambil menciumnya. Angga tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya. “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya Err,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot. Angga tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Angga pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Angga yang besar.Berbeda dengan suamiku, Angga nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.Angga menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Angga, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang.

Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Angga, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku. Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Angga semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Angga memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa. “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Angga mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali. “Sayang, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.Angga tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

“Oohh…, toloongg.…!!!” Angga malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” Angga terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Angga sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak. “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit. “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Angga menyodok-nyodok semakin kencang.“Sodok terus, Errr!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”“Oh, ah, uuugghhh… ”“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Angga, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme! Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Angga mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.Kuturuti permintaan Angga. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging.

Angga mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya  secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Angga dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Angga segera menunduk, dikecupnya pipiku.“Err.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku. Aku tersenyum, ku palingkan mukaku lebih ke belakang. Angga mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Angga melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Errrr!!” Angga tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Angga pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Angga. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Angga menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Angga langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Angga memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Angga bergumam.

Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gesekan-gesekan keras batang kemaluan Angga. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Angga “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ” “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!” “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Errr…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Angga menekan kuat-kuat, menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu. Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Angga memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.“Enak banget,” bisik Angga beberapa saat kemudian. “Hmmm…” Aku menggeliat manja.

Terasa batang kemaluan Angga bergerak-gerak di dalam vaginaku. “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…” “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…” Angga bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Angga menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.Angga lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Angga karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Angga mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?” Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Angga sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Angga kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa. Sudah seminggu Angga menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Angga benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang memekku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Angga selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sih buat menambah semangat.

Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikan bajuku lagi. Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Angga meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar ke sekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Angga padaku. “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus. Lalu Angga masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha. “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku. “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.Tapi Angga menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sambil menghadap ke cermin meja rias.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Bercinta Dengan Tika Yang Masih Perawan

Lalu ia berbisik ke telingaku dengan suara yang halus. “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?” “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan. Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Angga berucap.Ngentot Dengan Bu Siti“Dari sini bu..” Bisiknya.Dari cermin aku melihat di sela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria di sekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu. Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Angga masuk ke celah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Angga lalu membuka bajuku tanpa melepasnya.

Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.“Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya di telingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini. Lalu tangan Angga menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Angga dan menyedotnya dengan keras air liur Angga, kulilitkan lidahku menyambut lidah Angga dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya di tengah ranjang. Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Angga lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai memekku yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”. Angga tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Angga mendarat di sembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya kedalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Angga memilinnya secara halus dan menariknya perlahan.

Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman Angga dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan. Selepas tautan dengan bibir hangatku, Angga lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu. “Errr… Errrr… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..” Angga lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Angga, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.Lalu Angga menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Angga mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi. Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Angga dan kulemparkan ke kursi rias. Dengan giat penuh nafsu Angga menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar ke bawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti di gundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.Lalu Angga merabanya ke arah vertikal, dari atas ke bawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurunkannya mendorong dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet. Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun di bagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut.

Rangsangan Angga semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.“Errr.. Sentuh ibu sayang, .. buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.” Angga segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur ke bawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Angga dan menekannya kebawah sambil mengerang.“Aarghh..” Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Angga yang mancung. “Errr.. Ibu keluaa.. aar..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau. “Errr.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.” Angga segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Angga dalam rongga mulutku yang indah.Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Angga pun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta.

Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan. Setelah merasa aku cukup beristirahat Angga mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan mendorong belahan badan Angga yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku ke wajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar ke kupingnya.Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Angga, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Angga yang berambut, Kubelai dada Angga yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Angga mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Angga Pun mengerang dan mendesah. Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat ke perut. Lalu kumainkan lubang pusar Angga ditekan kebawah dan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Angga sampai akhirnya ke kemaluan Angga yang sudah membesar dan mengeras.Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Angga yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Angga yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi. Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku ke kepala kontol Angga dengan penuh gelora nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Angga memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkak kan kepalanya menahan kenikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.“Buuu.. nikmat darimu tak tertahankan.. Ku Ingin memilikimu seutuhnya,” Angga mengerang.

Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Angga yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang ke alam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk di bagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.Sadar akan keadaan Angga yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kuluman kontol Angga dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Angga menghadap ke kakinya. Dan kumasukkan kontol Angga yang keras dan menegang ke dalam liang nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakan pun ku tambah sampai kecepatan maksimal. Angga berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati kenikmatan gesekan kontol Angga yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan kenikmatan yang indah sekali. Tangan Angga Pun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.“Buu Errrlangaa.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolk sudah tak tertahankan” “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .

Lalu Angga memintaku untuk memutar badan menghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Angga menaikkan kedua kakiku ke bahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Angga yang tak tahan lagi akan denyutan di ujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.“Buu… Pleaass..ssseee.. Aku akaan meleedaaakkh!” “Tungguu Errr.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..” Akhirnya… Crot.. Crot.. Crot tak tertahankan lagi bendungan Angga jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.Segera kusambar bibir Angga, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Angga. Kudekap badan Angga yang sama mengejang, basah badan Angga dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.Lalu Angga membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.“Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut. Demikian lah Cerita Sex Kasus Pemerkosaan Tukang Becak Kepada Seorang Gadis Perawan oleh Cerita sex hot