Mau Laudia Bantuin Gak Mas?

Mau Laudia Bantuin Gak Mas?

Mau Laudia Bantuin Gak Mas? – CERITA SEX Aku adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku.Umurku sendiri baru 30 th, tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Fabian.Dengan posisi itu aku mendapat tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres.. namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.

Namun entah mengapa.. beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah.. sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui seks seringkali malah gagal. Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu.Memang.. bagi kita para lelaki.. pelepasan seks selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran.. bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita. Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang mana di mana semua bisnis.. baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya.Sedangkan di tempatku berada keadaannya terbalik.. sehingga tekanan yang aku terima semakin berat dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani di kamar mandi.. karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah di tempat kerjanya.Namun semua itu berakhir ketika hari itu.. hari Kamis. Di mana aku pulang ke rumah seperti biasa menjelang pukul 7 malam.Aku sampai di rumah.. setelah memarkirkan mobilku.. aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja. Kami berciuman di pipi sebentar lalu aku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang melingkupiku.Selesai aku mandi.. di luar terdengar suara orang tertawa.. dan setelah aku keluar kulihat teman wanita adik istriku datang berkunjung. Gadis itu bernama Laudia.. tinggal hanya beberapa rumah dari rumahku.“Malam mas..?” sapa Laudia padaku.

“Malam Laudia, pa kabar..?” aku balik bertanya.“Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor..? Kok kayaknya tegang banget gitu ya..?”

Tanya Laudia padaku.. karena melihatku kusut.. meskipun telah selesai membersihkan diri.“Gitu dech, namanya kantor pasti teganglah..” Jawabku singkat.

Tak sengaja, aku mengamati Laudia yang masih menggunakan pakaian kerjanya.

Ia tampak begitu cantik.. apalagi Laudia merupakan sekretaris direksi di salahsatu perusahan IT terkenal di Ibu kota.Namun semua itu aku kesampingkan. Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian setelah selesai mandi. Kupeluk dia dari belakang.. dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salahsatu titik lemahnya.. namun bukan gairah yang kudapatkan.. malah dampratan yang membuatku marah.Ia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku..

Gondok juga aku. Maka akupun pergi dan duduk di halaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara di dalam hati.Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok.

Menatap ke langit yang gelap.. mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang.Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia.. tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan.. semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku.. atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain. Pikiran-pikiran itulah yang selalu menghantuiku selama ini.Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.. hingga tak menyadari kehadiran Laudia yang duduk di depanku.

Aku terkejut ketika Laudia memanggilku dengan cukup keras.

“Mas..!”

“Eh, ya.. sori ga denger..!?” kataku terkejut.“Ih.. Mas Fabian, melamun terus tuh..?” kata Laudia lagi.

“Iya, sory ya. Emang ada apa Laud..?” tanyaku lagi padanya.“Ga papa mas.. keliatannya Mas Fabian pusing banget.. kusut gitu..?”

“Biasalah banyak masalah..!?” jawabku lempeng.“Emang Laudia bisa bantu apaan..?” kata Laudia antusias.

Aku sempat terkejut mendengar pernyataan Laudia.. namun aku segera menjawabnya..

“Ga usah, kok ga langsung pulang kenapa Lau..?” tanyaku balik.“Hehehehe.. di rumah ga ada orang.. Laudia takut sendirian.. pulangnya entar nunggu mama..” kata Laudia malu-malu.Lucu juga mendengar alasan Laudia. Setelah itu aku mengambil minumanku dan meminumnya.. tapi ketika aku menoleh.. ternampaklah rok span Laudia tersingkap.. memperlihatkan kehalusan batang pahanya yang putih.. membuatku langsung terangsang.Aku lantas kembali bersandar.. menyalakan kembali rokokku.. pura-puranya mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba.Dua-tiga isapan rokok kunikmati.. terdengar istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah berpamitan padaku untuk keluar sebentar ke mall.. belanja kebutuhan bulanan. Aku mengangguk.. sementara adik iparku berbicara pada Laudia.. memintanya menunggu kalo mau.. kalo tidak, ikut aja. Sepertinya Laudia lebih memilih untuk tidak ikut. Ia menjawab nunggu aja. Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.Aku berkata pada Laudia.. kalo membutuhkanku aku berada di dalam. Lalu aku pergi meninggalkan Laudia yang masih duduk di luar sambil bermain dengan HPnya.Aku masuk ke dalam, memang.. tapi aku bersembunyi di ruang tamu dekat gorden.. untuk mengintip lebih dekat Laudia yang memang membelakangi gorden.. sehingga akan tampak lebih jelas.Apalagi ketika Laudia melepas blasernya.. blouse kerjanya yang memiliki renda pada daerah kancing dengan warna yang tidak terlalu terang.. tapi justru jadinya memperlihatkan keindahan tubuh mungil Laudia.Aku tak tahan lagi.. maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku.

Penisku sudah begitu tegangnya dan butuh pelepasan..

Namun, tak lama kemudian terdengar suara panggian Laudia padaku..“Mas.. Mas Fabian.. mas..?”

“Apa Laudia..?” tanyaku sambil membuka pintu kamarku.“Mas, Laudia numpang minum ya..?”

“Ya..?” jawabku singkat.

Menatap nanar tubuh Laudia yang indah, apalagi saat itu ia tak memakai lagi blasernya, dengan blouse yang tipis.. sehingga menampakkan tubuh indah.Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku semakin tak dapat menahan gairahku sendiri.. Ya.. mungkin tadi tak begitu terlihat karena tertutup blasernya.. namun sekarang semua itu begitu indah dan terlalu menggoda.Selesai minum Laudia kembali menuju ke ruang makan.. di mana aku sudah menantinya.

Kami bertemu.. Laudia tersenyum manis padaku.Aku berdiri di hadapannya.. Laudia lantas berjalan kembali di sampingku.

Deg.. deg.. Ada kebimbangan di dalam hatiku mengenai semua ini.. antara gairah dan akal sehat.Namun ternyata gairahkulah pemenangnya.. Maka dengan cepat tangan Laudia kucekal.. dan responnya terlihat terkejut. Aku berbalik dan segera menarik Laudia ke dalam dekapanku.

Laudia tak melawan.. hanya menatap penuh rasa keterkejutan.Aku peluk Laudia dan mencium bibirnya lembut namun penuh gairah.

Laudia tak melawan.. hanya pasrah.. hingga pada akhirnya ia ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku.Tanganku tak berhenti begitu saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh milik Laudia.. semakin membuatku kian terangsang.Tak ayal.. penisku yang telah sangat tegang menempel keras pada perut Laudia.. denyutan kencang penisku terasa begitu kuat di perut Laudia.. mungkin itu pula yang membuat Laudia jadi ikutan bergairah.Tanganku bergerak semakin liar… menuju ke bagian depan tubuh Laudia.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Bermain Game Monopoly Berujung Ngentot

Membuka kancing blousenya satu per satu hingga terbuka semua.. srett.. menyusup masuk ke dalamnya.. meremas lembut payudara Laudia yang berukuran kira-kira 34 cup B itu.Setiap remasan yang aku lakukan Laudia mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah. Tanpa kusadari tangan Laudia ternyata bergerak menuju selangkanganku.. membuka celanaku.. untuk selanjutnya meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.Beberapa saat kemudian, aku teringat.. bahwa yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan..

Degh.. Seketika itu juga aku melepaskan ciumanku.. juga remasanku pada bungkah payudara sekal Laudia.Aku melangkah mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada Laudia yang kini telah ikut terangsang oleh karenaku. Kulihatwajahnya memerah.. diiringi nafasnya yang memburu menandakan gairah yang memuncak.“Maaf.. maafin.. aku Lau.. maaf..” kataku gugup.

“Maafin Mas Fabian, Lau.. maaf..” kataku semakin kacau.Namun tiba-tiba Laudia melangkah mendekatiku.. lantas menyentuh bibirku dengan jarinya dan berkata dengan lembut..

“Ga papa kok mas. Laudia tau kok..” kata Laudia mencoba menenangkanku.

“Emang Mas Fabian lagi pengen banget ya..?” tanya Laudia kembali.Maafin mas ya Lau..!?” kataku lagi.“Mau ga Laudia bantuin..?” kata Laudia pelan sambil menatapku tajam.Aku terkejut sekali dengan jawabannya yang seperti itu..

Kutatap matanya.. mencari penegasan pada binarnya.. tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.. apa yang baru saja kudengar..Laudia mendekatiku, lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik di telingaku.. ia menciumku kemudian. Dengan lembut dan penuh perasaan.. hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.“Di sofa aja yuk Mas..” Ajak Laudia seraya bergerak dan menarikku.Laudia langsung duduk di sofa dan membuka kakinya.. aku tak mau langsung melakukannya.. kucium bibirnya.. lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya..Dengan gemas kuciumi bukit di dadanya.. kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesah. Tangan Laudia membimbing tanganku ke arah dadanya.. dan lantas menempatkannya pada bungkahan payudaranya.. seiring itu ia juga membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri.Aku lakukan pertama dengan lembut.. lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian.. aku memeluk tubuh Laudia dengan erat. Ciumankupun turun pada leher jenjang Laudia. Desahan lembut keluar dari bibirnya, sementara tanganku membuka kait penahan bra Laudia.. lalu menyingkapkannya.. hingga tanganku dapat bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara Laudia.Desahan Laudia berubah menjadi erangan penuh gairah.

“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Laudia.

Tanpa melepas blouse kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh Laudia.Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Laudia semakin keras dan kuat. Ciuman dan jilatanku pada payudara Laudia membuatku mengerang semakin keras..Apalagi ketika jariku menggosok vagina Laudia yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Laudia.

Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..

Supaya dia berhenti melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Pikirku nakal. Hehe..Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya. Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Laudia kembali mengerang panjang.. langsung kulumat bibirnya.. mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Laudia. Tubuh Laudia menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya. Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.Selang beberapa saat.. Laudia yang telah ‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku.

Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya.Setelah beberapa saat kemudian.. Laudia telah tenang.

Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..“Hah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah.. hah.. Laudia..”Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!

Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekitar 15 cm tak begitu panjang.. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.Laudia memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Laudia mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya.. dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.Tanpa kesulitan.. segera penisku meluncur keluar-masuk mulut mungil teman wanita adik istriku yang cantik, kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya.Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi. Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Laudia pada penisku.Beberapa saat berselang Laudia mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Laudia menurunkan tubuhnya perlahan..

Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.Peniskupun membelah bibir vagina Laudia.. terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat. Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku..

Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Laudia.. Pijatan dan denyutan dinding vagina Laudia kurasa sangat nikmat..“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Laudia lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Laudia.. membuat hanya tak sampai 2 menit aku harus mengerang panjang.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Ngentot Dengan Semua Temanku Dan Menjadi Ayah Dari Anak Mereka

“Aaahh.. aahh.. Laudia.. Laudia.. aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.

“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”Laudiapun semakin memainkan tekniknya hingga memaksaku mengerang panjang.. sambil memeluk tubuh Laudia penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Laudia.Di atas selangkanganku Laudia semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya. Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Laudia semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.Rasa nikmat yang tiada tara itu kembali menguasaiku saat.. setelah selesai mencapai puncaknya Laudia tak berhenti.. malah semakin liar bergoyang menggerus batang penisku yang terbenam di liang vaginanya.

Mau Laudia Bantuin Gak Mas?

Tiba-tiba Laudia memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.Sementara di bawah.. Laudia semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya..

Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Laudia yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata.. “Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”“Iya, aku juga enak. Makasih Laudia, enak banget. Mas puas banget..”“Hihihihi.. Mas Fabian nakal juga ya..”

Kata Laudia yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.“Ahh.. enak Laudia, enak.. ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan..?” erangku kembali diserang nikmat.“ga papa mas, kalo mas keluar lagi juga ga papa kok.. ”Kata Laudia yang kemudian mengulum penisku.Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Laudia juga melakukan isapan lembut pada penisku.

Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.Laudia melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan.Laudia melakukan itu berulangkali.. sampai penisku kembali menegang dan mengeras..Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..

Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..Laudia sedikit beringsut mengangkat pinggulnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya ia tuntun penisku yang telah kembali menegang itu tepat di bawah lepitan bibir vaginanya.. lagi..!Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya..

Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya.

Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..Kakinya lantas bergerak menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku.. kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat.Laudia mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.Aku tak pernah bosan menikmati ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin menggemaskan.

Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri.Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..

Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”

Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan.Kupegang pantatnya yang padat berisi… Laudia melawan gerakan kocokanku..

Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina teman wanita adik istriku ini..

Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.

Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.Aku benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai caraku sendiri..

Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda sekali.Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya tertahan tanganku.. tubuh Laudia menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.Desah kenikmatan Laudia makin keras memenuhi ruang.

Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Laudia makin liar.

“Aduh Masshh.. enak banget masshh.. Laudia sukaa, trus Mashh..”Kulepaskan tubuh Laudia.. kembali kami bercinta dengan doggie style..

Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.Kami berganti posisi.. Laudia kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.Gerakan Laudia berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku..

Berulangkali dia menciumiku dengan gemas..

Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya.Tak lama kemudian.. tiba-tiba Laudia menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.

“Sebentar Mas, Laudia ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Laudia harap dari mas Fabian..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.“Kamu turun dulu deh, Lau..” pintaku.

“Tapi Mas.. Laudia kan belum ..” protesnya.

“Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Fabian deh..” potongku.Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..Laudia mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku.

Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..

“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.“Sss.. aduuh Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..”

Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya. Nikmat sekali goyangan Laudia.. lebih nikmat dari sebelumnya..Berulangkali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini. Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah dinding.Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..

Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku..

Lantas kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Laudia nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya

“Sama.. Mas juga..hhhh..”“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Laudia pake pil, jangan ku..aa.. sshhiit ..”Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan..Sontak aku makin cepat mengocoknya..

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman Ngewe Dengan Mama Temenku

Tak kuhiraukan teriakan orgasme Laudia.. makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu.Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan..

“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..

“Auughh.. masshh..!”

Kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya.

Untuk keduakalinya aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar. “Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya..

Maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya.“Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh pokoknya..” bisiknya menatapku tajam.

Kuhindari tatapannya.. tak sanggup aku melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.“Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu Mas Fabian sekali lagi..”

Laudia berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Laudia. Akupun segera berdiri di hadapannya.

Kedua tangan mungil Laudia merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.

Perlahan.. lidahnya yang lembut mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku. Kadang diselingi pula dengan kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku. Aku mulai terbuai oleh permainannya.Laudia sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut. Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil.Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku.

Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.Aku belai lembut kepala Laudia.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku.

Lidah dan bibir Laudia masih terus menggerayangi kemaluanku.Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok dengan pakaian semrawut di depanku. Sepertinya Laudia juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari mataku.“Ahhh.. ahhhh.. Lau.. nikmat.. ah.. Lau.. kamu pinter Lau.. ahhh terus.. iya.. iya..”

Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan.

Laudia membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.“Ahhhhh.. ahhh.. enak Laudia.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..”Laudia bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku.

Dia lantas agak mengubah gayanya.. bibirnya mengecup kepala penisku.Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.

Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar penuh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini.Mau ga mau aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar.. dan tiba-tiba penisku menyemprotkan sperma di dalam mulut Laudia.Laudia yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat menghisapnya.

“Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Laudia.. aahhh..!”Croot.. croott..

“Aaahhh..”

Beberapakali semprotan di dalam rongga mulut Laudia.. tidak sebanyak yang tadi-tadi.. memang.. namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku.Laudia melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya.

Setelah itu Laudia aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.Beberapa saat setelah itu Laudia telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku.“ke kamar mandi..?” tanyaku padanya.

“Ga papa mas.. Laudia baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Laudia padaku.

“Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah.

Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa.

Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan ‘bantuan dari Laudia..’ teman adik iparku sendiri.Laudia terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.. sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan. Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja. Demikian lah Cerita Hot Terbaru Mau Laudia Bantuin Gak Mas? oleh Cerita sex hot