Pengalamanku Ngentot Dengan Istri Temanku

Pengalamanku Ngentot Dengan Istri Temanku – Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan, Tenaga, pikiran, semuanya terkuras, Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan. Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend.Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘sini’, kadang di ‘sana’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”.Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana. Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya…di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka.Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Santo, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Santo bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Santo cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Santo di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Santo untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Santo istrinya, mbak Vero, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD.Usia Mas Santo 40 tahun dan mbak Vero 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Vero, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini.

Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat teleponSetelah makan siang, aku telepon mbak Vero, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena mbak Vero biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan mbak Vero. Dan jam 17.00 aku bertemu mbak Vero di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Vero. Inilah yang kutakutkan…! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok mbak Vero menyentuh dadaku. Ahh…darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias.Rupanya mbak Vero melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun.Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin mbak Vero bisa merasakannya di balik rok mininya itu.Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh… betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Vero diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.“Van, mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.“Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.“Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta.

Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.“Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”“MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.“Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”“Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.“Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”“Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Vero sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Vero betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Vero asyik dengan novelnya.Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Vero juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Vero yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Vero berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH… “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Vero ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan…

Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String.Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Vero istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan… tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Vero bangun. Sllrrpp.. mmffhh… sllrrpp… ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Vero yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Vero. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk.HH… hangat rasanya.. sempit.. tapi licin… seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Vero mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit.Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott… ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Vero.

Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.“Mmmhh… kok dicabut tititnya..” suara Mbak Vero parau karena masih ngantuk.“Gantian dong..aku juga pengen..”Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.“Wah.. celaka..”, pikirku.“Ketahuan, nich…” Benar saja! Mbak Vero mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Santo, melainkan aku, sepupunya.“Kurang ajar kamu, Van”, makinya.“KELUAR KAMU…!”Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Vero sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser… malunya aku.Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..“Mbak Vero..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.“Van..” sahut Mbak Vero, setengah terkejut.“Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”“Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..“Terus terang, Van.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi… Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Vero begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya.Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Vero sudah melepas CD nya.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Pengalaman Selingkuh Dengan Seorang Suster

Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..“SSshh.. ahh.. Van.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Vero merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.“Itilnya.. dong… Van.. mm.. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW..”Mbak Vero makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Vero. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.“Mbak… mau keluar nih…” kataku.Tapi Mbak Vero tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts… srssrreett… ssrett… spermaku muncrat di muutu Mbak Vero. Dengan rakusnya Mbak Vero mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.“Vanww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih…” pintanya.Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Vero melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Vero. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Vero sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.Tiba-tiba Mbak Vero bangun dan melepaskan dasternya.“Copot bajumu semua, Van” perintahnya.Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Vero berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless… sshh…“Aduhh… Van… tititmu keras banget yah…” rintihnya.“kok bisa kayak kayu sih…?”Mbak Vero dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus.Mbak Vero makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Vero makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.“MMFF… SSHSHH.. AAIIHH… OUUGGHH… NDREEWW… MBAK KELUAARR… AAHHSSHH…”Mbak Vero menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Vero roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan.Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan… Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Vero berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.“Van, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Vero mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.“SShh.. mm.. Van.. kamu jail banget siicchh… oohh…” rintihnya.“Masukin aja, yang… jangan siksa aku, pleeaassee…” rengeknya.Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bernafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar.Mbak Vero mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran.

Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Vero makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Vero, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Vero tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr… ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.“Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.“Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin ****** kamu… aku hampir sampaaii..” erangnya.Rupanya Mbak Vero sampai terkencing-kencing menahan nikmat. Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Vero sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..“NDREEWW… AKU KELUAARR… OOHH… SAYANG… MMHH… AAGGHH… UUFF…”, Mbak Vero menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..“Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.“Keluarin sayang… ayo sayang, keluarin di dalem… aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi…” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.Seketika itu juga.. Jrruuoott… jrroott… srroott..“Mbaakk.. MBAAKK… OOGGHH… AKU MUNCRAT MBAAKK…” aku berteriak.“Hmm.. ayo sayang… keluarkan semua… habiskan semua… nikmati, sayang… ayo… oohh… hangat… hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh…” desah Mbak Vero manja menggairahkan.Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.“Van, makasih ya… kamu bisa melepaskan hasrat ngesex ku..” Mbak Vero tersenyum puas sekali..“He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.“Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen ngesex dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”“Waahh.. kurang ajar juga kau ya…” kata Mbak Vero sambil memencet hidungku.“Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”“Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh ngesex dan menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.“Kamu pengalaman ngesex pertamaku, Van. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak ngesex dengan laki-laki selain Mas Santo. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Santo jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Santo juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.“Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.“Ini pertama kalinya aku ngesex sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak ngesex sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”“Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny ingin ngesex lg..” aku tersenyum.

Pengalaman Ku Ngentot Dengan Janda Muda

Nama aku Beno, aku berusia 23 tahun dan saat ini aku kuliah dan bekerja, Cerita ini bermula pada saat aku jalan-jalan dgn kawan-kawan aku di suatu kawasan di Jakarta yg mEmang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda.

Saat aku sedang melintas di jalan SudirBeno aku melihat seorang perempuan dan aku menghentikan kendaraan aku lalu kita pun berkenalan.

Perempuan tersebut bernama Stella dan dia masih berumur 19 tahun dgn tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dgn ukuran bra sekitar 36 C akhirnya aku menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kita jalan pulang tanpa ada apa-apa.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Cerita Pengalaman Ngentotku Dengan Istri Orang Lain

Kesokan harinya pada pukul 10.00 Stella menghubungi aku via HP aku

“Hallo, Beno ya?”

“Siapa nih?”, tanya aku

“Stella, masa lupa yg semalam kenalan..”

“Oh, iya.. lagi diBenoa nih.”

“Lagi di Blok M, kamuh ada acara nggak hari ini?”

“Ehmm, nggak ada tuh kenapa?”, jawab aku

“Bisa jemput?”

“Ya udah diBenoa?”

“Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00”

“Ok”

Singkat cerita langsung aku meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kita ngobrol sejenak lalu kita memutuskan untuk pergi.

“Mau kemana nih?” tanya aku

“Terserah kamuh aja..”

“Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?”

“Ok”, jawabnya dgn santai.

“Ga takut?”, tanya aku

“Takut apa?”

“Kalo diperkosa giBenoa?” Tapi dia dgn santainya menjawab,

“Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he..” sambil melirik kearahku dan mencubit Benoja pinggangku. Kemudian aku bertanya,

“Bener nih?” Dia menjawab,

“Siapa takut?”

Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yg mEmang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Stella untuk masuk lalu kita duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.

“Bener nih nggak takut diperkosa?”

Dia malah menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya sambil membusungkan dadanya yg montok itu.

Aku tak tahu siapa yg memulai tiba-tiba bibir kita sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BH nya.

CiuBenoku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.

“Ahh.. esst.. terus yg..”, Stella udah mulai meracau tak jelas saat lidah aku turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.

Lidah aku terus menjalar di buah dadanya namun tak sampai pada pentilnya.

Stella mendesah-desah, “Beno isep Beno ayo Beno gue pingin elo isep Beno..”

Namun aku tak memperdulikannya dan masih be……rmain di sekitar pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Stella dan ditempelkannya buah dadanya ke mulutku.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Pengalaman Ngentot Dengan Ibu Guruku Yang Seksi

“Ayo Beno isep Beno jangan siksa gue Beno..”

Akhirnya mulutku menghisap buah dada sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas-remas buah dada sebelah kanannya.

“Ohh.. aah.. esst.. enak Beno terus sedot yg keras Beno gigit Beno ohh..”, racaunya.

Sambil kusedot buah dadanya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.

Stella pun tak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah ‘kemaluanku’ yg sudah berdiri tegak itu dan Stella terpana.

“Gila gede banget Beno punya elo..”

Dan tanpa dikoBenodo langsung Stella memasukan kontolku ke dalam mulutnya yg mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Stella menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya.

“Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menahan nikmat yg luar biasa.

Akhirnya aku berinisiatif dan memutar badanku sehingga posisi kita menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir kemaluannya Stella mendesah.

“Ah.. enak Beno esst.. terus Beno..”

Akhirnya Stella menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya.

“Ahh.. Beno aku sampai Beno..” sambil mulutnya terus mengelum kemaluanku sedotan Stellapun semakin cepat dan kuat pada kemaluanku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kemaluanku.

“Ni, gue juga mau sampai Ni ahh..”

“Barengan ya..”

Mendengar itu Stella makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati kemaluanku dan akhirnya..

“Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali kemaluanku menyemprotkan sperma dalam mulut Stella dan dia menelan semuanya sehingga kitapun keluar secara bersamaan. Agen BandarQ

Akhirnya Stellapun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh kemaluanku hingga bersih.

“Makasih ya Beno aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue kabur..”, kata Stella

“Emang suami kamuh kemana?”

“Ga tau tiba-tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue”

“Lho kamuh dah punya anak?”

“Udah umur setahun, Beno”

Kemudian Stella memeluk aku dgn eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku cium bibirnya lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuBeno itu berubah menjadi ciuBeno penuh nafsu. Kemudian Stella memegang kemaluan aku yg masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Stella menaiki badan aku lal……u menjilati habis seluruh badan aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.

“Ach..” desahku sejalan dgn jilatan di badanku.

Kemudian Stella mengulum kemaluanku terlihat jelas dari atas bagaiBenoa kemaluanku keluar masuk mulutnya yg mungil itu.

“Ah. sst.. enak Sayg terus sedot Sayg achh..” desahanku semakin mengeras.

Lalu kuputar badanku sehingga posisi 69 dgn Stella diatas badanku lalu aku menjilati kemaluan Stella dan kuisep klitoris Stella.

“Ahh.. enak Beno terus Sayg, aku Sayg kamuh achh..” desah Stella meninggi.

Kemudian Stella memutar badannya kembali dan dia memegang ‘adikku’ yg sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang kemaluan setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Stella. Sehingga perlahan-lahan masuklah kemaluan aku ke liang senggama Stella

“Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamuh yg” lirih Stella.

“Punya kamuh juga sempit banget Yg, enak.. ah..” kataku.

Perlahan-lahan aku tekan terus kemaluanku ke dalam kemaluannya yg sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Stella mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kemaluan aku seperti disedot-sedot. Stella berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang.

“Ahh.. Sayg aku keluar Yg, ahh..” racaunya.

Setelah itu badan dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik badannya tanpa melepas kemaluanku yg ada di dalam kemaluannya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Stella dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Stella mengalami orgasme yg ketiga kali dalam waktu yg singkat ini.

“Ahh.. Sayg aku keluar lagi Sayg ahh..” Desah Stella.

“Kamuh lama banget sih Sayg” desah Stella sambil terus menggoygkan pinggulnya memutar.

“Ahh terus Sayg sstt enak Sayg terus..” racaunya.

“Iya aku juga enak Sayg terus Sayg ahh.. enak Sayg mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya.

Akhirnya setelah aku menggenjot Stella selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yg mendesak ingin keluar dari bagian kemaluanku.

“Sayg, aku mau keluar Sayg”

“Mau di dalam atau diluar Sayg?” kataku.

“Bentar Sayg aku juga mau keluar lagi nih ahh..” desah Stella.

“Di dalem aja Sayg biar aku tambah puas” desah Stella lagi.

“Ahh.. sst.. Sayg aku keluar Sayg ahh..” racauku

“Barengan Sayg aku juga sampai ah.. ahh.. oh..” desah Stella.

“Ahh.. Sayg aku keluar Sayg ahh.. sst.. ohh..” desahku.

“Aahh” menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali.

“Emmhh..” saat itu juga si Stella mengalami orgasme….”Makasih ya Sayg” kata Stella sambil mencium bibirku mesra.

Setelah itu kita langsung membersihkan diri di kamar Benodi dan didalam kamar Benodi pun kita sempat ‘main’ lagi ketika kita saling membersihkan punya pasangan kita masing-masing tiba-tiba Stella jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku tak tahan menahan gejolak yg ada maka aku duduk di ws dan Stella duduk di atasku dgn posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kemaluannya kedalam kemaluannya.

“Bless.. ahh.. sst.. enak Sayg ahh..” racaunya mulai menikmati permainan.

Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dgn posisi seperti itu maka aku suruh memutar badannya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kemaluanku dan aku suruh Stella menungging dgn berpegangan pada tepian bak Benodi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya yg mengayun-ayun.

“Ah.. Beno aku mau keluar Beno..” desahnya.

“Beno aah..”, terasa cairan orgasme Stella kembali membasahi kemaluanku.

Karena kondisi Stella yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kemaluanku dan Stella melanjutkannya dgn mengulum kemaluanku hingga akhirnya..

“Ni aku mau keluar Sayg.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kemaluanku sehingga terlihat kemaluanku amblas semua ke mulutnya yg mungil itu.

Dan ketika Stella menyedot kemaluanku maka.. “Ah.. Ni..” akhirnya aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Stella dan aku lihat Stella menelan semua spermaku tanpa ada yg tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kemaluanku dgn menjilati sisa-sisa seluruh sperma yg ada.

Setelah itu kita saling membersihkan badan kita masing-masing dan kita kembali ke kamar dgn badan yg sama-sama telanjang bulat dan kita tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yg menutupi badan kita dan kita saling mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak. Tanpa terasa kita sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kita mengenakan baju kita masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Stella pulang ke kostannya di daerah Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini diturunkan kita masih sering melakukan hubungan intim. Demikian lah Cerita Porno Pengalamanku Ngentot Dengan Istri Temanku oleh Cerita sex hot